Ekstra Part 01♡

7K 403 22
                                    

Hayowww, assalamualaikum... Gimana part kemarin? Nangisnya berapa jam?🤣🤣🤣
Cus dibaca aja ekstra partnya siapa tau lebih terhibur nantinya☺️

***

Delapan bulan berlalu...

Alin tengah duduk santai di balkon kamarnya. Ia sedang menunggu Alif membuatkannya susu ibu hamil. Di usia kandungannya ke-sembilan bulan, Alif lebih protektif lagi mengenai kesehatan Alin dan calon bayinya.

Alif sering melarang istrinya untuk bekerja, termasuk memasak, mencuci, atau pekerjaan lainnya. Semua pekerjaan akan dilakukan oleh Bik Jumi dan beberapa maid lainnya.

Terkadang Alin mengeluh karena bosan. Ia sering merengek pada Alif. Seperti sekarang, Alif baru saja masuk ke kamar mereka. Alin sudah menyambutnya dengan keluhan bosan.

"Mas Alif lama banget, aku bosan tau!"

Yups, kalian tidak salah baca. Alin telah merubah panggilannya untuk Alif menjadi 'Mas'. Panggilan itu, Alif yang memintanya. Ia ingin memiliki panggilan khusus dari istrinya. Walaupun sudah ada 'Paksugan' dan 'Paksujel', tapi Alif merasa ada yang kurang.

"Kamu ga boleh kerja berat-berat sayang," ujar Alif sembari menaruh gelas berisi susu bumil untuk Alin. Alin mendengus kesal. Ia bersedekap dada sembari memanyunkan bibirnya.

"Emangnya aku kuli bangunan? Kerja berat-berat? Aku cuma bosan ga ngapa-ngapain." Alif terkekeh dengan ucapan random Alin. Sungguh istrinya ini benar-benar mood boosternya.

"Yaudah kamu mau apa, hm?" tanya Alif lembut. Ia berusaha jongkok di bawah kursi Alin lantas mengelus perut buncit istrinya.

"Besok ke aku mau ngemall sama Dinda dan kembar boleh ga? Sekalian nanti pas pulang aku mampir ke kantor," pinta Alin. Mendengar itu, Alin berpikir sejenak.

"Boleh ya mas? Aku mau jalan-jalan aja, boleh ya?" bujuk Alin. Alif menghela nafas panjang.

"Nanti kalau kamu kecapean gimana?" Jika ditanya apakah Alif khawatir, tentu saja jawaban ya. Di usia kandungan Alin yang tinggal beberapa minggu lagi Alif sangat khawatir jika Alin sampai kelelahan.

"Ga akan sayang, boleh ya? Ada Dinda, Amil sama Amel kok, jadi aman-aman aja kalau sama mereka," bujuk Alin. Bagaimana Alif tak akan luluh jika begini. Ia terpaksa mengangguk walaupun masih terbesit rasa khawatir dihatinya.

"Yaudah boleh, tapi kalau ada apa-apa langsung telpon saya," ujar Alif. Alin tersenyum sumringah. "Siap zaujiiiiii,"

Alin hendak memeluk Alif namun terhalang perutnya yang membesar. Alif peka, ia sedikit meninggikan badannya agar Alin bisa memeluknya dengan puas.

"Makasih ya babanya baby z," ujar Alin.

"Sama-sama mamanya baby z," balas Alif.

"Udah dilepas dulu ya, ini minum susunya keburu dingin nanti." Spontan Alin melepas pelukannya. Ia mengambil gelas berisi susu bumil itu dari tangan Alif. Alif masih berjongkok di sembari mengelus perut buncit istrinya.

Tak terasa waktu berputar dengan cepat. Alif bahkan merasa bahwa kemarin ia baru saja berjabat tangan dengan Ayah David. Sekarang ia akan segera menjadi ayah. Sungguh ia tak mampu berkata-kata. Ia ingin anaknya nanti menjadi anak yang sholih.

Beberapa bulan lalu, Alif sempat mengantarakan Alin untuk USG. Menurut keterangan dokter jenis kelaminnya laki-laki. Alin begitu senang. Alasannya hanya satu, ia tak ingin anaknya seperti anak dari tokoh wattpad favoritnya yang menjadi pesaing tokoh wattpadnya untuk mendapat kasih sayang dari suaminya.

Wanita mana yang tak cemburu melihat anaknya menjadi pesaing baru untuk menjadi kesayangan suaminya. Tentu saja tidak ada! Termasuk Alin.

"Mas, masuk yuk!" ajak Alin.

My Destiny Is You (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang