29♡

14.6K 1.1K 61
                                    

Haiii... Balik lagi bersama aku...
Cus dibaca, jangan lupa vote guys. Ga vote gue doain tangannya gatel-gatel pengen mencet bintang di pojok kiri bawah. :)

***

Hari ke-enam honeymoon di Dubai. Alin dan Alif kini tengah menikmati waktu bersama di sebuah taman. Mereka kompak memakai busana dengan warna yang sama, yaitu abu-abu. Alif menggunakan gamis sedangkan Alin menggunakan abaya dilengkapi dengan tas kecil berwarna hitam dan hijab yang senada dengan abayanya.

Tak hanya pakaian, sepatu hingga jam tangan mereka juga couple. Mereka kompak memakai sneaker putih dan jam tangan dari brand ternama. Mereka bergandengan tangan sesekali Alin menganyunkannya berkali-kali.

Alif yang tinggi, tegap dan atletis disandingkan dengan Alin yang pendek dan mungil. Mereka seperti sepasang sugar daddy dan sugar baby versi islami.

"Habibati, kamu capek?" tanya Alif. Alin mendongak lantas menggeleng. Alif tersenyum simpul, ia senang melihat Alin yang begitu antusias mengelilinginya taman. Sesekali mereka menyapa anak-anak kecil yang sedang asyik bermain.

"Kak, boleh minta sesuatu ga?" tanya Alin.

"Hm, minta apa habibati?" tanya Alif.

"Tapi jangan bilang aku matre ya," pinta Alin. Alif menghela nafas panjang. Ntah kenapa Alin selalu mengucapkan kalimat itu sebelum ia meminta sesuatu pada Alif.

"Iya habibati. Mau minta apa sayang?" tanya Alif. Alin tersenyum simpul lalu dengan antusiasme yang tinggi, ia menarik tangan Alif kearah penjual es krim.

"Es krim lagi?" tanya Alif. Alin cengengesan lantas mengangguk.

"Boleh ya, lagi pengen loh. Panas-panas gini enaknya makan es krim. Manis, creamy-creamy gitu," ujar Alin. Alif geleng-geleng kepala. Tanggung juga, orang sudah ada di depan lapaknya yasudah dibeli saja.

"Hm, yaudah ini terakhir. Nanti kalo kamu minta lagi ga akan saya bolehin," ujar Alif dengan tegas. Alin mengangguk sembari tersenyum manis.

"Insyaallah kalo aku ga khilaf minta es krim lagi hehe," jawab Alin dengan diakhiri cengiran kudanya.

"Dasar cewe." Alin cengengesan. Ia melingkarkan tangannya di lengan Alif. Bergelayut manja disana, tak peduli jika banyak yang memandang iri terhadapnya.

Alif sibuk memesankan es krim coklat untuk Alin. Sedangkan Alin sibuk memainkan jari-jari besar Alif. Lengan kekar Alif pun jadi sasaran kejahilannya. Ia mencubit kecil lengan Alif. Sang empu bukannya merasa kesakitan justru merasa kegelian.

"Habibati, jangan nakal," tegur Alif.

"Hehe maaf. Kak Alif masih lama kah?" tanya Alin. Alif tersenyum. Penjual es krim itu menyerahkan es krim pesanan Alif. Alif pun membayar nominal yang tertera di papan menu.

"Yeyy es krim!!" sorak Alin.

"Thank you, Sir." Penjual es krim itu mengangguk sembari tersenyum. Alif dan Alin pun pergi menuju bangku taman yang disediakan.

"Jangan lupa baca basmillah dulu sebelum makan," tegur Alif ketika Alin akan menyuapkan es krim itu ke dalam mulutnya.

"Hehe lupa, bismillahirrahmanirrahim..." Alin menyuapkan es krim itu ke dalam mulutnya. Kepalanya digoyangkan ke kanan dan kiri. Bibirnya tersenyum hingga tampak lesung di pipinya. Matanya juga ikut hilang, dan hanya menyisakan satu garis melengkung ke atas. Lucu dan menggemaskan dimata Alif.

"Enak?" tanya Alif.

"Enak. Enak banget." Alif tersenyum simpul ia memeluk Alin dari samping. Matanya tak lepas menatap Alin. Sesekali Alif mengelus puncak kepala Alin yang masih terbalut hijab.

My Destiny Is You (TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now