39♡

12.4K 1.1K 211
                                    

Haiiii, Silahkan dibaca, jangan lupa votenya...

***

"Gimana keadaan istri saya?" tanya Alif. Dokter bername tag 'Diana' itu pun mengangguk dan tersenyum.

Fyi, mereka sudah berada di ruangan dokter. Disana ada seorang dokter yang kira-kira usianya sudah memasuki kepala empat. Alin duduk diam di samping Alif dengan tangan yang digenggam erat oleh sang empu.

"Istri bapak tidak apa-apa. Hanya gejala ringan saja," ujar Dokter Diana ambigu. Alin dan Alif mengernyitkan dahi masing-masing. Mereka tak paham dengan yang diucapkan oleh Dokter Diana.

"Maksudnya gimana dok? Saya alergi?" tanya Alin.

Dokter Diana terkekeh. "Tidak bu-"

"Jangan panggil bu dong dok. Saya masih 18 tahun loh. Masa di panggil bu sih," potong Alin. Ia menyilangkan tangannya di depan dada, bibirnya pun ikut mengerucut lucu. Alif hanya bisa tersenyum kikuk dibuatnya.

"O-oh iya mbak. Maaf ya, sebenarnya semuanya baik-baik saja. Dari hasil pemeriksaan medis, mbak Alin dinyatakan positif-"

"HAH? APA? POSITIF?" pekik Alin. Dokter Diana pun terlonjak kaget dengan teriakan Alin.

"Kak, aku positif hiks..." Tangis Alin pecah seketika. Alif terdiam, ia sama sekali tak mengerti ada apa dengan istrinya ini. Dokter Diana mengatakan Alin positif, positif apa maksudnya?

"KAK ALIF KENAPA DIEM AJA?" teriak Alin.

"Hah? Apa? Kenapa?" beo Alif tersadar dari lamunannya. Alin gemas dengan tingkah Alif yang seakan tak mengetahui apa yang terjadi padanya. Ia mencubit keras perut Alif hingga sang empu meringis kesakitan.

"Astaghfirullah... Awsss... Sakit habibati. Kenapa saya dicubit?" tanya Alif sembari meringis karena cubitan Alin begitu menyakitkan.

"KARNA KAK ALIF DIEM AJA! UDAH TAU ISTRINYA POSITIF MASIH AJA DIEM! LAKUIN SESUATU KEK!!!" teriakan Alin semakin kencang. Dokter Diana pun reflek menutup telinganya karena takut gendang telinganya rusak.

"Astaghfirullah... Sebentar habibati. Tenang dulu," bujuk Alif sembari mengusap pundak hingga punggung Alin agar nyai reog-nya tenang.

"TENANG APANYA!? GUE POSITIF PAKSUJEL!" pekik Alin lagi.

"Iya-iya saya tau, tapi coba kamu pikir. Kamu positif apanya sayang? 'Kan belum tau. Makanya cari tau dulu jangan suka motong omongan orang kaya tadi," nasehat Alif.

Kini nyai reog Alif alias Alin lebih tenang. Ia pun memikirkan apa yang dikatakan oleh Alif ada benarnya juga.

"Dokter, saya positif apanya ya?" tanya Alin polos.

"Astaghfirullah mbak Alin baru sekarang nanyanya?" sarkas Dokter Diana. Sepertinya Dokter Diana trauma dengan tingkah ajaib Alin.

Alin yang sudah bisa duduk dengan tenang pun hanya bisa nyengir lebar sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sedangkan Alif menghembuskan nafas lega. Akhirnya nyai reog-nya sudah jinak kembali.

"Maaf dok, saya kan kaget," ujar Alin sembari nyengis kuda. Alif dan Dokter Diana kompak geleng-geleng kepala.

"Astaghfirullah mbak. Yaudah tolong jangan potong ucapan saya lagi ya!" pinta Dokter Diana. Alin pun mengangguk sembari tersenyum menampilkan giginya yang berjajar rapi.

"Mbak Alin tidak kenapa-kenapa. Menurut pemeriksaan medis, mbak Alin dinyatakan positif hamil," ujar Dokter Diana. Alif terdiam mematung. Perasaan baru sekali loh bikinnya, kok cepet banget jadinya.

"Oh ternyata aku positif hamil kak Alif," ujar Alin santai. Tapi tak lama ia melototkan matanya lalu berdiri dan menggebrak meja.

'Brakkk'

My Destiny Is You (TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now