Epilog♡

6.1K 395 43
                                    

Hayowww, assalamualaikum...

***

Alif tengah berada di ruangan Alin. Pria itu tampak kelelahan hingga tertidur sembari duduk disamping brankar istrinya. Tidurnya tampak begitu nyenyak hingga tak menyadari jika Alin mulai sadar.

"Kak Alif?" panggil Alin.

"Kak?" panggil Alin lagi. Tidak ada sahutan dari sang empu. Alin merasa tenggorokannya kering. Namun, Alif tak kunjung bangun juga.

Alin menyisir helai rambut suaminya. Wajah yang tenang membuatnya ingin terus menatapnya.

Netra indah Alin tak sengaja menatap infus yang menempel di tangannya. Ia jadi teringat amukan Amil tadi. Ia ingin melihat kondisi Amil. Namun jika dipikir-pikir apakah Amil akan memaafkannya?

Alin menghela nafas berat. Pikirannya berkecamuk, kepalanya terasa amat pusing. Alin berusaha untuk meredam rasa sakitnya dengan memejamkan mata. Ia merasakan ada yang mengelus tangannya. Perlahan Alin membuka matanya.

"Habibati, kamu udah bangun?" Tanya Alif.

"Kak, aku haus," rengek Alin.

Tanpa babibu, Alif berdiri untuk mengambilkan air putih untuk istrinya. Alif membantu Alin untuk sedikit duduk saat minum. Setelah itu, Alin ditidurkan kembali.

Alin tersenyum manis, "makasih kak Opal."

"Sama-sama." Alif ikut tersenyum sembari mengelus dahi Alin.

"Masih pusing, hm?" tanya Alif. Alin menggelengkan kepalanya pelan.

"Sedikit, tapi udah gapapa." Alif mengangguk. Ia adalah tipikal laki-laki yang peka, Alif duduk di samping Alin. Lalu memijat pelipis istrinya.

Alin mendapat perlakuan seperti ini hanya tersenyum simpul. Ia mulai memejamkan matanya dan menikmati pijatan paksugannya.

Mata indah Alin yang tadinya memejam, tiba-tiba terbuka. "Kenapa, hm?" tanya Alif.

"Kak, Kak Arya beneran udah meninggal?" tanya Alin tiba-tiba. Dapat Alin lihat jika Alif terlihat sedikit murung ketika mendengar pertanyaannya.

Anggukan pelan menjadi jawaban atas pertanyaan Alin. "Jenazah Arya masih diurus sama Shaka, Agam dan Devan. Insyaallah nanti ba'da isya' jenazah Arya diantar ke rumah Shaka, atas izin Shaka sekeluarga tentunya," ujar Alif.

"Innallahi wa innailaihi roji'un, kita kesana ya kak?" pinta Alin.

"Tapi kamu belum pulih habibati,"

"Aku udah gapapa kak, aku mau ngelayat sekalian aku mau minta maaf sama Amil," ujar Alin. Dapat Alif lihat jika air mata Alin mulai membendung di pelupuk mata istrinya.

"Yasudah, nanti kita kesana. Tapi minta izin sama dokter dulu ya?" ujar Alif. Alin tersenyum simpul.

"Makasih kak opal,"

***

Tepat pukul tujuh malam, jenazah Arya sampai di rumah Shaka. Tangisan sedih mewarnai kedatangannya. Baik Alin maupun Alif tak menyangka jika Arya akan berpulang secepat ini. Mereka berhutang budi pada Arya.

My Destiny Is You (TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now