22♡

19.2K 1.5K 114
                                    

Haiii... Jangan lupa klik bintang di bawah ya:)

***

Demam Alif sudah reda, meskipun terkadang ia rewel hanya karena ditinggal sebentar oleh Alin. Seperti sekarang Alif tengah terisak sembari memanggil-manggil nama Alin.

"Hiks... Hiks... Habibati..." panggil Alif sembari menuruni anak tangga.

"Sayang hiks..."

"Zawjati... Hiks... Hiks..."

Alin yang tengah berada di dapur untuk membuatkan cheesecake favorit Alif. Ia tak sendiri melainkan ada Bik Jumi yang membantunya. Alin masih tetap fokus mengaduk adonan kue sesekali melempar candaan. Ia sama sekali tak mendengar panggilan Alif.

"Non, saya kaya denger suara Tuan Muda manggil-manggil non Alin," celetuk Bik Jumi.

"Hah? Masa sih bik? Saya ga denger tuh," ujar Alin.

"Coba di cek aja non. Mungkin Tuan Muda butuh sesuatu," saran Bik Jumi. Alin mengangguk lalu pamit ke pergi menemui Alif.

Alin berjalan melewati ruang tengah dan sampailah ia di ruang tamu. Tepat di anak tangga paling bawah menuju kamarnya, terlihat Alif sedang duduk dengan nenundukkan kepalanya. Bahu laki-laki itu bergetar isakan kecil terdengar.

"Eh kak Alif? Ngapain disini?" tanya Alin.

"Hiks... Hiks... Kenapa kamu ninggalin saya?" tanya Alif balik.

"Eh kok nangis? Udah cup cup cup, aku cuma ke dapur kak. Mau bikinin kak Alif cheesecake. Kata Umi kak Alif suka banget sama cheesecake," ujar Alin.

"Tapi kan saya jadi khawatir kamu ninggalin saya sendiri di kamar," ujar Alif masih dengan isakan dan suara yang bergetar.

Alin terkekeh lalu menyisir rambut Alif ke belakang. Alif menarik pinggang Alin lalu menubruk perut Alin. Ia mendusel-duselkan wajahnya disana. Alin geleng-geleng kepala. Wajah sangar Alif hilang ketika bersamanya dan tergantikan oleh wajah yang manja padanya.

"Yaudah maaf zawji," ucap Alin. Meskipun wajah Alif masih terbenam di perut ratanya. Dapat Alin lihat telinga Alif yang memerah karena panggilannya.

"Habibati... Tolong pegang tangan saya kuat-kuat," pinta Alif. Alin belum mengerti.

"Hah? Emang kak Alif kenapa?" tanya Alin.

"Saya mau terbang ke luar angkasa kalo kamu terus-terusan bikin saya salting brutal seperti ini," ujar Alif.

Alin tertawa kecil. "Hahaha kak Alif bisa aja. Udah yuk ke atas, istirahat lagi. Badan kak Alif masih anget nih."

Alif mengangguk tapi ia masih enggan berdiri. Alin berusaha menjauhkan wajah Alif dari perutnya. Tapi Alif malah mempererat pelukannya.

"Kak, ayo dong. Katanya mau ke atas?"

"Ehm." Alif berdehem untuk menanggapinya.

"Ish mau ke atas atau nggak sih?" kesal Alin.

Tanpa menjawab apa-apa Alif berdiri dan langsung menggendong Alin ala bridal style. Alin terperanjat kaget dan melayangkan pukulan kecil di dada bidang Alif, sedangkan si pelaku malah tertawa.

"Ish ga bilang-bilang mau gendong. Kaget tau," omel Alin.

"Hehe maaf. Lain kali begitu lagi deh," ujar Alif. Alin melotot tak terima.

My Destiny Is You (TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now