54♡

5K 412 62
                                    

Assalamualaikum semuanyaaaa.... Cus dibaca!!!

***

Kini Alif tengah menyetir mobilnya sendiri. Setelah kejadian Alin diteror kemarin, istrinya kembali diteror pagi ini. Ntah siapa yang berani meletakkan boneka dengan pisau tertancap dibadannya di gerbang resort. Mirip sekali dengan boneka yang ditemukan oleh Alivia ketika berada di mansion Alif.

Demam Alin tadinya mulai menurun, namun kembali naik setelah mengetahui ada teror yang dikirimkan untuknya. Ia sempat pingsan lagi tapi Alif bertindak cepat dengan membawanya untuk memeriksakan diri di rumah sakit, tempat ia dirawat sebelum ia dan Alif pergi ke resort.

Setelah pemeriksaan, dokter hanya mengatakan jika Alin tidak boleh stres apalagi kandungannya belum terlalu kuat. Alin harus banyak-banyak istirahat. Alif begitu protektif terhadap Alin. Ia menghubungi bodyguard untuk mengawal kepulangannya dan Alin.

Meskipun sudah ada keempat sahabatnya, Alif tetap keukeh ingin bodyguard mengawal mereka dari rumah sakit menuju mansion.

Posisi kawalan pulang ini terdiri dari Devan yang mengendarai mobil civic lalu disusul mobil Alif. Setelahnya ketiga sahabat Alif, Shaka dan Gus Agam berjajaran. Arya berada paling belakang disusul oleh beberapa bodyguard Alif yang mengendarai motor masing-masing berboncengan.

Selama perjalanan, berjalan mulus-mulus saja. Tibalah di suatu tikungan yang sepi, mereka berhenti. Ada beberapa orang menutup jalanan menggunakan sebuah mobil dan beberapa motor besar. Awalnya Devan terkejut, akhirnya ia memberhentikan mobil yang ia kendarai lantas keluar dari mobil itu.

"Siapa kalian?" tanya Devan pada orang-orang berpakaian hitam. Wajah mereka tertutup topeng tengkorak. Diantaranya terlihat dua orang wanita dengan outfit yang sama. Namun jika ditelisik, mereka mirip dengan seseorang.

"Izinkan kami untuk pergi," ujar Devan sopan. Ia tak mau berurusan dengan siapapun saat ini.

"Hahaha boleh, mau pergi boleh. Tapi perginya ke pangkuan Tuhan aja," ujar salah seorang laki-laki bertubuh kekar. Mungkin saja ia adalah ketua komplotan itu.

"Maksud kalian?"

"HAJAR!" Tanpa menunggu aba-aba, laki-laki itu menyuruh beberapa anak buahnya untuk menyerang Devan.

Shaka dan Gus Agam turut membantu Devan yang sempat dikeroyok oleh anak buah laki-laki itu. Bahkan beberapa bodyguard Alif juga ikut turun tangan.

Arya, pemuda itu juga tak tinggal diam. Ia bersiap untuk menyerang. Tapi netra tajamnya menangkap seorang wanita dari balik semak-semak. Arya juga sempat melihat pisau yang disembunyikan oleh wanita tersebut. Sepertinya penyerangan ini sudah direncanakan.

Arya melihat beberapa bodyguard Alif terlukap parah akibat serangan brutal dari lawannya. Kini hanya tersisa beberapa bodyguard yang berjaga mengitari mobil Alif.

Sedangkan di dalam mobil, Alif sibuk mencari signal untuk menghubungi Ayah David dan Abi Hakim. Alif tak mengenal siapa yang menyerang mereka saat ini. Maka dari itu Alif meminta bantuan dari Abi dan ayah mertuanya.

Akhirnya Alif mendapat sedikit signal. Ia segera menghubungi Abi Hakim yang sedang aktif saat ini. Beberapa detik kemudian, Abi Hakim mengangkat telepon dari Alif.

"Assalamualaikum Lif, ada apa? Tumben kamu telepon,"

"Wa'alaikumussalam Bi, kami diserang di tikungan dekat pantai," ujar Alif dengan cepat. Abi Hakim tentu terkejut mendengar kabar itu.

My Destiny Is You (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang