18♡

19.7K 1.4K 61
                                    

Lanjuttt...

Eh bentar-bentar, jangan lupa vote yaww... Hehehe

***

"Waw," decak kagum Alin. Interior yang menawan. Perpaduan warnanya membuat mata betah lama-lama menatapnya. Alin menyukai kamar ini. Luas dan nyaman itulah yang tergambar dari setiap sudut ruangan ini. Kamar mandi dan ruang ganti baju ada di samping ruangan. Hanya dibatasi oleh dinding tetapi masih satu lingkup ruangan.

"Ketika melihat suatu pemandangan yang indah usahakan mengucapkan kalimat 'Masyaallah' sayang," tegur Alif dengan nada lembut.

"Hm, iyaaa. Masyaallah," balas Alin.

"Hm... Pinter banget sih," puji Alif.

"Turunin gue," titah Alin.

"No! Cium dulu," modus Alif.

"Hah?" beo Alin.

"Cium dulu baru saya turunin," ujar Alif. Alin masih terbengong-bengong. Ada apa dengan Alif.

"Kenapa diem? Mau turun ga?" tanya Alif membuyarkan lamunan Alin.

"Gue gamau cium lo! Turunin gue cepet!" titah Alin.

"Gamau cium berarti gausah turun."

"Yaudah emang lo kuat gendong gue terus?" tantang Alin.

"Tentu habibati, saya bikin kamu terbang pun bisa," ujar Alif.

"Hahahaha mana bisa?"

"Bisa."

Tanpa aba-aba Alif melempar Alin ke atas. Alin terkejut lantas berteriak. Ketika tubuh Alin akan jatuh, dengan sigap Alif menangkapnya. Jantung Alin sudah hampir copot dibuatnya.

"LO MAU BIKIN JANTUNG GUE COPOT HAH!? YAALLAH ASTAGHFIRULLAH, LAA ILAHA ILLALLAH, ALLAHUAKBAR," pekik Alin. Tangannya pun memukul dada bidang Alif bertubi-tubi. Alif justru tertawa.

"Hahaha kamu yang nantang kok kamu yang marah-marah," ejek Alif.

"Om, gila lo ya? Mana ada suami lempar istri sampe terbang gitu. Sumpah om gue gamau lagi. Please turunin gue!" rengek Alin.

"Oh kamu mau lagi? Oke."

"GUE BILANG GAMAUUUUU!!" pekik Alin ketika Alif akan melemparnya lagi. Tangannya melilit leher Alif sembari menyembunyikan wajahnya di dada bidang suaminya itu.

"Hahahah yaudah cium dulu." Alif tekekeh geli menatap Alin.

"GAMAU." Alin masih bersikeras tidak mau melakukan apa yang Alif bilang.

"Oh yaudah lempar lagi nih," ancam Alif. Alin reflek menggeplak dada bidang Alif.

"Ish... Ngeselin lo ya? Yaudah."

"Yaudah apa zawjati?" goda Alif.

"Yaudah gue mau cium lo," cicit Alin. Alif tersenyum lebar lalu mendekatkan pipi kanannya ke Alin.

"Yes Cium, cium, cium..." sorak Alif. Alin menggeplak lengan berotot Alif.

"Diem atau gue gigit," ancam Alin. Sontak Alif terdiam.

My Destiny Is You (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang