26♡

15K 1.4K 47
                                    

WOYYY!!!

Kangen aku ga?

Maap ya gantung banget kemarin hehe... Yuk cus baca lanjutannya...

***

Malam yang indah berteman dengan bintang dan bulan. Pantulan cahaya dari gedung-gedung pencakar langit membuat pemandangan yang tampak indah dipandang mata.

Alif, pemuda tampan itu tengah berkutik dengan laptopnya. Ntah ada pekerjaan apa sehingga ia melupakan istri cantiknya yang sedang menatapnya malas. Sudah 2 jam lebih Alin diabaikan oleh Alif. Niat hati Alif akan membawa Alin jalan-jalan di malan hari. Tapi apalah daya, Alif justru lebih mementingkan puluhan dokumen yang terjajar rapi di meja.

"Kak Alif?" panggil Alin.

"Hm." Alif menbalas dengan deheman tanpa mengalihkan pandangannya. Alin berdecak sebal. Kenapa suaminya begitu serius saat bekerja. Bahkan tidak ada tatapan teduh, tapi tatapan tajam serta menusuk yang Alif perlihatkan.

Alin berkali-kali menghela nafas panjang. Ia teringat pesan bundanya. Malam hari waktunya dinas suami istri. Itulah yang dikatakan oleh Bunda Hafsah.

Bunda Hafsah baru tahu, selama 3 bulan menikah Alif belum pernah menjamah tubuh Alin. Bahkan ia sampai terkejut. Setelah Alin menjelaskan tentang hubungannya dengan Alif, Bunda Hafsah langsung menceramahi Alin habis-habisan. Alin hanya diam mematung dan berusaha mencerna apa yang Bunda Hafsah sampaikan.

Bahkan Bunda Hafsah sampai memberikan beberapa lingerie beserta parfum untuk Alin. Ia tak mau anaknya terus-terusan berdosa karena tidak memenuhi kewajibannya sebagai istri. Pada akhirnya Alin menerima segala yang diberikan oleh Bundanya termasuk ceramah panjang lebar.


Alif masih sibuk dengan laptopnya tanpa menghiraukan Alin yang menatapnya dengan tatapan jenuh. Alin memutuskan untuk mengambil paper bag berisi parfum dan baju haram di lemarinya. Ntah hatinya tergerak untuk melakukan itu. Ia tak peduli bagaimana respon Alif nantinya. Yang penting adalah hak Alif sebagai suami harus ia penuhi malam ini juga.

(Baju HARAM!!)

Alin keluar dari kamar mandi dengan menggunakan gaun satin itu. Tak lupa ia menyemprotkan parfum di titik-titik yang sering Alif gunakan untuk menghirup aroma tubuhnya. Ia mencepol rambutnya tinggi hingga tampak lehernya yang jenjang dan mulus.

My Destiny Is You (TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now