20♡

21.5K 1.5K 68
                                    

KLIK BINTANGNYA DULU BARI BACA....


***

"Gapapa belajar lagi. Semua itu berawal dari niat dan kemauan dalam belajar. Kalau kamu niat dan mau untuk memperbaiki tata bicara kamu, kamu pasti akan terbiasa," ujar Alif. Alin pun mengangguk.

"Hm oke om. Eh kak." Alif tersenyum smrik. Alin pun menatap Alif memelas.

"Gue baru belajar om. Eh kak. Please lah jangan unboxing gue dulu," rengek Alin. Alif terkekeh.

"Kamu jangan keluar dulu," titah Alif. Alin mengerutkan keningnya. Hatinya ketar-ketir melihat aksi Alif. Apa hari ini ia akan pecah perawan? Akankah Alif meng-unboxingnya sekarang?

"Ayo turun," ajak Alif setelah membukakan pintu untuk Alin. Alin masih terdiam. Ia menatap Alif dengan tatapan memelas dan ketakutan menjadi satu.

"Mau saya gendong hm?" tawar Alif.

Alin masih diam tak bergerak. Alif terkekeh ia paham betul apa sedang dipikirkan oleh Alin.

"Habibati," panggil Alif. Alin sedikit mendongak menatap Alif dari bawah.

"Ayo masuk! Kamu masih mau disini hm?" tanya Alif. Alin menggeleng cepat.

"Yaudah ayo," ajak Alif dengan mengulurkan tangannya membantu Alin keluar dari mobil mewahnya. Dengan ragu Alin menerima uluran tangan Alif. Ia pun keluar dari mobil dengan tangan masih menggenggam jemari Alif.

Alif melepaskan genggamannya lalu menggendong Alin ala bridal style. Alin yang belum siap pun terperanjat ketika Alif tiba-tiba mengangkatnya seolah ia tak memiliki beban.

"E-eh om. Eh kak." Alif kembali tersenyum tipis. Sangat tipis sampai-sampai tak terlihat bahwa ia sedang tersenyum. Tentu hanya Alin yang menyadari senyum Alif itu.

"Manggil saya apa tadi?" tanya Alif.

"Om. Eh kak," jawab Alin.

"Gemesin banget sih." Alif menghadiahi kecupan ringan di puncak kepala Alin. Pemandangan romantis seperti ini membuat para bodyguard yang berjaga di depan rumah Alif merasa seperti nyamuk.

"Ayo masuk. Gu- eh aku malu dilihatin mereka," rengek Alin. Alif melirik para bodyguardnya yang sedang menunduk.

"Na'am habibati."

'Cup'

Alif mencium kening Alin dengan sayang. Para bodyguard yang menyaksikan itu hanya mampu terdiam. Batin mereka seakan tersiksa oleh adegan romantis tuan dan nonanya.

Alif dan Alin masuk ke dalam istananya. Para bodyguard akhirnya bisa bernafas lega.

"Rasanya gue mau pulang kampung aja dah," celetuk bodyguard A.

"Ho'oh sama. Gue kaga kuat liat keromantisan Tuan Muda sama Non Alin," sahut bodyguard B.

"Bener rasanya pengen ketemu ayang secepatnya," sambung bodyguard C.

"Emang ada yang mau sama lo?" tanya bodyguard A.

"Ya ada lah. Masa iya gue yang ganteng gini gaada yang naksir," narsis bodyguard C. Bodyguard A dan B hanya mampu memutar bola matanya, malas.

My Destiny Is You (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang