03♡

21.7K 1.5K 83
                                    

Hahaha nungguin update yaa??
Sabar ya bestie✌🏻:)
Maaf ya kemarin gantung wkwk...

Selamat menikmati my story wkwk...

***

"Em a-anu a-alin..." Ntah mengapa suara Alin terbata-bata. Alin meremas rok yang ia pakai. Ia menghela nafas sejenak kemudian menegakkan kepalanya, menatap Ayah David dan Bunda Hafsah.

Bunda Hafsah peka dengan keadaan Alin, memeluk tubuh Alin dari samping untuk menenangkannya.

Alin menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Dirasa telah tenang ia memasang senyum terbaiknya.

"Pertama-tama Alin berterimakasih kepada Pak... E-eh maksudnya Kak Alif atas keberaniannya meminang Alin dihadapan Ayah. Tapi... " Alin menggantung jawabannya. Alif sudah pasrah apapun jawaban Alin. Jantung mereka serasa berdetak cepat.

"Tapi apa nak?" tanya Umi Ana. Semua orang menunggu jawaban Alin.

"Tapi bolehkah Alin meminta waktu untuk memikirkan semuanya? Maksudnya gini em-em menurut Alin pernikahan bukanlah suatu permainan. Pernikahan artinya menerima tanggung jawab baru. Alin rasa Alin perlu memikirkan tentang semuanya dulu," jawab Alin panjang lebar. Ia berharap semua orang mendukungnya.

Semua orang tersenyum. Bahkan Alif tanpa sadar juga tersenyum mendengar jawaban Alin. Ia tak salah pilih calon istri. Dibalik sikapnya yang bar-bar tersimpan sifat dewasa.

"Baiklah nak tak apa-apa kami mengerti. Kamu minta waktu berapa hari?" tanya Abi Hakim.

"Em... Sebulan boleh ga?" Bunda Hafsah reflek menebok lengan putri bar-barnya. Baru saja ia berfikir bahwa sang putri telah dewasa ternyata tidak justru sifat bar-bar masih melekat pada diri Alin.

"Aduh bundaaa... apaan si bund!?" pekik Alin tertahan.

"Kamu ini dikasih hati malah minta jantung. Astaghfirullah Alin... Sebulan kelamaan sayang!" Bunda Hafsah gereget dengan sikap Alin. Sedangkan Alin ia menatap polos bundanya.

"Kaya kamu dulu ga gitu aja sah," celetuk Umi Ana.

"Ih apaan si an. Jangan ngungkit-ngungkit deh." Umi Ana terkekeh geli menatap sahabatnya. Lihatlah pipi Bunda Hafsah memerah. Ayah David ikut terkekeh.

"Bund inget ga dulu kamu sempet nolak aku loh!" ejek Ayah David.

"Hah... Beneran yah?" tanya Alin sambil menatap ayahnya.

"Apaan si ga inget." Pipi Bunda Hafsah memerah menahan malu.

"Ekhem... Udah stop it. Sekarang kamu minta berapa hari Lin?" Bunda Hafsah menetralkan mimik wajahnya. Fokus pada Alin.

"Sebulan kelamaan. Em seminggu deh hehe..." Final jawaban Alin.

Alif tersenyum. "Baiklah saya tunggu jawaban kamu Lin. Saya harap jawaban itu adalah jawaban yang terbaik."

Semua orang tersenyum.

"Em kami pulang dulu, seminggu lagi kami akan kemari untuk meminta jawaban." Abi Hakim berdiri dan menyalami Ayah David seraya tersenyum. Umi Ana berpelukan dengan Bunda Hafsah.

My Destiny Is You (TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now