34♡

10.8K 1K 92
                                    

Haii, kembali lagi sama aku...

***

Alif kembali ke kamarnya dengan wajah lesu. Ia berniat membersihkan diri sebelum sholat untuk menenangkan hatinya yang sedang kacau balau. Ditinggal beberapa jam saja sudah begini apalagi ditinggal lama.

Alif malas membongkar kopernya. Ia memilih membuka lemarinya lalu mengambil pakaiannya. Seperti biasa Alif mengambil kaos oblong berwarna moccha dan sarung kuning.

Ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sekaligus berwudhu.

Selesai dengan ritualnya, Alif segera memakai baju koko hitam yang masih rapi karena tersimpan dengan baik di dalam lemarinya. Tak lupa Alif memakai kopyah hitam yang biasa ia gunakan untuk sholat.

Pemuda tampan itu menggelar sajadah birunya dan bersiap melaksanakan sholat dhuhur. Alif terlihat begitu khusyuk tetapi di akhir salam Alif justru menangis sembari menggumamkan kalimat istighfar.

Air matanya tumpah begitu saja. Alif masih sesenggukan. Ujung hidung mancungnya kini berubah merah. Begitupun dengan matanya yang terlihat sembab.

"Astaghfirullahal adzim Yaallah, dimanakah istri hamba? Apa dia baik-baik saja? Hamba merindukannya yaallah hiks..."

"Apakah ini teguran dari-Mu karena hamba berlebihan mencintai ciptaan-Mu? Ataukah ini ujian karena engkau ingin tahu seberapa besar cinta hamba pada bidadari-Mu itu?"

"Hamba tidak tahu yaallah, tolong berikanlah petunjuk-Mu. Lindungi istri hamba, jagalah ia... Bidadari yang kau anugerahkan kepada hamba-Mu ini begitu amat berharga. Bahkan lebih berharga dari permata sekalipun... Yaa Hadi, yaa Ghofurur rohiim...

Robbanaa hablanaa min azwajinaa wa dhurriyyatinaa qurrota a'yun. Waj alna lil muttaqinaa imamaa...

Robbana atina fid-dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah, wa qinaa adzabannar... Aamiin yaa robbal alamiin..."

Alif berdzikir sejenak untuk menenangkan hatinya. Ia begitu rapuh tanpa Alin disisinya. Baru saja ia mengenyam kisah yang indah bersama istri kecilnya itu. Ada saja yang mengacaukannya. Tapi Alif tak ambil pusing, ia memilih pasrah akan kehendak Allah. Karena pasti itulah yang terbaik.

Kini hati Alif terasa sedikit damai dan tenang setelah berdzikir. Ia melirik jam dinding, ternyata sudah tepat pukul satu siang. Alif memilih turun dari lantai atas menuju lantai bawah. Mungkin anak buahnya telah tiba bersama Rendy.

'Tap tap tap'

Suara langkah kaki Alif menyadarkan beberapa orang berbaju hitam dengan wajah sangar. Sedangkan ditengahnya terdapat Ammar dan satu orang memakai tuxedo abu-abu yang tak lain dan tak bukan  adalah Rendy, sekretaris pribadi Alif.

"Assalamualaikum," ucap salam Alif.

"Wa'alaikumussalam Tuan Muda," balas anak buah Alif.

"Wa'alaikumussalam Lif," balas Ammar sembari tersenyum tipis.

Alif duduk di sofa seberang Ammar. "Udah nemu?" tanya Alif to the point.

"Belum, kayanya HP Alin mati. Ga bisa kedeteksi," ujar Ammar.

"Terus gimana? Masa gue diem-diem gini doang bang? Sedangkan istri gue dalam bahaya sekarang." Alif menunduk lesu. Ammar paham situasi Alif. Ia bangkit dan duduk di samping Alif.

My Destiny Is You (TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now