21♡

18.7K 1.5K 118
                                    

Kembali lagi bersama saya si paling Martabak Keju 🧀 hehe...

Cuss baca... Jangan lupa vote!!!!

***

"Sayang."

"Habibati."

Alin semakin mempercepat jalannya. Ia tak memperdulikan panggilan dari Alif.

"Zawjati berhenti."

"Berhenti sayang."

"Alin berhenti," panggil Alif dengan nada tegasnya. Seketika kaki Alin berhenti melangkah. Alif segera menyusul Alin. Dapat ia dengarkan isakan kecil Alin. Sepertinya Alin telah menangis. Ntah mengapa hatinya begitu sakit mendengar suara tangisan Alin.

"Sayang hei... Maaf yaa bukan maksud saya bentak kamu. Saya gamau kamu kenapa-kenapa. Saya bingung harus apa tadi," ujar Alif sembari merengkuh tubuh mungil Alin.

"Jahat! Lepasin!" ketus Alin.

"No. Saya gaakan lepasin kamu. Kamu mau pulang kan sayang? Ayo pulang," bujuk Alif. Alin masih diam tak memberontak.

"Sayang..." langgil Alif.

"Hiks... Hiks... Mata mereka hiks minta dicolok emang. Kenapa harus Kak Alif yang mereka liat? Hiks kenapa ga badut diujung sana aja sih yang mereka liat? Kenapa bukan hantu atau apa gitu kek yang mereka liat?" gerutu Alin.

Alif ingin tertawa tapi sebisa mungkin ia tahan untuk menghargai Alin. Alin cemburu pikirnya.

"Kamu cemburu sayang?" goda Alif.

"KALO IYA KENAPA?" ketus Alin dengan suara melengkingnya. Pengunjung pasar malam pun banyak yang menoleh kearah mereka.

Alif kepalang malu. Sedangkan si pelaku malah menatapnya tajam. "Suara kamu zawjati," tegur Alif.

Alin menghapus sisa air matanya dan menelusupkan wajahnya di dada bidang Alif. "Peka dikit napa. Gue gini juga karna lo!" gumam Alin. Tapi masih didengar oleh Alif. Alif tersenyum tipis mendengar sedikit gerutuan dari Alin.

"Maaf semua silahkan dilanjutkan," ujar Alif membubarkan massa yang masih saja menonton adegan romantisnya dengan Alin.

"Paksujel ayo pulang," rengek Alin.

"Panggil paksugan dulu baru kita pulang," goda Alif.

"Gamau."

"Oh gamau?"

"Iya kenapa? Masalah?"

"Oke saya kasih kamu hukuman mau?"

"Oke fine tapi dengan syarat, kakak gaboleh tidur dikamar! Tidur diluar!" Niat hati ingin membuat Alin kesal, tapi mengapa malah ia yang di ulti oleh Alin. Tentu sekarang mata Alif melotot tak terima.

"Gabisa gitu dong," elak Alif.

"Serah saya dong!" ujar Alin dengan menirukan gaya bicara Alif.

"Eh... Berani hm?"

"Kenapa paksugan?" goda Alin.

'Blush'

Telinga Alif mendadak memerah. Alin mulai pandai mengerjainya. "Udah pinter sekarang ngerjain saya hm?"

"Ya iya lah liat dulu siapa gurunya," bangga Alin.

"Siapa emang?"

"Nih, suami gantengku yang ngajarin."

'Blush'

Pipi Alif makin memerah. Salting brutal sampai terjungkal-jungkal ini namanya. Alin terkekeh melihat semburat merah yang tercetak di pipi Alif. Laki-laki dingin seperti Alif bisa salting juga.

My Destiny Is You (TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now