05♡

20.7K 1.4K 5
                                    

Jangan lupa vote, komen, share, and follow yaa...

***

"Hatiku ingin memilihmu namun tanganku masih digenggam erat oleh seseorang yang bahkan belum tentu jadi milikku."

(Aleena Putri Elnara)

***

Hari Sabtu, hari libur bagi anak SMK. Mereka sejenak beristirahat dari pegalnya praktek di sekolah. Begitu pula dengan Alin. Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi. Namun tak ada niatan sekalipun untuk mandi. Malas katanya.

"Assalamualaikum Alin," ucap salam Ayah David sembari berdiri diambang pintu. Pintu kamar Alin memang sengaja dibuka.

Sang empu tak menjawab karena sepasang headset bluetooth terpasang ditelinganya. Jarinya menari kesana kemari mengikuti nada lagu yang Alin putar.


Ayah david menggelengkan kepalanya. Tak habis pikir dengan putri sulungnya itu.

"Alin," panggil Ayah David. Tapi masih tak dihiraukan oleh Alin.

"Aleena!" panggil Ayah David dengan nada tegasnya. Alin menengok ke belakang betapa terkejutnya ia saat dibelakangnya sudah ada Ayah David.

"Eh Ayah..." Alin melepas headset bluetoothnya.

"Ada apa yah?" Ayah David menghela nafas.

"Dari tadi kamu ayah panggil ga nyaut ternyata pake headset? Ga jawab sal pula." tanya Ayah David.

Mata alin membola. "Eh ... Wa'alaikumussalam ayah udah dari tadi disini?" Bukannya menjawab Alin justru membalas pertanyaan lagi. Dasar Alin.

"Baru aja. Ayah mau bicara sama kamu." Ayah David mengutarakan niatnya ke kamar Alin.

"Oh duduk dulu yah, mau bicara apa?" tanya Alin.

"Nak hari ini hari apa?" tanya Ayah balik.

Dahi Alin mengkerut, pertanyaan macam apa ini bestie?

"Hari Sabtu," jawab Alin dengan mantab

"Lalu? Kamu sudah memikirkan jawaban atas lamaran Alif? Jangan lama-lama nggantung dia Lin."

Alin reflek menepuk jidatnya keras dan memejamkan matanya. Ayah David tak tinggal diam

"Heh jangan dipukul nanti otak kamu malah makin geser!" ucap Ayah David. Alin mendengan ucapan Ayah David itu pun reflek menabok lengan kekar ayahnya.

"Ih ayah kok gitu sii? Kan Alin lupa gituuu ini baru inget makanya ini tangan reflek nabok jidat," jelas Alin.

Ayah David terkekeh. "Terus gimana sama jawaban kamu?" tanya Ayah David kembali.

"Alin belum dapet jawaban yang pas," jawab Alin sembari menunduk.

"Nak, perlu kamu ingat ini. Laki-laki yang baik tidak akan mengajak pada keburukan. Kamu lihat laki-laki diluaran sana. Apa bagus mengajak perempuan yang bukan mahramnya pacaran? Apa laki-laki yang merangkul pundak wanita yang bukan mahramnya itu baik? Apa itu yang disebut keren?" tanya Ayah David dengan nada tegas namun masih terdengar lembut di telinga Alin.

My Destiny Is You (TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now