Chapter 6 : Serial Killer (Part 6/End)

4.2K 452 26
                                    

.
.
.
Happy Reading
.
.
.

Seorang gadis cantik bersurai hitam tengah berjalan sendirian di kegelapan malam. Angin malam yang dingin kerap kali menerbangkan rambutnya yang panjang hingga sedikit menutupi wajahnya. Malam itu suasana sangat hening, hanya suara hentakan high heels yang dikenakan gadis itu yang terdengar memecah keheningan malam.

Blus lengan panjang merah muda yang dipadukan dengan rok selutut berwarna hitam membalut tubuh mungilnya. Sebuah tas berwarna coklat muda tersampir di bahu kanannya. Tak dihiraukannya angin dingin yang menerpa kaki jenjangnya. Gadis itu terus berjalan dalam diam.

"Sarada, kau bisa dengar aku?"

Suara seseorang di seberang sana terdengar jelas melalui earphone di telinganya.

"Selipkan rambutmu ke belakang telinga, jika kau bisa mendengarku."

Tanpa menjawab apa pun Sarada segera menyelipkan rambutnya ke belakang telinga, tanda bahwa ia bisa mendengar dengan jelas suara rekannya di seberang sana. Matanya berkedip beberapa kali, sedikit merasa tidak nyaman dengan keberadaan benda asing di matanya.

Malam ini ia tidak menggunakan kacamata merahnya agar penyamarannya lebih sempurna. Selain itu, ia juga tidak mengenakan ikap kepala ninja yang biasanya ia pakai di kepalanya. Lalu, apa penglihatannya tidak buram tanpa kacamata?

Ia menggunakan soft lense, sebuah teknologi baru yang fungsinya sama seperti kacamata. Sebenarnya ini kali pertama ia menggunakan benda itu. Dan itu sebabnya kini matanya sedikit tidak nyaman. Mungkin belum terbiasa dengan keberadaan benda asing itu di matanya. Tapi walau begitu, ia masih bisa fokus menjalani rencananya malam ini. Hal kecil seperti ini tidak terlalu menganggunya.

"Jangan bertindak gegabah, mengerti?"

Sarada terus berjalan menyusuri gang-gang kecil yang gelap itu. Berbeda dengan guru dan teman-teman setimnya yang menatapnya khawatir tidak jauh dari tempatnya berada, langkah gadis itu penuh percaya diri. Tak ada keraguan sedikit pun di matanya.

Karena ia yakin, malam ini ia akan menangkap si pelaku. Lihat saja nanti.

***

"Semuanya akan baik-baik saja, kan?" tanya Boruto tiba-tiba.

Konohamaru yang sedang mengamati Sarada dengan teropong menoleh. "Apa maksudmu, Boruto?"

"Entah kenapa perasaanku tidak enak -ttebasa." lirih Boruto pelan.

Konohamaru menepuk muridnya itu pelan. "Tetap fokus, Boruto. Semua akan berjalan sesuai dengan rencana. Tenang saja."

"Kau tidak seperti biasanya, Boruto. Kau tampak tidak bersemangat. Bukankah kau ingin menangkap pembunuh berantai itu?" Mitsuki yang sedari tadi berada di samping Boruto turut bicara.

Mereka kini tengah berada di atap sebuah gedung tak jauh dari tempat Sarada berada. Mengamati setiap langkah gadis itu dan mengawasi keadaan disekitarnya.

Boruto menghela napas pelan. Tatapannya sejak tadi mengarah pada satu-satunya gadis di timnya yang tengah berjalan menyusuri gang-gang kecil di sekitar sana. Sudah hampir setengah jam berlalu, tapi tidak ada yang terjadi sama sekali. Dan suasana malam itu terlalu hening menurutnya. Seakan ada hal besar yang menunggu untuk meyerang.

To Love and Heal (Completed)Where stories live. Discover now