Chapter 28 : Menace

3.3K 372 17
                                    

Jangan lupa tinggalkan ⭐(vote)️ dan 💬 (komentar) ^^

Don't be SILENT READERS, okay?😉

Setidaknya tinggalkan jejak🙃

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Padahal hari masih sangat pagi, langit belum biru sepenuhnya, dan matahari juga baru saja merangkak naik dari peraduannya. Tapi di sana, di kamar rawat Sarada, sosok berambut kuning itu sudah terlihat menyembul dari balik pintu. Ia masuk dengan perlahan, berusaha agar tak mengusik tidur gadis berhelaian hitam itu.

Dengan senyum di bibirnya, ia duduk disisi ranjang Sarada. Iris sapphirenya menatap lembut, mengamati wajah polos gadis cantik itu yang tengah terlelap dalam tidurnya. Dengan bibir yang sedikit terbuka, terdengar dengkuran yang sangat halus dari gadis itu, membuat Boruto terkikik geli.

Sebenarnya batin Boruto tengah berkecamuk, berusaha keras menahan keinginannya untuk mencubit gemas pipi yang menurutnya cubby itu. Tak ingin jika perbuatannya itu nanti malah membuat gadisny ini terbangun. Tapi sepertinya ia tak bisa menahannya. Wajah terlelap Sarada terlalu menggoda untuk dibiarkan begitu saja. Maka, tangannya bergerak sendiri menyentuh pipi putih gadis itu dengan jari telunjuknya. Hal itu sepertinya sedikit membuat Sarada terusik. Ia sedikit menggeliat dalam tidurnya lalu berganti posisi dari yang asalnya tidur terlentang menjadi menyamping menghadap Boruto.

Boruto terkikik pelan. Perlahan menyingkirkan rambut panjang gadis itu yang sedikit menutupi wajah cantiknya. Menatap Sarada dari sudut pandang yang seperti ini bukan sesuatu hal yang baru baginya. Mereka rekan satu tim, sudah sering melakukan misi bersama, dan banyak dari misi itu yang berlangsung berhari-hari. Jadi, ini bukan pertama kalinya ia melihat wajah Sarada saat ia tertidur. Tapi entah kenapa, kali ini terasa berbeda.

Tidak seperti sebelum-sebelumnya, kini ada hal lain yang ia rasakan kala menatap wajah teduh gadisnya itu. Gadisnya. Ah, iya benar juga. Mungkin, perubahan status mereka yang asalnya hanya sekedar 'sahabat' menjadi 'sepasang kekasih' adalah salah satu faktor yang melatarbelakangi perasaan aneh yang ia rasakan saat ini. Karena gadis yang tengah ia tatap saat ini telah menjadi kekasihnya, jadi hal yang ia rasakan juga berbeda dari yang dulu.

"Kau cantik sekali, Sarada." gumamnya, mengagumi mata, hidung, dan bibir yang terpahat sempurna di wajah Sarada. Segala sesuatu dalam diri gadis itu rasanya sangat cantik hingga mampu membuatnya jatuh cinta lagi dan lagi.

Tanpa sadar tangan Boruto terus manri di atas wajah yang halus itu, layaknya sebuah pena yang menggoreskan tintanya pada selembar kertas. Berawal dari pipi, beralih menuju mata, turun ke hidung, dan akhirnya sampai di bibir. Tatapannya terpaku pada benda kenyal yang terlihat penuh dengan warna merah muda yang menggoda itu.

Glek

Tanpa sadar Boruto menelan ludahnya. Mengulang kembali memori saat ia merasakan betapa kenyalnya benda itu dengan bibirnya sendiri. Saat ia mencecap segala rasa lembut yang menguar dari bibir itu. Walau sudah terhitung dua kali ia merasakan bibir merah merona milik Sarada, tapi jika ditanya apa ia sudah puas atau belum, maka jawabannya belum. Ia sama sekali belum puas. Rasanya segala hal yang ada pada diri Sarada sanggup membuatnya candu. Ia ingin merasakannya lagi. Bahkan belum ada 24 jam sejak terakhir ia mencium gadisnya itu, tapi ia sudah ingin kembali merasakan kelembutan bibirnya.

Deg

Oh sial. Wajahnya terasa sangat panas sekarang, ditambah dengan degup jantung yang menggila. Astaga! Boruto! Ini bahkan baru lewat tiga hari sejak kalian berkencan. Dan kau sudah berani berpikiran mesum seperti ini?!

To Love and Heal (Completed)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora