Chapter 13 : Run! Keep Avoiding!

3.8K 430 54
                                    

.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.

Pagi itu Sarada terbangun dengan sakit kepala yang luar biasa hebatnya. Ia kembali terhuyung ke tempat tidur ketika mencoba untuk bangun. Akhirnya ia memilih untuk kembali beraring di ranjangnya lalu memejamkan matanya hingga sakit pada kepalanya berangsur hilang.

Aneh, kenapa ia bisa ada di kamarnya? Seingatnya kemarin ia sedang berada di taman dengan teman-temannya. Apa yang terjadi setelahnya? Sarada pun berusaha mengingatnya. Kemudian serpihan-serpihan ingatannya kemarin melintas di benaknya. Taman. Hara Masako. Arwah. Boruto. Kencan. Eh? Kencan?

Sarada kembali membuka matanya. Ia sekarang ingat. Kemarin ia dan teman-temannya tak sengaja bertemu seorang mediator arwah bernama Hara Masako dan berakhir membantu wanita itu untuk mencari arwah gentayangan di taman Konoha. Setelah itu mereka berpencar secara berpasangan. Inojin dan Masako, dirinya dan... Boruto? Tunggu, tapi itu bukan kencan, kan? Itu hanya kencan pura-pura untuk memancing arwah.

Sarada kembali memejamkan matanya ketika bayang-bayang peristiwa ketika ia berkencan pura-pura dengan Boruto melintas di pikirannya. Kemarin... Ia dan Boruto...

Wajah Sarada memanas ketika mengingat apa yang hendak dilakukan Boruto padanya sebelum Masako memanggil mereka. Lelaki itu hendak... menciumnya kah? Saat itu wajah Boruto sangat dekat dengannya. Kalau bukan mau menciumnya, memangnya mau apalagi?

Sarada menggeleng-gelengkan kepalanya kencang. Tidak. Apa yang sudah ia pikirkan? Tidak mungkin Boruto akan melakukan itu padanya. Ia tak melihat adanya alasan bagi lelaki itu melakukan itu padanya. Mereka hanya sahabat, tak lebih.

Tapi entah kenapa kalimat terakhir barusan membuat hatinya sedikit berdenyut sakit.

'Sebenarnya aku kenapa?'. batin Sarada frustasi.

Sarada terus berkecamuk dengan pikirannya hingga tak menyadari ketika pintu kamarnya dibuka.

"Sarada, kau sudah bangun?"

Suara lembut seorang wanita yang familiar menyapa pendengarannya. Sarada berusaha membuka sedikit matanya dan melihat wanita cantik bersurai merah muda yang tak lain adalah ibunya tengah berdiri dengan sebuah nampan di tangannya. Ibunya lalu meletakkan nampan berisi semangkuk sup itu di meja sebelah tempat tidurnya.

"Mama..."

Sakura tersenyum lalu duduk di tepi ranjang. "Sudah merasa baikan?"

"Kepalaku sedikit sakit. Apa yang sudah terjadi?"

Sakura memiringkan kepalanya, memandang bingung Sarada. Apa Sarada tidak ingat?

"Kau tidak ingat? Kemarin kau pingsan." Sinar hijau memancar di tangan kanan Sakura, lalu diarahkannya ke kening putrinya.

Dahi Sarada berkerut. "Pingsan?"

Pikirannya kemudian kembali lagi pada saat sebelum ia kehilangan kesadarannya. Saat itu, ia ingat hampir terjatuh tapi ditahan oleh Boruto. Kemudian tiba-tiba ada air yang menghujani tubuhnya. Dan setelah itu ia tidak ingat apa pun lagi.

Sakura mengangguk. "Kemarin Boruto yang mengantarmu pulang."

Bola mata Sarada melebar. "B-Boruto?"

"Iya, kemarin ia bahkan menggendongmu sampai ke kamar. Kau tidak akan bisa membayangkan bagaimana wajah papamu kemarin saat melihat kau yang tidak sadarkan diri dalam gendongan Boruto." Sakura mendengus geli ketika mengingat kejadian kemarin yang menurutnya sangat lucu.

Sarada semakin membelalakkan matanya. "A-apa?" Semburat merah terlihat di pipi putih gadis itu.

Boruto... menggendongnya? Di hadapan kedua orang tuanya? Bahkan mengantarnya hingga ke kamar?

To Love and Heal (Completed)Where stories live. Discover now