Chapter 25 : Hold On, Sarada!

4.3K 409 18
                                    

Jangan lupa tinggalkan ⭐(vote)️ dan 💬 (komentar) ^^

Don't be SILENT READERS, okay?😉

Setidaknya tinggalkan jejak🙃

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di malam yang dingin itu, suara derap langkah cepat terdengar memecah keheningan. Bersama desah nafas yang tak beraturan, ketika orang yang tengah melesat di kegelapan malam itu berlari dengan kecepatan penuh seakan sedang diburu waktu. Tak terhitung sudah seberapa jauh jarak yang mereka tempuh. Peluh yang menggantung di dahi tak mereka hiraukan. Detak jantung yang kian kencang tak menjadi penghambat bagi pergerakan mereka.

"Bertahanlah, Sarada."

Boruto berucap lirih pada Sarada yang berada di punggungnya. Tubuh gadis itu terasa kian mendingin. Kepala gadis itu terkulai lemah di bahunya. Tak ada tanda-tanda pergerakan dari Sarada. Gadis itu masih tak sadarkan diri.

Masih diliputi kecemasan, Boruto melangkahkan kakinya lebih cepat lagi. Tapi masih berusaha menjaga langkahnya mengingat Sarada yang berada dalam gendongannya. Ia tak mau memgambil resiko jika tubuh gadis itu terjatuh ke belakang.

Boruto mengalihkan pandangannya pada Konohamaru yang membawa Mitsuki di punggungnya. Keadaan Mitsuki tidak lebih baik dari Sarada. Lelaki itu juga dalam keadaan tak sadarkan diri setelah sebelumnya sempat memuntahkan dari dari mulutnya.

Jantung Boruto berdenyut sakit. Melihat kekasih dan temannya dalam kondisi yang gawat seperti ini membuatnya merasa tak berguna. Ia merasa telah gagal melindungi mereka. Dan yang lebih membuatnya merasa tak berguna adalah saat menyadari bahwa tak ada yang bisa ia lakukan dalam kondisi ini. Ia tidak bisa melakukan apa pun untuk Sarada dan Mitsuki. Ia bahkan tidak tahu apa yang terjadi pada mereka, kenapa mereka bisa seperti ini. Ia bukan seseorang yang mengerti mengenai hal medis. Karena itu, yang ada di pikirannya sekarang hanyalah membawa Sarada dan Mitsuki pulang ke desa sesegera mungkin agar mendapat penanganan medis.

Tapi masih ada yang mengganjal dalam pikiran Boruto. Ia ingat Sarada dan Mitsuki mulai merasakan sakit saat Kashin Koji meremas sebuah benda yang berbentuk seperti bola di tangannya. Benda apa itu? Kenapa hanya tubuh Sarada dan Mitsuki yang bereaksi terhadap benda itu, sedangkan ia, Konohamaru, dan Kawaki tidak?

Apa Sarada dan Mitsuki sempat terkena serangan musuh pada pertarungan sebelumnya? Mungkinkah orang-orang berjubah itu sempat melukai Sarada dan Mitsuki dan memasukan sesuatu semacam racun ke dalam tubuh mereka? Tapi seingatnya tidak. Ia tidak ingat melihat sedikit luka pun di tubuh keduanya.

Mata Boruto membelalak. Ia seketika teringat sesuatu. Bagaimana bisa ia baru menyadari ini? Ingatannya kembali pada beberapa minggu yang lalu saat tim 7 berhasil menangkap pelaku pembunuhan berantai di desa. Saat itu Sarada dan Mitsuki terkena racun yang misterius. Apakah saat itu Kashin Koji pelakunya? Tapi walaupun memang begitu, bukankah itu sudah terjadi beberapa minggu yang lalu? Bukankah racun itu sudah dikeluarkan dari tubuh Sarada dan Mitsuki dulu? Tapi kenapa pengaruh racun itu kembali mereka rasakan sekarang?

Boruto menggertakan giginya. Sudahlah. Tidak ada waktu memikirkan hal itu. Sekarang ia harus bergegas membawa Sarada dan Mitsuki sebelum keadaan mereka semakin memburuk.

"Nghh..."

Boruto tersentak saat mendengar sebuah lenguhan di telinganya. Ia melirik ke belakang bahunya tempat kepala Sarada bersandar dengan ekor matanya. Boruto sedikit mengembuskan napas lega saat dilihatnya netra onyx itu tengah terbuka.

To Love and Heal (Completed)Where stories live. Discover now