Chapter 20 : The Bloodstained Labyrinth (Part 4/End)

3K 412 40
                                    

.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.

"Kenapa kau membiarkannya pergi seorang diri?" Konohamaru bertanya dengan nada sedikit dingin pada Masako.

Masako menunduk dengan dalam. Ia menggingit bibir bawanya. "Maaf." Hanya itu yang bisa ia katakan karena ia tahu ini memang salahnya.

"Sudahlah. Yang paling penting sekarang, kita harus segera menemukan Sarada." ucap Boruto. Kini ia sudah lebih bisa mengendalikan dirinya dari pada tadi. Ia tahu bahwa jika mencari Sarada dengan penuh emosi, ia tidak akan bisa menemukan gadis itu. Ia harus berpikir dengan kepala dingin sekarang ini.

"Kita mulai mencarinya di ruangan kosong itu." lanjutnya. Ia merujuk pada ruangan tempat mayat orang yang hilang dari dua bulan yang lalu ditemukan.

Tapi, setelah mereka memeriksa ruangan itu, Sarada tidak ada di sana. Dengan kecemasan dalam hati mereka masing-masing, mereka pun mulai mencari ke tempat lain. Tapi Sarada tak kunjung ditemukan.

"Ini gawat. Sudah setengah hari berlalu." gumam Mitsuki. Ia lalu melihat Boruto yang berjalan ke arahnya dengan sebuah keetas di tangannya.

"Mitsuki, lihat ini. Apa tinggal lantai yang berada di bawah lantai satu yang belum kita periksa?"

Mitsuki melirik denah bangunan di tangan Boruto. Ia lalu menunjuk salah satu bagian. "Di sini kan, tempatnya? Kalau begitu ayo kita cari di sana."

Boruto mengangguk.

Mitsuki menoleh menatap lelaki itu. "Kupikir kau akan panik setelah mengatahui bahwa Sarada menghilang. Aku pikir kau akan mengeluarkan emosimu dan marah-marah. Tapi sepertinya aku salah. Kau cukuo tenang, Boruto."

Boruto terdiam. "Aku memang panik. Aku juga sangat khawatir dan takut kehilangan Sarada. Tapi aku tahu, hal ini tidak akan bisa diselesaikan dengan emosi. Kita harus berpikir dingin. Jadi, ayo segera kita temukan Sarada."

Mitsuki mengangguk.

Boruto hendak pergi meninggalkan ruangan itu ketika tiba-tiba Masako menghentikannya.

"Ada apa?" tanya Boruto.

"Dengan kita mencari seperti ini di tempat yang sebesar ini, akan memakan waktu yang cukup lama, dan akan sulit untuk menemukan Sarada." jelas Masako.

"Lalu kau punya ide lain?"

Masako mengangguk. "Ada sesuatu yang ingin aku coba. Semoga saja berhasil. Tapi, untuk melalukan itu aku butuh bantuanmu."

***

Kini mereka semua tengah berada di ruangan yang Boruto maksud sebelumnya. Sebuah ruangan di bawah lantai utama. Masako dan Boruto terduduk di sudut ruangan itu. Sementara yang lainnya hanya berdiri mengamati.

"Kalau saja aku memiliki energi sebesar dirimu, aku bisa melakukan ini sendirian. Hanya saja energiku sangat lemah karena sering bersinggungan dengan arwah. Jika aku yang pergi, mungkin hanya bisa bertahan selama beberapa menit saja. Tapi kau berbeda Boruto. Dengan energimu, kau bisa bertahan lebih lama dari pada aku. Kau sudah mengerti kan apa yang harus kau lakukan nanti?" ucap Masako.

Boruro mengangguk mengerti.

Beberapa saat sebelumnya, Masako sudah menjelaskan mengenai proyeksi astral yang akan dilakukannya. Nanti ia akan dibuat tertidur, dan mendapatkan sebuah mimpi yang akan menuntunnya ke tempat Sarada berada.

"Kau siap Boruto?"

Boruto mengangguk.

Masako lalu mengeluarkan sesuatu. Sebuah metronom dan sesuatu seperti pena dengan cahaya putih di ujungnya.

To Love and Heal (Completed)Where stories live. Discover now