Extra Chapter Part 5 (END)

7.9K 495 125
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Satu hari sebelum pernikahan berlangsung, semua orang tampak sibuk dengan tugasnya masing-masing. Upacara pernikahan akan diadakan di bawah monumen hokage. Begitu juga dengan resepsinya. Sebenarnya Sarada ingin pernikahannya berlangsung secara sederhana dan hanya dihadiri oleh keluarga dan orang-orang terdekat saja. Tapi tentunya hal itu mengundang tatapan tak setuju dari sang mama dan calon mertuanya. Ia dan Boruto terkenal sebagai pahlawan yang telah menyelamatkan desa. Tentunya semua warga desa ingin turut serta menyaksikan berlangsungnya pernikahan kedua pahlawan itu. Karena itu, akhirnya acara pernikahan sepakat diadakan dengan meriah di bawah monumen hokage dengan konsep garden party.

Sarada berjalan di sekitar venue dengan hati yang berdebar. Melihat persiapan acara pernikahan yang hampir selesai, semakin membuat Sarada merasa gugup. Padahal pernikahannya masih besok, tapi rasanya ia sudah tak bisa lagi menahan debaran jantungnya. Kalau sekarang saja ia sudah segugup ini, apalagi besok?

Besok, ia akan menjadi nyonya Uzumaki. Ya, ia akan menggunakan marga Uzumaki di depan namanya setelah menikah. Ia sudah mendiskusikan hal ini dengan Boruto dan keluarga mereka. Sarada dan Boruto sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan hal ini. Mereka tidak masalah jika harus mengambil marga Uchiha atau Uzumaki. Tetapi keluarga mereka, tepatnya para ayah terlalu keras kepala pada pendapat mereka masing-masing. Tapi akhirnya setelah melalui perdebatan panjang dengan kedua ayah mereka, akhirnya sebuah kesepakatan telah diambil. Dengan adanya Sageki yang akan meneruskan keturunan Uchiha, maka bisa dipastikan klan Uchiha tidak akan punah. Karena itu, Sarada akhirnya memutuskan untuk merubah marganya menjadi Uzumaki.

Setelah yakin semua persiapan telah selesai, dan karena hari sudah mulai gelap, orang-orang mulai meninggalkan venue. Sarada merasa sangat berterima kasih pada semua orang yang telah membantu mempersiapkan acara pernikahannya. Ia kembali teringat wajah bahagia semua orang ketika ia mengumumkan pernikahannya dengan Boruto. Mereka bahkan dengan antusias mengajukan diri untuk membantu mempersiapkan acara bahkan sebelum Sarada sempat meminta.

Sarada berjalan di samping Boruto, menyusuri jalan pulang dengan rasa hangat di hatinya. Ia bersyukur memiliki orang-orang yang begitu peduli padanya.

Begitu sampai di depan kediaman Uchiha, Boruto memegang kedua bahu Sarada. "Kau yakin mau melakukan ini?"

Sarada mengerjap dengan bingung. "Melakukan apa?"

"Menikah denganku."

Sarada mendengus geli. "Kau masih berpikir kalau aku akan mengubah pikiranku?" Ia berdecak sambil menggelengkan kepalanya tak percaya. Semenjak ia menerima lamaran Boruto, lelaki itu terus menanyakan hal ini padanya hampir setiap hari. Sarada jadi tak habis pikir pada jalan pikiran Boruto. Apa lelaki itu pikir perasaannya akan berubah hanya dalam semalam? Lucu sekali. Itu tidak akan terjadi. Bahkan Sarada telah menjaga hatinya selama bertahun-tahun hanya untuk Boruto ketika lelaki itu pergi beberapa tahun yang lalu.

"Hingga kita saling mengucapkan janji pernikahan di depan pendeta, aku masih akan selalu ragu."

"Kau meragukanku, Boruto?"

Boruto terlihat panik, menyadari bahwa ia telah salah bicara. "Tidak, bukan begitu. Hanya saja... kadang aku berpikir bagaimana bisa wanita luar biasa sepertimu mau menikah denganku."

Sarada tersenyum. "Berapa kali pun kau menanyakan hal itu padaku, jawabanku akan tetap sama. Aku akan tetap pada keputusanku umtuk menikah denganmu. Jadi, jangan berpikiran hal bodoh semacam itu, baka."

To Love and Heal (Completed)Where stories live. Discover now