Chapter 10 : Ghost Story in the Park

4.5K 436 80
                                    

.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.

Beberapa hari ini telah beredar sebuah rumor aneh di desa. Tentang sebuah kutukan aneh di sebuah taman di pusat desa. Taman tersebut terkenal sebagai tempat kencan para pasangan kekasih. Dengan suasana yang sejuk di taman itu, ditambah pemandangan yang menyejukan mata di mana terdapat pohon bunga sakura yang indah di sana, menambah kesan tersendiri bagi mereka yang tengah berkencan bersama orang terkasih mereka di sana. Tetapi kemudian sebuah rumor aneh muncul. Katanya setiap pasangan kekasih yang sedang memadu kasih di sana secara tiba-tiba akan diguyur okeh air yang entah datang dari mana. Dari desas-desus yang beredar, mulai muncul rumor bahwa taman itu telah dikutuk.

"Itu terjadi sebelumnya ketika aku sedang berkencan di taman. Ketika kami sedang berjalan, tiba-tiba ada air yang menghujani kami berdua." ucap seorang wanita yang tengah menundukkan kepalanya. Berbagai ekspresi bisa ia lihat dari tatapan wanita itu. Cemas, sedih, takut.

"Apa?" Sarada menatap lurus pada seorang wanita di depannya.

Wanita yang bernama Michiru ini adalah salah seorang pekerja di kedai burger yang sering ia dan teman-temannya kunjungi. Karena sering bertemu, lama-lama mereka jadi dekat. Terlebih dengan sikap Boruto yang selalu sok dekat pada semua orang.

"Mungkin itu orang iseng." celetuk Mitsuki.

Wanita bernama Michiru itu menggeleng. "Saat itu tidak ada siapa pun di sana. Hanya ada kami berdua."

"Lagipula, apa yang kalian lakukan saat tidak ada orang, nee-san?"

Sarada menjitak kepala Boruto ketika mendengar perkataan lelaki itu. Boruto mengaduh sakit sambil memang kepalanya. Tapi seakan tak peduli dengan rintihan Boruto, Sarada malah melemparkan pelototan pada lelaki itu.

Boruto yang merasakan tatapan menusuk dari rekan setimnya itu segera mengalihkan pandangannya. Keringat dingin mengucur di pelipisnya. Sepertinya ia telah salah bicara tadi.

Sarada lalu menatap menyesal pada wanita di depannya.

"Maafkan Boruto. Dia memang bodoh." Sarada mendorong kepala Boruto ke bawah agar membungkuk minta maaf.

Michiru hanya terkekeh pelan melihat perilaku kedua orang di depannya itu. Sudah bukan hal asing lagi menurutnya. Tapi sesaat kemudian pandangannya kembali menyendu. "Tempat itu adalah tempat pertama kami berkencan. Tapi setelah kejadian itu, tempat itu jadi terlihat menyeramkan dan aku jadi takut untuk mendekat ke sana."

Sarada menatap sedih pada Michiru. "Aku bisa mengerti perasaanmu. Padahal harusnya kencan pertama itu menjadi kenangan yang paling indah, bukan? Di mana ketika kita mengingatnya, hanya ada hal-hal yang menyenangkan yang bisa kita ingat."

Michiru tersenyum sedih. "Kau benar. Tapi sekarang aku malah memiliki sedikit trauma pada kencan pertamaku."

***

“Bagaimana menutut kalian?” Mitsuki bertanya saat mereka akhirnya keluar dari kedai burger setelah selesai mendengarkan penjelasan dari Michiru.

Boruto menghela napas panjang. “Mau dipikir bagaimana pun, rasanya itu hanya perbuatan orang iseng.”

“Bagaimana menurutmu, Sarada?” Boruto menoleh pada Sarada yang sedari tadi hanya diam. 

Sore itu, mereka tengah duduk di atas rerumputan di pinggiran taman yang tadi menjadi topik pembicaraan mereka. Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Michiru, mau tak mau membuat mereka penasaran. Jadi mereka putuskan untuk sekedar mampir di taman yang katanya terkutuk itu. 

To Love and Heal (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang