Chapter 17 : The Bloodstained Labyrinth (Part 1)

3.1K 381 32
                                    

.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.

Setelah selesai makan malam, Boruto dan yang lainnya memutuskan untuk berkeliling rumah itu. Mengeksplor semua tempat yang ada di dalam rumah itu.

"Rasanya seperti labirin." ucap Sarada. Lorong-lorong panjang yang mereka lewati terasa seakan tak ada ujungnya. Seolah tengah berjalan di sebuah labirin. Belum lagi pintu-pintu yang terdapat sepanjang lorong, bentuk dan warnanya sama. Tidak ada petunjuk ruangan apa yang berada dibaliknya.

Mereka terus berjalan dalam keheningan, menyusuri ke mana lorong panjang itu akan membawa mereka.

"Jalan buntu?" Kedua alis Boruto bertaut saat mendapati dinding di depannya.

"Bahkan ada jalan buntu seperti ini. Benar-benar seperti labirin." gumam Kawaki.

Mereka lalu berbalik mencari jalan lain.

"Rasanya aku bisa mengerti kalau ada yang tersesat di sini." Boruto memimpin jalan di paling depan. Lalu langkahnya terhenti di sebuah pintu di ujung jalan. Ia pun membukanya dan kembali terheran melihat isi dari ruangan itu. Ada banyak pintu dan jendela di dalamnya.

"Ruangan aneh lagi." Sarada berjalan menuju salah satu pintu lalu membukanya. Dahinya berkerut saat melihat di balik pintu tidak ada ruang sama sekali, melainkan hanya papan-papan kayu yang menutupi dinding.

"Bagiamana jika kita menemukan tubuh orang yang hilang itu di salah satu ruangan ini?" tanya Mitsuki polos.

Sarada sedikit bergidik. "Jangan bicara begitu, Mitsuki."

"Jika begitu, pasti polisi sudah menemukannya sejak dulu." seru Kawaki.

Boruto berjalan menuju salah satu jendela yang berada di tengah ruangan, lalu membukanya. "Hah! Ini..." Boruto menampilkan raut terkejut.

"Kau menemukannya?!" Mata Sarada membulat. Ia berjalan mendekat pada Boruto. Begitu juga Mitsuki dan Kawaki.

"Tidak, tapi..."

"Hah? Kenapa ada ruangan lain di baliknya?" Lagi-lagi Sarada dibuat bingung dengan apa yang dilihatnya.

"Kalau dilihat dari letak jendela ini, mungkin itu salah satu dari ruang tambahan." ucap Mitsuki.

"Aku sama sekali tidak mengerti, kenapa pemilik rumah ini terus melakukan renovasi dan menambah ruangan di dalamnya." bingung Boruto.

Mitsuki memandang Boruto. "Tempat ini mengingatkanku pada sebuah film horor. Aku lupa judulnya, tapi di film itu diceritakan mengenai seorang putri bangsawan yang berulang kali merenobasi rumahnya untuk melindungi dirinya dari kutukan. Rumah itu sangat aneh, sama kompleksnya seperti rumah ini."

"Maksudmu, rumah ini juga terus direnovasi karena suatu alasan?" tanya Kawaki yang mulai terarik dengan cerita Mitsuki.

Mitsuki mengangguk. "Bisa jadi."

Setelah beberapa saat, mereka pun keluar dari ruangan itu. Karena hari sudah semakin larut, mereka memutuskan untuk segera kembali ke kamar masing-masing. Boruto memandang sekitar. Kenapa semuanya jadi terlihat sama, ya? Tadi mereka lewat jalan mana?

"Tadi... kita lewat jalan yang mana, ya?" tanya Boruto.

Sarada berpikir sejenak lalu menunjuk ke arah kiri. Sebaliknya, Mitsuki menunjuk ke arah sebaliknya.

"Ke sini." / "Lewat sini."

Boruto menghela napas. "Kemapa rumah ini tidak ada denahnya, sih?"

Mitsuki tersenyum. "Bukankah lucu jika malah kita sendiri yang tersesat di sini?"

To Love and Heal (Completed)Where stories live. Discover now