Chapter 39 : Forfeit

3.3K 375 29
                                    

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan KOMENTAR yaa^^

Don't be SILENT READERS, okay?😉

Setidaknya tinggalkan jejak🙃

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kuchiyose no Jutsu!"

PUUFF

"Itu..."

"Garaga?"

"Sejak kapan Boruto menjalin kontrak dengan ular kuchiyose ini?"

Sesaat Sarada menatap ular raksasa berwarna merah familiar yang tiba-tiba muncul di depannya, lalu mengalihkan pandangannya pada seseorang yang berada di puncak kepala ular itu. Garaga merendahkan kepalanya hingga sejajar dengan mereka. Segera saja Boruto dengan cengiran khasnya menyambut mereka.

"Yo!"

Sarada mendengus lalu tersenyum. "Sejak kapan kau... dan Garaga..."

"Ayo semua naik." Boruto berseru. Tangannya memberi gestur agar mereka segera naik ke atas kepala Garaga.

Mitsuki segerna naik, diikuti dengan Kawaki yang setengah mengumpat, tidak percaya Boruto bisa menjalin kontrak dengan hewan kuchiyose ini.

Boruto mengernyitkan dahinya saat melihat Sarada yang tidak bergeming di tempatnya. "Sarada?"

"Tidak perlu. Aku punya sesuatu yang lain." Seringai itu kembali muncul di wajah sang putri tunggal Uchiha.

"Hah?" Boruto menatap tidak mengerti.

Bersamaan dengan hembusan angin yang menerpa, manik hitam kelam milik Sarada berubah menjadi merah dengan tiga tomoe di tengahnya. Boruto dan yang lainnya tidak terkejut melihat ini. Tapi pada detik selanjutnya, mata mereka terbelalak saat melihat perubahan bentuk pada sharingan itu. Polanya berubah. Seperti yang pernah ia lihat pada mata Sasuke. Hanya saja bentuknya sedikit berbeda. Ada perbedaan pada garis polanya. Itu...

"Mangekyou sharingan?!" Mata Boruto terbelalak sepenuhnya. "B-bagaimana bisa? Sarada..." Setahunya, Mangekyou Sharingan hanya bisa dibangkitkan jika...

Sarada mengedipkan sebelah matanya. "Akan kuceritakan lain kali." Setelah mengatakan itu, sesuatu berwana merah muda terang meliputi dirinya. Dalam hitungan detik saja, Sarada sudah berada di dalamnya. Sesuatu bagaikan dinding pelindung yang melingkupi dirinya itu menjulang tinggi.

Setelah membangkitkan Byakugou, memanggil hewan kuchiyose, membangkitkan mangekyou sharingan, dan kini menggunakan Susanoo. Boruto rasanya tidak bisa dibuat lebih terkagum lagi pada kemampuan Sarada. Ia bahkan tidak tahu lagi harus bereaksi seperti apa.

"Sarada, kau..." Sudut bibirnya tertarik. "...memang hebat -ttebasa."

Reaksi Kawaki pun tak jauh berbeda darinya. Berbeda dengan Mitsuki yang hanya tersenyum, mengingat ia sudah pernah melihat wujud Susanoo milik Sarada sebelumnya. Sementara Sakura hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah putrinya dan putra Naruto itu. Kenapa rasanya pertempuran ini malah jadi ajang pamer kekuatan bagi mereka, sih? Dasar remaja.

To Love and Heal (Completed)Where stories live. Discover now