Chapter 27 : Gestation

3.3K 390 28
                                    

Jangan lupa tinggalkan ⭐(vote)️ dan 💬 (komentar) ^^

Don't be SILENT READERS, okay?😉

Setidaknya tinggalkan jejak🙃

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sarada mengerjap. Kedua tangannya ia bawa menutup mulutnya yang hampir menganga. Lisannya tak sanggup berkata-kata. Ada kebahagiaan yang membumbung di dalam dadanya. Setiap untaian kata yang terucap dari wanita merah muda di depannya seakan sebuah melodi yang indah. Ia... ia tak tahu harus membalas dengan cara yang bagaimana. Yang jelas saat ini ia merasakan lonjatan bahagia dalam dirinya.

Sedikit bingung bagaimana harus mengekspresikan perasaannya, Sarada hanya terdiam di tengah dentingan jarum jam yang terus melaju.

"Sarada? Kenapa kau diam saja?"

Suara halus itu akhirnya membawanya kembali pada realita yang ada. Saat disadarinya, dirinya sudah melabuhkan sebuah pelukan erat pada wanita di depannya, membuat tubuh wanita itu sedikit terhuyung lantaran tak mengantisipasi respon yang baru saja diterimanya ini.

"Oww... Sarada... ada apa sayang?"
Wanita itu balas melingkarkan kedua tangannya di punggung Sarada.

"Terima kasih, ma."

Sakura tertawa renyah. "Kau sesenang itu ya?"

Sarada tak pernah mengatakannya, tapi ia selalu suka mendengar tawa ibunya. Karena ia bisa merasakan ketulusan dalam tawa itu.

"Mama bicara apa sih? Tentu saja aku sangat senang."

Menggerakkan sebelah tangannya ke pucuk kepala Sarada, dielusnya dengan lembut surai hitam milik putrinya itu. Dagunya ia sandarkan di pucuk kepala Sarada. Sakura diam-diam menyeka air mata yang entah sejak kepan sudah membasahi pipinya. Terlampau senang dengan respon putrinya ini hingga tanpa sadar ada air mata yang berhasil lolos dari matanya.

Merasakan sebuah getaran samar dari tubuh yang ia dekap, Sarada mendongak.

"Mama menangis?"

"Ah, sepertinya begitu. Aku hanya terlalu senang." ujar wanita merah muda itu disertai dengan kekehan pelan.

Sarada melepaskan pelukannya. Senyum manis ia berikan pada wanita yang telah melahirkannya itu.

"Apa papa tahu?"

Sakura menggeleng. "Sasuke-kun pergi sehari setelah kau pergi misi, Sarada. Jadi dia belum tahu. Aku juga baru tahu beberapa hari yang lalu."

"Aku yakin kalau waktu itu mama tidak pingsan, mungkin mama tidak akan pernah mengetahuinya."

Mata Sakura menyipit. Sambil memberikan ketukan di dahi lebar milik Sarada, ia berucap, "Hey, kau lupa? Aku ini ninja medis, mana mungkin aku tidak mengetahuinya. Sebenarnya aku sudah punya firasat akan hal ini sih dari beberapa hari sebelumnya. Hanya saja aku belum sempat periksa."

"Nah itu dia. Kalau sudah menyadari hal itu sebelumnya kenapa mama masih bekerja terlalu keras, sih? Jangan terlalu memforsir dirimu, ma."

To Love and Heal (Completed)Where stories live. Discover now