Chapter 23 : First Day

4.4K 417 63
                                    

Jangan lupa tinggalkan ⭐(vote)️ dan 💬 (komentar) ^^

Don't be a SILENT READERS, okay?😉

Setidaknya tinggalkan jejak🙃

.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.

"Sepertinya untuk malam ini kita bermalam di sini saja. Kita bisa memancing ikan untuk makan malam nanti. Baiklah, kita bagi-bagi tugas saja, ya. Mitsuki dan Boruto memancing ikan, Sarada dan Kawaki menyiapkan tempat pembakaran untuk membakar ikan. Aku akan mencari kayu bakar -kore."

Bersamaan dengan itu, Konohamaru melesat pergi meninggalkan ke empat muridnya. Dalam hitungan detik, sosoknya pun hilang di antara pepohonan.

Menjatuhkan barang bawaannya di atas tanah, Sarada lalu segera membuka sepatunya dan berlari kecil menuju sebuah aliran sungai yang berada tak jauh di depannya. Dengan sedikit berseru girang, ia mendudukkan dirinya di pinggir sungai tersebut lalu memasukkan kedua kakinya pada air yang jernih itu. Desahan kecil keluar dari bibirnya tatkala sensasi dingin dan sejuk dari air sungai ia rasakan.

Setelah hampir dua belas jam lamanya berlari melompati pepohonan, akhirnya ia bisa sedikit mengistirahatkan raganya yang lelah. Tadi, pagi-pagi sekali, ia dan tim 7 berangkat menuju Konoha. Mereka memutuskan untuk berangkat sebelum matahari terbit agar bisa sampai lebih cepat dari waktu yang seharusnya, mengingat jarak yang cukup jauh dan sekiranya memakan waktu satu hingga dua hari.

Byuuurr

Sarada sedikit berjengit kaget saat seseorang tiba-tiba saja melompat masuk ke sungai hingga membuat beberapa air terciprat padanya. Sarada berdecak kesal saat melihat tubuhnya yang sedikit basah. Ia mendongak, mencari sosok yang baru saja terjun ke air itu. Sebenarnya tanpa dilihat pun ia sudah tahu ulah siapa ini.

"Boruto!!"

Kepala kuning itu menyembul dari dalam air. Kekehan pelan keluar darinya saat melihat tatapan tajam dari seorang gadis bersurai hitam di tepi sungai. Disertai dengan cengiran, ia pun berenang mendekat ke arah Sarada.

"Bajuku jadi basah, tahu!" seru Sarada. Merasakan lensa kacamata yang memburam karena terkena cipratan air, ia pun melepasnya.

"Kalau basah kan bisa dijemur. Ayo sini masuk, kau tidak mau berenang?"

Sambil mengelap lensa kacamatanya dengan lap yang ia bawa, Sarada menggeleng. "Tidak, ah. Ini sudah menjelang sore, dan udara semakin dingin. Kalau berenang sekarang kau bisa masuk angin, Boruto. Ayo cepat keluar dari sana."

"Sarada perhatian sekali. Iya kan, Boruto?"

Mitsuki muncul dari belakang Sarada lalu duduk di samping gadis itu. Boruto menumpukan kedua tangannya di lutut Sarada. Dengan sedikit memiringkan wajah, ia menatap wajah cantik Sarada.

"Benarkah? Kau khawatir padaku, Sa-ra-da-chan?"

Sarada berjengit. "Jangan memanggilku seperti itu baka!" serunya sambil mendorong bahu Boruto menjauh, lalu membuang muka. Rona merah terlihat di pipinya. Boruto terkekeh saat melihat ekspresi malu Sarada. Mudah sekali rasanya menggoda gadis yang kini berstatus sebagai kekasihnya itu.

Kekasih, ya. Gadis itu tadi malam sudah resmi menjadi kekasihnya bukan? Mengingat itu, hatinya menghangat. Boruto rasanya tak bisa berhenti tersenyum tatkala memorinya pada saat tadi malam terlintas kembali di pikirannya. Saat itu, ia tak bisa mendefinisikan betapa bahagianya hatinya begitu mendapati bahwa perasaannya terbalaskan. Ia sangat senang. Rasanya kata-kata saja tak cukup untuk menggambarkan perasaannya. Kadang ia masih tidak percaya, apakah ini mimpi? Jika begitu, rasanya ia tidak bangun saja. Tapi ini bukan mimpi. Ini nyata, dan itu terbukti saat ia bangun subuh hari tadi dan tak sengaja bertemu Sarada di luar kamarnya yang tersenyum dengan malu-malu menatapnya. Saat itu ia yakin, bahwa yang terjadi tadi malam bukanlah mimpi.

To Love and Heal (Completed)Where stories live. Discover now