Chapter 7 : Worry About You

5.1K 481 44
                                    

.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.

Boruto menatap Sarada yang tengah terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang rumah sakit. Sejak ia membawa gadis itu ke rumah sakit, tak pernah sedetik pun Boruto meninggalkannya. Hanya ketika Sakura datang untuk memeriksa keadaan gadis itu, barulah Boruto mau meninggalkan ruangan.

Pikirannya saat ini berkecamuk. Banyak sekali hal yang terjadi sejak kemarin. Dimulai dari ide gila rekan setimnya yang mengajukan diri sebagi umpan untuk menangkap pelaku pembunuhan berantai. Hingga kini berakhirnya gadis rekan setimnya itu di atas ranjang rumah sakit. Tak sadarkan diri.

Kalau tahu akan begini jadinya, ia tidak akan pernah menyetujui rencana gila sahabatnya itu.

'Dasar bodoh.' batinnya pada gadis beriris onyx yang tengah terpejam itu.

Mengenai kejadian semalam, Boruto masih belum tahu betul apa yang sebenarnya sudah terjadi. Sesaat setelah Sarada menunjukkan sebuah jarum suntik padanya, gadis itu langsung jatuh terhuyung hingga tak sadarkan diri. Saat itu ia terlalu sulit untuk mencerna keadaan. Fokusnya hanya gadis bersurai hitam yang tengah terkulai lemas dipelukannya.

Hingga beberapa saat kemudian ia baru bisa mengendalikan pikirannya lagi. Dan segera saja ia menghubungi Konohamaru agar memanggil bantuan.

Saat itu ia baru saja akan mengangkat tubuh Sarada dan membawanya ke rumah sakit ketika pandangannya menangkap sesuatu. Ada seorang pria lain yang tergeletak tak jauh darinya. Tidak. Bukan pria yang Sarada kalahkan tadi, tapi pria lain lagi.

Sampai saat ini Boruto masih belum mengetahui identitas kedua pria yang ia temui di TKP tadi malam. Ia juga belum tahu bagaimana kelanjutan penyelidikan hingga kini. Entahlah ia tidak ingin memikirkan hal lain terlebih dahulu. Mungkin Konohamaru akan memberitahunya nanti. Untuk saat ini, Boruto hanya ingin tetap di samping Sarada hingga gadis itu bangun.

Sreekk

Seorang wanita bersurai hitam dengan jubah dokter masuk ke ruangan itu. Wanita itu sedikit memiringkan kepalanya bingung. Pasalnya ia tak mendapati sapaan atau semacamnya dari lelaki kuning yang tengah duduk di samping ranjang tersebut. Lelaki itu hanya diam, tatapannya lurus ke depan.

Tapi kemudian wanita itu tertegun ketika menyadari ke arah mana tatapan si lelaki kuning itu. Ia pun tersenyum tipis lalu berjalan mendekat.

"Merasa seperti deja vu, eh Boruto?"

Boruto mengerjap, lalu menoleh.

"Shizune-baachan?"

Shizune tersenyum tipis lalu meletakkan nampan berisi makanan di meja sebelah ranjang.

"Bukankah beberapa hari yang lalu kau dan Sarada juga menunggu temanmu yang sedang tak sadarkan diri seperti ini?" tanyanya.

Pandangan Boruto kembali lagi pada gadis bersurai hitam di depannya. Ada sesuatu yang bergemuruh dalam dirinya.

"Kau benar Shizune-baachan. Tapi..."

Shizune mengerling ke arah Boruto. Senyum terpatri di wajahnya.

"Tapi rasanya berbeda, bukan?" ucanya lembut.

Boruto mengernyit tak mengerti. "Maksud Baa-chan apa?"

To Love and Heal (Completed)Where stories live. Discover now