Chapter 33 : Disturb the Wrong Person

3.1K 380 58
                                    

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan KOMENTAR yaa^^

Don't be SILENT READERS, okay?😉

Setidaknya tinggalkan jejak🙃

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Bagiku, Hokage hanyalah satu dari sekian banyak jalur di persimpangan." Ujar Boruto.

"Hanya karena kakek dan ayahku seorang Hokage, bukan berarti aku juga harus jadi Hokage. Aku bebas menentukan jalanku sendiri!"

Boruto tersenyum, sembari memandangi pahatan wajah ayah dan kakeknya yang berada tepat di bawah tempatnya berdiri saat ini.

"Sarada..." Lanjutnya. "Aku sangat ingin menjadi Shinobi seperti ayahmu, dan seperti dia, aku akan mengukir jalan ninjaku sendiri!"

Kedua mata Boruto berbinar biru, sama birunya dengan langit pagi yang bermandikan sinar mentari.

Dan Sarada tak pernah mampu memalingkan pandangannya dari sepasang mata itu. Takkan pernah.

***


"Hahh... Hhhh..."

Sarada terbangun dengan deru napas yang sedikit terengah. Saat ia membuka mata yang ia lihat ada langit-langit tenda. Ini sudah malam dan dirinya sedang berada di dalam hutan. Di sebelahnya, Chouchou, Sumire dan Moegi sedang tidur. Hari ini adalah hari kedua mereka mereka meninggalkan Konohagakure untuk menjalankan misi pengawalan ke sebuah desa di bagian utara desa.

Ia lalu kembali mengingat mimpi yang baru saja ia alami. Mimpi itu. Mimpi yang akhir-akhir ini seringkali hadir dalam tidurnya. Dia mengingatnya, kenangan yang masih tersimpan dari mimpinya. Dalam pikirannya dia masih memikirkan tentang mimpi itu. Mimpi di mana ada Boruto di dalamnya.

Dia senang karena Boruto hadir dalam mimpinya. Namun kenyataan yang ia dapat ketika bangun dan sadar bahwa Boruto tak ada di sisinya, hal itu sangat menyayat hatinya.

Sarada menghela napas.

"Kenapa... aku terus mempimpikan hal itu..." pikirnya.

Bicara tentang mimpinya, wajah Boruto yang bersinar saat lelaki itu mengatakan impiannya untuk menjadi ninja seperti ayahnya dan berjanji untuk melindunginya, masih bisa Sarada ingat dengan jelas. Ia ingat saat itu sempat menatap penuh pesona pada Boruto, tepatnya pada apa yang lelaki itu katakan. Sarada akui, ketika itu Boruto memang terlihat sedikit keren. Ya, walau waktu itu ia sempat menyangkalnya sih.

Kalau dipikir-pikir, apa perasaannya mulai tumbuh saat itu? Yang pasti, kata-kata Boruto saat itu begitu membekas di hatinya. Karena sejak saat itu, Sarada tak pernah mampu memalingkan pandangannya dari Boruto.

Walau sudah berlalu beberapa tahun, tapi memorinya pada saat itu masih terasa sangst segar, seakan-akan baru terjadi kemarin. Ditambah akhir-akhir ini momen itu selalu mampir di mimpinya. Membuatnya tak bisa melupakannya sedikit pun.

Malam masih sangat larut, serangga malam mulai menyenandungkan suaranya. Di tengah-tengah pikirannya yang tertuju pada Boruto, Sarada akhirnya kembali terlelap. Ia harus istirahat karena besok mereka masih harus melanjutkan perjalanan.

To Love and Heal (Completed)Where stories live. Discover now