Hadiah spesial

55.6K 1.7K 9
                                    

"Nolan, bagi tugas kimia Lo dong!" Pinta Alan  menghampiri Nolan yang bahkan belum menduduki kursinya.

"Hm!" Mendengar itu Alan langsung berlari mengambil buku Nolan yang berada di atas meja.

"Gue juga!" Ucap Alfan lalu duduk di samping Alan tanpa menunggu jawaban lelaki itu. Nolan mendengus lalu berjalan menuju kursinya yang berada di belakang kursi Alan.

"Lo bawa dia kemana tadi?" Tanya Asher.

Nolan menoleh menatap Asher yang tetap fokus pada ponselnya. "Lo beneran peduli sama dia?" Tanya Nolan balik.

"Lo belum jawab pertanyaan gue!"

"UKS!" Jawab Nolan singkat lalu beralih menatap buku yang baru diambilnya.

"Dia berulah apalagi biar terhindar dari hukuman Lo?" Tanya Asher masih dengan mata ke arah ponselnya.

"Gue obati kakinya!"

Asher menoleh dengan satu alis yang terangkat seolah-olah bertanya. "Kenapa?"

"Jatuh habis manjat tembok!" Jawab Nolan.

"Bukan, kenapa Lo peduli sama Alesha?"

"Gue cuma kasihan, Lo pikir gue suka sama dia?"

***
Hana duduk di salah satu kursi perpustakaan dimana itu adalah tempat favoritnya saat jam istirahat . Hana menoleh saat merasa ada seseorang  yang menepuk bahunya.

"Iya, kenapa?" Tanya Hana tidak mengenal siapa orang itu.

"Kak Nolan nyuruh Lo datang ke ruang panah!" Ucap orang itu.

"Kak Nolan?" Tanya Hana memastikan.

"Iya, dia butuh bantuan Lo katanya!"

"Oke aku ke sana!" Hana langsung menutup bukunya lalu berjalan cepat ke ruangan memanah.

Hana mengerutkan keningnya bingung karna tidak melihat keberadaan Nolan. Ia malah melihat berbagai macam makanan yang di penuhi cabai di meja. Hana melangkah lebih maju guna memastikan. Tapi suara pintu yang ditutup keras  membuat Hana menoleh dan seketika terkejut saat melihat keberadaan Alesha dan kedua temannya.

"Kenapa tegang gitu mukanya?" Tanya Zea tersenyum menyeringai.

"Kitakan cuma mau main-main sama Lo!" Timpal Alya.

Alesha berjalan mendekati Hana yang berdiri kaku lalu merangkulnya, membawa gadis itu agar duduk di kursi yang sudah mereka siapkan.

"Kak aku mau pergi!" Hana ingin berdiri tapi Alesha langsung menahannya membuat Hana tidak bisa berkutik. Ia tidak berani melawan seorang Alesha. Hana benar-benar tidak punya nyali untuk melawan.

"Kenapa buru-buru, kita makan dulu dong!" Ucap Alesha tersenyum menatap ke dua sahabatnya yang juga tersenyum mengejek.

"Lo pasti suka ayam kan? Ini ada ayam geprek level paling tinggi! Lo pasti suka!" Ucap Zea.

"Dua porsi seblak dan sepuluh bungkus macaroni paling pedas!" Ucap Alya menyebutkan beberapa nama makanan yang mereka pesan khusus untuk Hana.

"Makan!" Bentak Alesha jengkel karena Hana hanya diam sambil menangis padahal mereka belum berbuat apa-apa.

"Aku gak bisa makan pedas kak..." Ucap Hana sambil menangis.

"Makin bagus dong! Biar Lo bisa makan pedas jadi harus banyak makan yang pedas-pedas!" Ucap Alesha tersenyum mengejek.

"Lo gak mau? Mau kita suapi?" Tanya Alya yang sudah berdiri ingin mengambil ayam untuk Hana.

"Aku salah apa kak?" Tanya Hana lirih.

"Gak suka aja lihat Lo!" Jawab Alesha santai.

"Makan!" Bentak Alya, dengan tangan gemetar Hana mulai mengambil makanan itu. Hana memakannya secara perlahan membuat Alesha yang melihatnya geram.

"Cepat! Lo cuma punya waktu lima belas menit buat habisin semua ini! Kalau gak Lo bakalan kita kurung disini!" Bentak Alesha.

Hana memakan semuanya dengan terburu-buru, ini menyakitkan. Hana tidak mau dikurung di sini. Hana baru setengah memakan makanan di atas meja ini, tapi rasanya ia sudah tidak sanggup. Hana merasa haus dan juga perutnya terasa perih. Tatapan Hana jatuh pada Alesha yang memegang sebotol minum, Hana menatapnya memohon tapi sepertinya Alesha berpura-pura bodoh.

"Mau minum?" Tanya Alesha dan langsung diangguki Hana.

"Habisin dulu!"

"Pedas, minum... kak..."

"Waktu habis! Lo gak bisa habisin makanan ini berarti Lo terima kita kurung disini!" Kata Alya setelah melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Kak!" Hana mengejar Alesha saat gadis itu ingin keluar tapi Zea malah mendorongnya membuat Hana tidak bisa menahan pintu agar bisa keluar. Sekilas Hana menoleh ke meja dimana makanan itu lalu seketika berdiri saat melihat ada sebotol minum. Apa Alesha yang meninggalkannya? Hana merogoh sakunya lalu mengambil ponselnya mencoba menghubungi seseorang. Hana benar-benar tidak bisa berpikir saat berada di sekitar Alesha. Seharusnya Hana tidak perlu memakan itu dan membiarkan Alesha mengurungnya disini agar ia bisa menelepon seseorang untuk menolongnya.
Kenapa ia baru kepikiran sekarang?

***
"Bu!" Panggil Kiya saat melihat guru BK itu sedang berbincang dengan seseorang.

"Kiya, kenapa lari-lari?" Tanya ibu Wina guru BK saat melihat Kiya berlari menghampirinya.

Kiya mengatur nafasnya, menatap Bu Wina dan ketua OSIS yang berada bersamanya. " Hana, dia dikurung sama Alesha dan temannya di ruang panah! Dia telpon aku tadi!" Ucap Kiya.

"Apa! Anak itu benar-benar!" Bu Wina memijit kepalanya pusing.

"Nolan kamu cari Alesha dan temannya, sekarang!" Suruh Bu Wina dan diangguki Nolan.

"Ibu akan ke ruang panah dengan Kiya." Setelah mengatakan itu Bu Wina langsung berjalan dan diikuti Kiya.













Alesha (TERBIT)Where stories live. Discover now