Cewek gila

35.9K 1.1K 7
                                    

Pukul tujuh malam Alesha baru pulang ke rumahnya. Alesha sudah siap-siap untuk mendapatkan amukan lagi dan lagi dari sang ayah. Tapi saat Alesha masuk dan melewati ruang tamu ia tak melihat keberadaan ayahnya yang selalu duduk diruang tamu bersama istrinya itu. Alesha melanjutkan langkahnya sampai tepat diruang makan Alesha hanya melihat Hana yang duduk dan makan sendiri.

"Bi ayah mana?" Tanya Alesha menghampiri bibi Inah yang mencuci piring di wastafel.

Bi Inah menoleh." Ayah non dan Bu sandra lagi pergi ke luar kota, katanya ada bisnis." Jawab Bi Inah.

"Emang ayah gak kasih tahu sama kakak?" Tanya Hana.

"Ayah tadi telpon aku tadi mau bilang mereka ada urusan diluar kota." Lanjutnya.

"Kenapa? Lo merasa paling penting karna yang ayah kabarin itu Lo bukan gue!" Bentak Alesha.

"Bukan gitu kak." Ucap Hana.

"Non mau makan apa, biar bibi masak?" Tanya bi Inah, berusaha melerai pertengkaran antara saudara tiri itu.

"Gak perlu bi." Setelah mengatakan itu Alesha langsung melangkahkan kakinya ke atas tepatnya ke kamarnya.

Sampai di kamar, Alesha langsung menuju kamar mandi. Alesha akan membersihkan tubuhnya yang terasa lengket karna keringat apalagi Alesha masih memakai baju sekolahnya. Tadi itu Alesha pergi ke mall bersama kedua sahabatnya. Menemani Zea yang katanya ingin membeli sesuatu pada mamanya yang katanya lusa akan berulang tahun.

Lima belas menit Alesha sudah rapi dengan pakaian tidurnya. Alesha langsung berjalan menuju ranjang lalu merebahkan badannya sambil memejamkan mata. Alesha teringat Zea yang begitu bingung ingin membelikan kado apa untuk mamanya.

"Alesha juga pengen kasih kado pembelian Alesha buat bunda." Gumam Alesha tanpa sadar. Alesha menggelengkan kepalanya tersadar akan ucapannya. Bundanya udah tenang dan bahagia di atas sana. Tapi Alesha tidak bisa menyangkal rasa iri-nya pada Zea, begitu beruntungnya mereka bisa membahagiakan orangtuanya.

Lamunan Alesha buyar saat mendengar nada dering ponselnya. Melihat nama yang tertera di ponselnya Alesha langsung mengangkat dengan cepat.
"Lo dimana?" Tanya Asher diseberang sana.

"Rumah, kenapa?" Jawab Alesha.

"Jalan-jalan mau?" Ajak Asher.

"Ya udah jemput gue." Suruh Alesha.

"Siap ratu." Kekeh Asher diseberang sana.

"Oke babu!"  Balas Alesha menahan ketawa.

"Kayak gak ada panggilan lain aja." Ketus Asher membuat Alesha tertawa. Mendengar nada ketus Asher itu membuat Mood Alesha yang tadi jelek sekarang menjadi lebih baik. Memang sahabatnya ini yang terbaik. Hal kecil apapun jika itu Asher, Alesha pasti menyukainya.

***
Jakarta pukul sembilan malam Alesha sedang bersama Asher menikmati angin malam di atas motor cowok itu yang sedang melaju santai.  Alesha tersenyum tipis saat melihat ke atas dimana bulan yang terlihat seperti mengikuti dirinya. Alesha tahu itu tidak benar, ia tahu itu hanya perasaannya saja.

"Asher! Berhenti di cafe depan!" Teriak Alesha takut Asher tidak mendengarnya.

"Gue gak tuli Alesha!" Kesal Asher mendengar teriakan Alesha.

"Takutnya Lo gak dengar karna pake helem." Balas Alesha santai lalu turun dari motor Asher.

"Buka." Ucap Alesha menyuruh Asher membuka helm yang ia pakai.

"Sabar." Setelah Asher selesai membuka helmnya, Alesha langsung berjalan ke dalam cafe yang terlihat sangat ramai.

"Kenapa tiba-tiba ngajak gue jalan-jalan?" Tanya Alesha setelah selesai memberitahukan pesanannya pada pelayan cafe tersebut.

"Gue mau dengerin penjelasan Lo." Jawab Asher.

"Penjelasan apa?" Tanya Alesha mengerutkan keningnya bingung.

"Lo beneran suka sama Nolan?" Tanya Asher menatap serius Alesha. Sedangkan yang ditatap malah langsung gelagapan.

"Ya." Jawab Alesha setelah menggaruk kepala bagian bawah tepatnya di belakang telinga kanan.

"Seriusan? Bukannya Lo selalu kesal kalau lihat dia?"

"Itu dulu, sekarang enggak." Jawab Alesha berusaha tidak terlihat gugup. Alesha itu jarang berbohong sama Asher karna cowok itu pasti menyadarinya. Entah dari mana cowok itu menyadarinya Alesha juga bingung.

"Lo bohong Alesha." Ucap Asher tersenyum tipis. 

"Gue gak bohong!" Bantah Alesha.

"Gue tahu kapan Lo bohong kapan enggak." Ucap Asher.

"Dari mana Lo tahu!"

"Lo gak perlu tahu." Asher sudah mengenal Alesha lebih dari lima tahun dan itu bukan waktu yang singkat baginya. Mungkin gadis yang didepan Asher ini tidak menyadarinya. Tidak menyadari kebiasaannya sendiri jika berbohong. Setiap Alesha berbohong gadis itu pasti menggaruk kepalanya tepat di belakang telinga kanan. Asher sudah menyadarinya dari lama.

"Nolan itu baik, lebih baik dari pada gue. Dia bisa Lo andalkan." Ucap Asher menatap mata Alesha.

"Menurut gue tetap Lo yang terbaik. Sahabat gue." Balas Alesha tersenyum tipis lalu mengambil kentang goreng pesanannya yang baru saja datang.

***

Alesha mengepalkan tangannya kesal melihat pemandangan didepan matanya. Melihat senyum malu-malu Hana memuat Alesha ingin sekali menjambak rambut gadis itu.  Tadi Alesha datang ke kelas Nolan untuk membawakan cowok itu sarapan yang dibelikan Zea. Sampai di kelas pacarnya itu Alesha sama sekali tidak menemukannya. Dan paling membuat Alesha kesal adalah perkataan teman sekelas Nolan yang mengatakan tadi  Hana datang dan mengajak Nolan pergi ke perpustakaan. Dan ya, disinilah keberadaan Alesha sekarang menatap Nolan yang begitu serius mengajari Hana.

"Nolan." Ucap Alesha lembut.

Nolan dan Hana sama-sama mendongak kala mendengar suara Alesha. Hana terkejut kenapa Alesha bisa tahu mereka berada disini. Sementara Nolan, cowok itu hanya menatap Alesha datar sama seperti biasanya.

"Nolan Lo jahat bangat!" Ucap Alesha kesal melihat Nolan tidak menggubrisnya dan malah kembali fokus pada pelajaran Hana.

"Jangan mulai!" Ucap Nolan malas mendengar ocehan Alesha.

"Gue ini pacar Lo, tapi kenapa Lo cuekin gue dan malah lebih fokus ke Hana!" Ucap Alesha sedikit ngegas. Suara Alesha tidak keras tidak sampai membuat orang-orang mendengarnya.

"Emang kita pacaran?" Tanya Nolan menaikkan sebelah alisnya. Bermaksud mengejek Alesha.

"Jangan pura-pura pikun deh!" Ketus Alesha sambil melirik Hana yang sedari tadi hanya diam.

"Suka gak suka, terima gak terima Lo itu milik gue." Ucap Alesha menatap Hana sinis. Seolah-olah mengatakan jika Nolan itu miliknya tidak ada yang boleh mendekatinya.
Sementara Hana, gadis itu semakin tidak percaya diri. Apalagi melihat begitu santainya Alesha berbicara kepada Nolan.  Bahkan dengan mudahnya mengklaim Nolan itu miliknya. 

"Kak aku ke toilet bentar ya." Izin Hana lalu bergegas pergi tanpa mendengar jawaban dari Nolan.

"Cewek gila." Ucap Nolan  setelah beberapa saat hanya diam.  Alesha beranjak dari duduknya lalu menghampiri Nolan dan duduk di samping cowok itu. Alesha sedikit mendekatkan kursi mereka membuat Nolan menatap Alesha tajam.

"Mata lo." Ucap Nolan risih melihat tatapan Alesha seperti berbeda dari biasnya.

Membuang nafas kasar Alesha beranjak dari kursinya  "Nanti kita pulang bareng!" Ucap Alesha lalu bergegas meninggalkan Nolan.

Alesha (TERBIT)Where stories live. Discover now