Pagi yang menyebalkan

30.8K 1K 34
                                    

Sebelumnya Hana belum pernah merasakan semua yang ia dapatkan sekarang. Keluarga yang utuh adalah impian Hana dulu, tapi ia sadar semua itu tidak akan terjadi sebab ayahnya sudah meninggal saat dirinya berusia lima tahun. Hana kecil yang sama sekali belum memiliki ingatan tentang ayahnya. Gadis kecil itu hanya bisa menatap foto ayahnya. Terkadang Hana merasa iri kepada anak lain yang memiliki ayah yang bisa mengantar dan menjemput anaknya.  Tapi Hana sangat bersyukur memiliki seorang ibu yang sangat hebat. Mereka bukanlah orang kaya, ayahnya dulu hanya bekerja sebagai satpam di sebuah sekolah dan ibunya yang berjualan kue di pasar. Setelah ayahnya meninggal, Hana selalu menemani ibunya berjualan di pasar. Tapi setelah Hana memasuki SD, Hana hanya bisa menemani ibunya setengah hari. Semua hari-hari Hana berlalu seperti itu-itu saja. Hana masuk ke SMA elit di Jakarta ini sebab kerja kerasnya mendapatkan beasiswa.

Tapi semuanya berubah saat Hana tidak sengaja menjatuhkan bakso yang ia bawa sebab menabrak kakak kelasnya yaitu Alesha.
Dan sialnya besoknya ia dikerjai oleh Alesha sampai ia masuk rumah sakit. Dan disitulah pertemuan pertama ibunya dengan Atha setelah tujuh tahun lamanya. Saat Atha datang ke rumah sakit untuk membiayai semua biaya pengobatan Hana sebagai tanggung jawab dari perbuatan Alesha.
Ibunya bercerita bahwa Atha adalah mantan kekasihnya dulu. Dan ibunya juga memberitahu bahwa Atha yang membawa mereka ke rumah sakit tujuh tahun yang lalu akibat kecelakaan. Mereka masih saling mencintai dan Hana bisa melihatnya. Dan sekarang kita bisa melihat bahwa Hana mendapatkan keluarga yang utuh juga tidak kekurangan apapun lagi saat ini.

"Mas, sebenarnya Alesha tinggal dimana?" Tanya Sandra setelah ia melihat Atha selesai dengan makanannya.

"Di apartemen sahabatnya." Jawab Atha seperti biasanya. Atha mengetahuinya dari asisten pribadinya yang ia suruh mencari keberadaan Alesha yang tiba-tiba sudah pulang dari rumah sakit waktu itu.

"Aku udah tahu, aku tanya alamatnya?"

"Buat apa?"

"Mau nyuruh Alesha buat pulang kesini karna kamu gak mau turun tangan buat bujuk Alesha kembali ke rumah ini."

"Dia bahagia di sana Sandra."

"Gak ada anak yang senang berpisah dengan orang tuanya. Kamu salah! Kamu juga merasa kesepian Alesha tidak berada dirumah ini kan?" Tanya Sandra.

"Kamu tidak akan bisa membujuk Alesha! Dia sangat keras kepala." Hana sedari tadi hanya menyimak pembicaraan kedua orangtuanya. Melihat ke terdiaman bundanya Hana langsung angkat bicara untuk berpamitan.

"Ayah, bunda, Hana berangkat dulu ke sekolah!" Pamit Hana sambil berdiri dari kursi dan menyalami kedua pasangan itu.

"Hati-hati bawa motornya!" Ucap Sandra.

"Siap!" Ucap Hana dengan senyum manisnya.

***

"Pagi Nobu!" Sapa Alesha dengan senyum manis andalannya. Nolan memegangi dadanya terkejut saat mendengar suara Alesha. Nolan baru saja membuka pintu apartemennya tapi langsung di kejutkan dengan wajah dan suara keras Alesha.

"Sapaan gue gak di balas?" Tanya Alesha yang melangkah sedikit cepat guna menyamakan langkahnya dengan Nolan.

Alesha menghela nafas kasar saat Nolan tidak menjawab pertanyaan. Sudahlah! Alesha sudah biasa di cuekin.

"Bareng siapa?"

"Ha!"

"Berangkat bareng siapa? Asher?" Tanya Nolan.

Alesha menahan senyumnya, Nolan bertanya seperti ini karna ingin mengajaknya berangkat bareng kan?.

"Sendiri lah!" Jawab Alesha. Sebenarnya Alesha menunggu di depan apartemen Nolan agar bisa minta nebeng pergi ke sekolah bareng Nolan. Tapi kalau Nolan yang mengajaknya Alesha pasti lebih senang.

"Oh." Singkat Nolan.

"Cuman oh?" Tanya Alesha tidak habis pikir.

"Terus mau Lo apa?"

"Ajak gue pergi bareng ke sekolah gitu!" Jengkel Alesha melihat sikap tidak peka Nolan.

"Ya udah kita bareng." Balas Nolan santai dengan senyum tipis yang tidak disadari Alesha.

"Nyebelin Lo!" Kesal Alesha tapi kekesalan Alesha hanya sesaat sebab melihat Nolan yang tiba-tiba peka. Cowok itu memakaikannya helm tanpa di minta. Baiklah mood Alesha kembali bagus hanya karena helm. Diperjalanan Alesha hanya banyak diam, ia sedang menikmati udara pagi yang menyegarkan di atas motor Nolan.

"Kok berhenti?" Tanya Alesha heran.

"Ada yang kecelakaan." Alesha langsung agak menyamping untuk melihat ke depan. Matanya melihat seorang gadis yang berseragam sama dengan mereka sedang berusaha mengangkat motor metik yang menimpa dirinya. Alesha langsung turun dari motor Nolan begitu juga Nolan yang sedang membuka helmnya. Nolan lebih dulu berjalan kearah gadis itu sementara Alesha masih berusaha melepas helmnya.
Posisi gadis itu membelakangi mereka sehingga Alesha maupun Nolan tidak mengetahui itu siapa.

"Hana." Ucap Nolan setelah mengangkat motor gadis yang belum ia ketahui siapa tadi. Nolan baru menyadari itu Hana saat ia sudah mendirikan motor itu dan menoleh kearah gadis yang masih terduduk di aspal. Dan ternyata itu adalah Hana.

Nolan menoleh kearah Alesha yang menunjukkan wajah datarnya. Nolan membatu Hana berdiri lalu membawanya duduk di trotoar. "Makasih kak." Ucap Hana lembut.

Alesha menatap sinis ke arah Nolan yang membatu Hana. Apalagi senyum manis Alesha saat berkata makasih. Alesha melangkahkan kakinya mendekat kearah tempat Hana.

"Kenapa bisa jatuh?" Tanya Nolan.

"Ini salah Hana kak, tadi aku bawa motornya kecepatan. Terus ada mobil di depan jadi aku mau potong dari kanan. Eh tiba-tiba mobilnya ke arah kanan. Untung aku rem mendadak dan kencang bangat tapi entah gimana tiba-tiba motornya gak seimbang dan aku jatuh. Untung mobilnya gak kena tadi." Cerita Hana sambil memegangi lututnya yang tergores.

"Masih bisa bawa motor?" Tanya Nolan.

"Kaki aku sakit tapi masih bisa jalan kok kak!" Jawab Hana.

"Kaki Lo di obati di sekolah aja. Alesha Lo bisa kan bawa motor Hana ke sekolah? biar gue yang bonceng Hana ke sekolah."

"Kok gue! Ngapain juga Lo bonceng dia? Diakan masih bisa jalan dan lukanya juga gak parah-parah bangat!" Ucap Alesha saat mendengar ucapan Nolan yang katanya ingin membonceng Hana.

"Aku masih bisa bawa motornya kok kak!" Timpal Hana berdiri tapi sesekali meringis kesakitan.

"Dengar kan? Dia bisa bawa motornya! Ngapain gue harus cape-cape bawa!" Ucap Alesha dengan nada tinggi yang menandakan dia sedang kesal.

"Alesha, Hana baru kecelakaan dan dia pasti syok." Ucap Nolan menjelaskan.

"Lo peduli bangat ya sama cewek ini? Suka Lo sama dia?" Tanya Alesha.

Nolan menggelengkan kepalanya. "Turutin permintaan gue sekali ini aja!" Pinta Nolan.

Alesha memutar bola matanya kesal sambil mencak-mencak mendekati motor Hana. "Fine!" Benar-benar pagi yang menyebalkan pikir Alesha.

Nolan berjalan kearah Alesha yang hendak menaiki motor Hana. Nolan tahu Alesha pasti sangat kesal dengan permintaannya ini. "Hati-hati Mi novia." Ucap Nolan sambil mengelus kepala Alesha.

"Apaan Lo panggil gue Mi novia! Gue gak suka sama panggilannya!" Ketus Alesha yang memang tidak mengetahui arti dari kata itu. Alesha mengira itu adalah panggilan yang dibuat asal oleh Nolan. Seperti ia yang memanggil Nolan dengan sebutan Nobu alias Nolan babu.










Alesha (TERBIT)Where stories live. Discover now