Kita bolos saja

28.4K 869 4
                                    

Chelsea mengerutkan keningnya saat penglihatannya menatap sekeliling ruangan yang jelas saja bukan kamarnya. Chelsea memegangi kepalanya yang sedikit pusing. Seingat Chelsea, semalam ia sedang berada di halte menunggu kakaknya Chelvan. Tangan Chelsea menarik selimut yang menutupi tubuhnya lalu beranjak dari ranjang. Telapak kaki Chelsea menyentuh lantai yang terasa dingin. Dengan langkah pelan Chelsea sampai di pintu dan membukanya.

Pandangan Chelsea terfokus pada seorang gadis yang duduk membelakanginya di sofa. Meskipun sudah lama tidak bertemu tapi Chelsea masih bisa mengetahui siapa yang kini duduk membelakanginya.

"Alesha..." Ucap Chelsea lirih menatap wajah Alesha yang seketika mendongak saat mendengar suaranya.

"Lo udah bangun?" Pertanyaan yang jelas Alesha sudah tahu jawabannya. Chelsea tidak menjawabnya, gadis itu justru dengan cepat duduk di samping Alesha dan memeluknya.

Alesha membalas pelukan Chelsea. Ia bisa mendengar suara Isak tangis yang jelas berasal dari Chelsea. "Maafin gue..." Alesha tersenyum tipis saat mendengar suara lirih Chelsea yang meminta maaf.

"Semalam, Asher gak sengaja lihat Lo duduk sendirian di halte dengan wajah yang pucat. Lo pingsan setelah Asher hampir sampai didekat Lo. Asher bingung mau bawa Lo kemana, itu sebabnya dia bawa Lo ke sini." Jelas Alesha mengabaikan permintaan maaf Chelsea.

"Kenapa Lo duduk sendirian di halte dalam keadaaan sakit? Chelvan dimana? Kalau terjadi sesuatu saat Lo di halte gimana?" Tanya Alesha beruntun dengan raut wajah khawatir.

"Sebenarnya waktu itu gue lagi nunggu Chelvan buat jemput cuma tiba-tiba maag gue kambuh karna telat makan siang itu." Jawab Chelsea.

"Chelvan pasti cariin gue!" Panik Chelsea.

"Gue udah kabarin dia melalui ponsel Lo. Gue bilang Lo nginap di rumah teman Lo." Ucap Alesha.

"Alesha.. Lo gak benci sama gue?" Tanya Chelsea sebab melihat ada kekhawatiran di wajah Alesha tadi. Tidak ada tatapan benci seperti yang ditunjukkan Asher.

"Buat apa?" Masalah Chelsea hanya pada Asher. Mereka tidak memiliki masalah, hanya saja Alesha sedikit kecewa sebab Chelsea pergi keluar negeri tanpa memberitahunya.

"Asher pasti cerita tentang gue yang mutusin dia dan pacaran sama Arga yang jelas-jelas musuh Asher dulu. Dan itu terjadi karena gue yang percaya sama perkataan Arga yang mengatakan Asher cuman main-main sama gue. Dia bilang kalau Asher cuma cinta sama Lo. Dia bilang Asher pacari gue cuma kerena ingin menutupi perasaannya dari Lo. Gue udah berusaha enggak percaya tapi sikap Asher yang jelas-jelas lebih memprioritaskan Lo membuat gue goyah dan percaya sama perkataan Arga."

"Asher cuma bilang kalian putus karena Lo lebih percaya perkataan Arga dibandingkan dia. Asher bilang Lo enggak percaya sama perasaannya. Tapi Asher gak pernah cerita bahwa penyebab Lo gak percaya sama dia karena kedekatan gue sama dia." Bingung Alesha.

"Asher pasti gak mau Lo merasa bersalah."

"Gue juga yang maksa Chelvan buat mutusin Lo Alesha. Gue udah ceritain semua tentang Asher yang lebih prioritaskan Lo tapi Chelvan cuma bilang itu kesalahpahaman. Tapi gue tatap ngeyel dan maksa dia putusin lo. Chelvan sayang bangat sama Lo Alesha... Dia cuma terpaksa mengikuti ucapan adiknya ini."

"Gue udah terlanjur benci berpikir Chelvan mencampakkan gue." Mendengar ucapan Alesha membuat Chelsea seketika menggelengkan kepalanya kasar.

"Itu gak benar Alesha! Jangan marah sama Chelvan." Pinta Chelsea memohon.

"Di hari Chelvan putusin Lo di hari itu juga gue tahu semua kebusukan Arga. Gue gak sengaja dengar Arga bicara sama teman-temannya di tempat bisa mereka nongkrong. Mereka membicarakan kebodohan gue Alesha... Mereka bicara kalau gue terlalu mudah untuk dibodoh-bodohi. Saat itu juga gue ingin minta maaf sama Asher tapi sepertinya takdir berkata lain. Gue kecelakaan Alesha... Gue koma dan dibawa keluar negeri." Tangis Chelsea semakin deras saat menceritakan kejadian dimana ia begitu menyesal tidak mendengar ucapan Asher.

"Beberapa bulan gue koma dan Chelvan terpaksa melanjutkan sekolahnya di London. Dan setelah gue sadar pun kita tetap melanjutkan sekolah di sana. Karna ayah juga punya bisnis yang harus diurus di sana. Gue pengen bangat hubungin kalian tapi gue takut Alesha. Gue gak siap terima kebencian dari kalian. Sampai akhirnya ayah mutusin pindah ke Indonesia. Dan kini gue bisa minta maaf dan jelasin semua sama Lo."

"Maafin gue..."

"Gue ngerti sama perasaan Lo saat itu." Masalah ini terjadi juga karena Alesha yang terlalu dekat dengan Asher sehingga orang melebih-lebihkan dan memanfaatkan kedekatan mereka untuk menghancurkan hubungan Asher dengan Chelsea. Mulai dulu sampai detik ini Alesha hanya menganggap Asher sebagai kakak laki-laki yang selalu melindunginya tidak lebih begitu juga dengan Asher.

"Bagaimana kalau kita bolos saja hari ini?" Tanya Alesha melirik jam yang menunjukkan pukul setengah sembilan.

Chelsea menganggukkan kepalanya setuju. " Kita bolos saja."

Alesha (TERBIT)Where stories live. Discover now