Menunggu

31K 1K 16
                                    

"Pulang bareng kita aja Sha!"

"Astaga gue kesal bangat tai, masa gue di tinggal!" Alesha menghentakkan kakinya kesal saat mengetahui Nolan pulang lebih dulu, cowok itu tidak menunggunya. Tadi Alesha sudah mengatakan mereka akan pulang sama tapi cowok itu malah meninggalkannya.

"Nolan emang selalu ngeselin, pulang bareng kita aja Sha." Entah sudah berapa kali Zea mengatakan itu tapi Alesha tetap saja menggeleng tidak mau.

"Gue udah kirim pesan." Ucap Alesha membuat kedua sahabatnya bingung.

"Gue bakal tunggu dia datang jemput gue. Biarin aja dia capek bolak-balik, siapa suruh tinggalin gue!" Cerocos Alesha tanpa sadar jika sahabat ya menatap dirinya bingung.

"Sha, Lo masih ingat tujuan utama Lo dekatin dia kan?" Tanya Alya serius membuat Alesha terdiam. Alya heran kenapa Alesha sampai segitunya bahkan gadis itu mengatakan akan menunggu Nolan disini.

"Ha! Ingat lah masa gue lupa."

"Terus kenapa Lo kesal bangat di tinggal Nolan, sampai-sampai gak mau pulang kalau buka dia yang jemput. Kayak pacar yang ngambek aja sikap Lo!" Jelas Alya mengutarakan pemikirannya.

"Lo juga nolak tuh pulang bareng kita!" Timpal Zea.

"Lo suka sama dia?" Tuding Alya menatap Alesha serius.

"Enggak lah!" Jawab Alesha sambil menggaruk rambut belakang telinganya.

"Gue kesal aja sama sikap dia, plus gue ingin dia repot bolak-balik kesini. Karna gue yakin Nolan pasti datang." Lanjut Alesha.

"Kenapa Lo bisa yakin Nolan bakal datang?" Tanya Alya.

"Karna gue sadar, beberapa hari terakhir ini Nolan gak pernah nolak permintaan gue. Mungkin rencana kita berhasil." Terang Alesha.

"Bagus dong! Gue senang dengarnya." Sahut Zea.

"Tapi kenapa dia ninggalin Lo sekarang?" Tanya Alya membuat Alesha terdiam. Alesha juga bingung kenapa cowok itu tidak menunggunya padahal tadi Nolan tidak menolak saat ia ajak pulang.

"Gue cuma pesan, jangan sampai Lo jatuh ke perangkap yang Lo buat sendiri." Ucap Alya saat melihat Alesha diam tidak menjawab pertanyaannya.

***

Sekarang sudah pukul lima sore dan Alesha tetap berada di depan pagar SMA Banua. Menunggu seseorang yang Alesha juga tak tahu bakal datang. Sahabat-sahabat sudah pulang lebih dulu yang pastinya dengan paksaan dari Alesha. Gadis yang berdiri sendirian di dekat pagar itu ngotot tidak akan pulang jika tidak bersama Nolan. Alesha itu keras kepala.

Alesha mendongak ke atas kala merasa sesuatu menetes di kepalanya.

"Hujan." Gumam Alesha.

"Dia beneran gak datang? Sialan memang." Umpat Alesha yang sudah merasa kedinginan. Seluruh badan Alesha sudah basah kuyup. Tapi gadis itu masih keras kepala menunggu Nolan. Lihat saja Alesha pasti akan memberi Nolan pelajaran sebab sudah membuatnya menunggu lama. Dan jika cowok itu tidak datang sampai pukul enam sore, Alesha sungguh akan membuat wajah sok tampan Nolan itu babak belur.

"Siapa yang sialan?" Alesha menoleh ke samping menatap wajah seseorang yang sudah ia tunggu kedatangannya sedari tadi.

"Ck, Lo! siapa lagi!" Bentak Alesha sambil memukul-mukul dada Nolan kesal dengan air mata yang tanpa ia sadari keluar. Dada Alesha sesak saat memikirkan Nolan tidak akan datang dan membiarkannya sendiri di sini. Alesha merasa dongkol saat menunggu Nolan sendirian di tempat yang perlahan-lahan semakin sepi dan yang paling parah menunggu di bawah derasnya hujan. Mungkin itu penyebab Alesha sampai mengeluarkan air matanya saat melihat kedatangan Nolan.

Nolan menahan tangan Alesha yang ingin memukul dadanya. Membawa Alesha kedalam pelukannya sementara tangan yang satu lagi memegang payung yang ia bawa.

Nolan salah, dan ia mengakuinya. Sebenarnya Nolan lupa mengenai perkataan Alesha di ruang OSIS perkara pulang bersama. Nolan tidak bisa berpikir ke arah situ saat ia mendapat panggilan ke ruang kepala saat jam pulang berbunyi. Terlebih ia melihat sang ayah berada di dalam ruangan tersebut. Ini bukan yang pertama ia di panggil keruangan kepsek karna kedatangan ayahnya. tetapi tetap saja Nolan tidak akan bisa memprediksikannya karna Nolan juga sering di panggil kepala sekolah mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di sekolah.

Dan akhirnya Nolan pulang bersama sang ayah yang baru saja pulang dari Jerman setelah hampir tiga bulan berada di sana. Yang pastinya Nolan bertanya-tanya kenapa pria pulang tanpa pemberitahuan dan juga datang ke sekolahnya?

Pria yang berstatus ayah Nolan itu membawanya ke restoran untuk membahas sesuatu yang sangat Nolan hindari. Ditambah Nolan juga harus mendengar permintaan menuntut pria itu. Selesai dengan pembicaraan mereka Nolan langsung bergegas pulang ke gedung apartemennya dan saat ia melewati apartemen Asher. Cowok itu baru menyadari tentang Alesha.

"Maaf." Ujar Nolan.

"Gue minta maaf Alesha." Ulang Nolan sementara Alesha tetap saja menangis mengeluarkan seluruh perasaan kesal di hatinya..
Nolan melepaskan pelukannya pada Alesha dan meminta gadis itu memegang payungnya.
Setelah Alesha menerima payung tersebut Nolan langsung melepaskan jaketnya lalu memberikannya pada Alesha sambil mengambil alih payung yang Alesha pegang.

"Gue mau pulang." Ucap Alesha. Nolan mengangguk lalu menggenggam tangan Alesha sambil berjalan menuju halte.





Alesha (TERBIT)Where stories live. Discover now