Jangan menangis

46K 1.5K 5
                                    

"Bunda?" Itu pertanyaan bukan pernyataan yang diucapkan Alesha dengan sorot mata tajam menatap seseorang yang disebut ayahnya sebagai bundanya.

"Dia bunda Sandra, istri baru ayah dan yang disampingnya Hana adik kamu." Ujar Atha menggenggam tangan istrinya.

Alesha mengepalkan tangannya. Ia memang tidak mengenal sifat atau apapun tentang wanita itu tapi cukup mendengar namanya saja Alesha sudah tahu. Wanita itu yang sudah merusak kebahagiannya dan bundanya. Dan juga gadis yang di sebut adiknya itu. Hana? Orang yang ia bully ternyata anak dari wanita itu. Kenapa dunia sangat sempit sekarang.

"Ayah pergi ke luar kota ternyata untuk menikah lagi? Kenapa Alesha gak di beri tahu? Karena ayah tahu Alesha gak bakal setuju. Ayah gak pernah mikirin perasaan putri ayah!" Ucap Alesha dingin. Alesha ingin menangis mengingat bundanya yang sudah tiada tujuh tahun lalu. Alesha menahannya ia tidak mau menangis dihadapan orang yang paling ia benci saat ini.

"Ayah mikirin kamu, melihat sikap kamu yang diluar batas kamu butuh seorang ibu."

"Jadi ayah minta kamu terima bunda Sandra dan adik kamu dengan baik."

"Alesha itu cuma punya satu ibu yaitu bunda Zura dan Alesha putri satu-satunya dari Atha Maheswari dan Azzura.

"Alesha gak akan terima wanita-wanita murahan ini!" Bentak Alesha menunjuk Sandra dan Hana.

"Alesha! Jaga mulut kamu!" Ucap Atha sambil berdiri dari duduknya dengan suara meninggi akibat tersulut emosi.

"Sabar mas." Ucap Sandra lembut ikut berdiri.

"Nak-."

"Berhenti! Jangan mendekat!" Bentak Alesha saat melihat Sandra berjalan menujunya.

"Alesha dimana sopan santun mu." Ucap Atha dengan aura sedikit tinggi.

"Udah ayah, jangan marah sama kak Alesha." Ucap Hana menenangkan tapi Alesha tidak. Hatinya malah terasa panas mendengar tutur gadis itu.

"Ayah? Berani bangat Lo sebut ayah gue sebagai ayah Lo! Dia itu cuma ayah gue. Lo gak punya hak manggil dia kaya gitu!" Ucap Alesha menatap tajam Hana.

"Maaf kak.." ucap Hana menunduk.

"Hana anak ayah juga sekarang, jadi dia punya hak Alesha." Tekan Atha membela Hana.

"Kalau kamu gak bisa terima, silahkan keluar dari rumah ayah sekarang dan kembalikan semua fasilitas yang ayah berikan!" Ucap Atha mutlak tak terbantahkan.

"Ayah memang gak pernah sayang sama bunda dan Alesha." Ucap Alesha lirih lalu berlari keluar dari rumahnya Atha menatap punggung Alesha dengan tatapan yang sulit diartikan.

***

Orang-orang pasti menganggap Alesha gila sekarang.  Berjalan sendirian sambil menangis tanpa suara. Setelah beberapa meter berjalan Alesha berhenti di kursi taman yang sepi hanya ada rumput juga bunga dan pohon-pohon. Tangis yang semula tak bersuara sekarang terdengar. Alesha menangis sangat pilu seakan ia menumpahkan segala bebannya dengan tangisan itu. Alesha merindukan bundanya, setiap hari setiap saat ia merindukan bundanya. Alesha sangat merindukannya sampai rasanya ia tidak kuat menahannya.

Alesha rindu suara lembut wanita itu, Alesha rindu ciuman wanita itu. Pelukan, usapan sayang di kepalanya. Alesha rindu semua tentang wanita hebat itu. Suara tangis Alesha semakin kuat. Rasa sakit, rindu, marah, kecewa, sedih itu yang ia rasakan saat ini.

"Bisa nangis juga? Gue kira cuma bisa buat orang nangis!" Tanpa berbalik menoleh menatap siapa yang berbicara disampingnya Alesha sudah mengetahui siapa orangnya.

Alesha menghapus dengan kasar air matanya. " Gue lagi malas debat, pergi lo!" Ucap Alesha dingin. Setelah mengatakan itu tidak terdengar jawaban membuat Alesha menoleh. Alesha menatap mata Nolan yang juga menatap dirinya.

Setelah beberapa detik Alesha memutuskan berpaling enggan menatap Nolan. Melihat itu Nolan menarik lengan Alesha lalu membawa gadis itu kedalam pelukannya. Alesha memberontak dengan cara memukul-mukul dada Nolan.  Tapi cowok itu sama sekali tidak keberatan dan justru semakin mengeratkan pelukannya. 

"Jangan menangis."

"Jangan ikut campur!" Jawab Alesha masih menangis di pelukan Nolan.



Alesha (TERBIT)Where stories live. Discover now