Pantai

26.2K 1K 14
                                    

"Langitnya indah." Ucap Alesha sambil menyuapkan eskrim yang tadi mereka beli ke dalam mulutnya. Eskrim rasa durian adalah favorit Alesha.

Sesuai janji Nolan tadi, sore harinya selesai dengan kegiatan belajar mengajar Nolan membawa Alesha ke pantai yang gadis itu inginkan. Pasangan kekasih itu kini sedang duduk di atas pasir kering tepi pantai. Menikmati indahnya langit di sore hari serta deburan ombak yang saling bersahutan.

"Mau coba rasa eskrim gue?" Tanya Alesha sambil mendekatkan mangkuk eskrim nya pada Nolan.

Nolan menggelengkan kepalanya sebentar lalu kembali menikmati eskrim miliknya sendiri. "Tapi gue mau cobain eskrim Lo." Ucap Alesha membuat mata Nolan yang tadi menatap birunya air laut kini beralih menatap gadis yang duduk disampingnya.

"Ini." Alesha tidak langsung menerima eskrim yang Nolan berikan. Gadis itu justru menyendok eskrim-nya sendiri lalu menatap Nolan penuh arti.

"Cobain dulu eskrim gue."

"Mau suapi gue ceritanya?" Tanya Nolan saat melihat sendok eskrim yang Alesha pengang mengarah padanya. Alesha mengangguk membenarkan membuat Nolan langsung menerima suapan eskrim dari Alesha.

"Gimana rasanya?"

"Lumayan." Alesha tersenyum tapi bukan karena mendengar jawaban Nolan. Alesha tersenyum sebab Nolan melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan yaitu menyuapi Alesha dengan eskrim rasa coklat miliknya. Setelah adegan suap menyuapi itu tidak terdengar lagi pembicaraan diantara pasangan itu. 

Alesha menikmati kebersamaannya dengan Nolan. Alesha menyenderkan kepalanya ke pundak Nolan sambil menatap langit yang kini berubah merah  kekuning-kuningan saat matahari mulai tenggelam.

"Nobu."

"Hm."

"Jangan tinggalin gue." Sekarang Alesha mengerti perasaannya pada Nolan. Ia benar-benar terjebak pada rencananya sendiri. Alesha tidak ingin Nolan meninggalkannya saat mengetahui rencana busuknya itu. Sekarang Alesha bingung, apa yang harus ia lakukan. Menceritakan yang sebenarnya pada Nolan atau tetap diam saja seolah-olah rencana itu tidak pernah terjadi.

"Maksudnya?"

"Apapun yang terjadi jangan tinggalin gue." Ucap Alesha sambil menegakkan tubuhnya.

"Lo gak akan pernah gue lepasin kecuali memang Lo  yang minta." Ucap Nolan menatap manik mata Alesha. Meyakinkan gadis itu bahwa ia tidak akan pernah meninggalkannya.

"Kenapa berpikir sampai sejauh itu?" Tanya Nolan.

"Gue cuma takut Lo pergi."

"Gue gak akan pergi Alesha." Ucap Nolan lembut sambil mengelus pucuk kepala Alesha membuat gadis itu tersenyum lebar.

"Boleh peluk?" Seharusnya Nolan yang mengatakan itu tapi Alesha tidak peduli yang jelas Alesha ingin berada di pelukan nyaman Nolan sekarang.

Sementara Nolan, cowok itu benar-benar tidak bisa menahan senyumnya kala mendengar pertanyaan dari gadisnya. Nolan menarik tangan Alesha, membawa gadis itu ke dalam pelukannya. Tanpa Alesha bertanya Nolan pasti mengizinkannya. Mengingat sesuatu Alesha langsung melepaskan pelukannya lalu beralih membuka tasnya mencari sesuatu yang ingin ia berikan pada Nolan.

"Gantungan kunci." Ujar Nolan saat melihat dua gantungan kunci akrilik berbentuk bulat yang bertuliskan nama Alesha dan satu lagi bertuliskan nama Nolan. Dua gantungan kunci akrilik itu sama-sama memiliki hiasan bunga-bunga kecil di pinggirnya.

"Lo simpan nama gue! Gue simpan nama Lo!" Ucap Alesha sambil menyerahkan gantungan kunci bertuliskan namanya.

"Lo harus simpan ini baik-baik! Jangan sampai hilang! Dan Lo juga harus gantungkan ini di tas sekolah Lo biar semua orang tahu kalau Lo itu cuma punya gue!" Tutur Alesha panjang lebar

"Iya sayang." Sialan! Alesha benar-benar tidak bisa menahan debaran di hatinya yang tiba-tiba datang saat mendengar ucapan lembut Nolan.

"Sayang, pipi Lo merah." Goda Nolan membuat Alesha seketika melotot tidak terima walupun itu benar.

"Lo sakit?" Tanya Nolan dengan tangan yang mengelus pipi Alesha. Cowok itu berlaga tidak tahu menambah kekesalan juga perasaan malu pada Alesha.

"Bisa diam gak? Mulut Lo ngoceh Mulu!" Ketus Alesha.

My tiktok: authorwattpad7

Alesha (TERBIT)Where stories live. Discover now