Hukuman

32.7K 960 14
                                    

Hana meremas roknya gugup, gadis itu kini  tengah berada di depan kelas yang bertuliskan XII IPS 2 yang mana itu adalah kelas Alesha. Menghela nafas Hana memberanikan diri masuk dan mendapati Alesha yang kini menatapnya tajam. Dengan langkah pelan Hana menghampiri meja Alesha yang berada di sebelah dingding.

Alesha menaikkan sebelah alisnya tidak menyangka Hana begitu berani menghampirinya setelah perbuatan gadis itu di lapangan tadi.

"Maaf kak, aku terlambat satu jam masuk ke sekolah setelah itu dihukum. Makanya aku telat kasih cat air kakak." Jelas Hana sambil menunduk meletakkan cat air itu di meja Alesha. Hana tidak menceritakan perkara ia yang pingsan hampir setengah jam sebab ia tidak ingin Alesha tahu. Tapi Hana salah, sebab Alesha sudah tahu tanpa gadis itu memberitahukannya.

"Gue gak butuh cat sialan ini!" Bentak Alesha sambil melemparkan cat air seharga dua juta ke bawah sampai mengenai tulang kering kaki Hana membuat gadis itu berteriak kesakitan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Gue gak butuh cat sialan ini!" Bentak Alesha sambil melemparkan cat air seharga dua juta ke bawah sampai mengenai tulang kering kaki Hana membuat gadis itu berteriak kesakitan.

"Nangis Lo!" Bentak Alesha berdiri dari duduknya menghampiri Hana yang kini memegangi kakinya yang terkena bantingan tempat cat air yang terbuat dari bahan aluminium.

"Diam!"

"Nangis aja kerjaan Lo!" Ejek Zea menatap jengah Hana yang menangis. Orang-orang sudah beramai-ramai mengintip dari jendela kelas mereka. Penasaran apa yang akan di perbuat Alesha dan sahabatnya yang tidak memiliki hati. Tanpa mereka sadari mereka juga sama saja dengan Alesha. Tidak memiliki hati!

Buktinya mereka hanya diam saja, menonton segala perbuatan yang selalu mereka bicarakan buruk. Tapi mereka juga tidak mencoba melerai perbuatan Alesha yang mereka cap kejam atau sekedar membela dan menolong Hana.

"Gimana rasanya berada dalam gendongan Nolan? Pastinya Lo senang kan secara Nolan itu cowok yang Lo sukai dari dulu. Cowok yang ingin Lo ambil perhatiannya. Tapi sayang... Nolan gak pernah melirik Lo sama sekali. Makanya Lo nekat melakukan hal murahan dengan pura-pura pingsan kan?" Ejek Alesha sambil tertawa sinis.

"Maksud kakak apa?"

"Gak usah tunjukkin wajah sok polos Lo! Enek gue lihatnya!" Bentak Alya memutar bola matanya muak.

"Aku gak ada maksud apapun kak, saat itu kepala aku memang pusing." Jelas Hana.

"Basi alasan Lo!" Ketus Zea.

"Maafin aku kak." Pinta Hana sambil menunduk

"Gue-."

"ALESHA!" Suara menggelar Nolan membuat Alesha tidak jadi melanjutkan kata-katanya. Alesha menoleh menatap wajah datar Nolan yang kini menatapnya tajam. Kelihatannya sekali jika cowok itu sedang marah.

"Apa-apaan ini?" Tanya Nolan menatap Hana yang kini semakin menangis.

"Apa?" Tanya Alesha dengan suara menantang.

"Hana salah apa lagi di mata Lo sampai-sampai Lo lukai kakinya kaya gini!" Bentak Alfan menunjuk tulang kering kaki Hana yang berdarah.

"Ini bukan urusan Lo!" Balas Alesha membentak Alfan.

"Urusan kita dong! Secara sikap Lo itu keterlaluan, tidak berperikemanusiaan!" Ujar Alfan.

"Diam Lo tai!" Balas Alya membela Alesha.

"Nolan, Lo gak bisa diam aja. Lo harus kasih pelajaran sama tiga cewek ini!" Suruh Alfan.

"Lapor sama guru BK aja sih!" Usul Alan.

"Tidak perlu." Tolak Nolan.

"Kenapa?" Tanya Alan bingung.

"Itu hanya memperumit orang tua." Jawab Nolan.

"Mereka bertiga akan membersihkan ruangan guru dan ruangan OSIS selama satu Minggu. Tidak ada boleh debu sedikit pun dan juga terdapat kotoran di lantai. Setiap hari anggota OSIS akan memeriksa pekerjaan mereka. Hukuman akan di tambah jika mereka melakukan hal licik." Jelas Nolan panjang lebar.

"Gak bisa gitu lah, apa-apaan kita jadi babu!" Tolak Zea.

"Lo bahkan gak tanya kronologi kejadiannya tapi Lo langsung kasih kita hukuman? Wah benar-benar keterlaluan Lo!" Bentak Alesha menatap tajam wajah datar Nolan.

"Gue bakal jujur, gue emang sengaja lempar cat air sampai mengenai kaki Hana. Tapi bukan salah gue kan? Salah dia yang mencoba menghindari dan justru mengenai kakinya." Cerita Alesha.

"Emang dasarnya dia aja yang cengeng!"

"Lo senang kan dikasihani sama orang? Lo senang lihat gue dihukum karna lo!" Bentak Alesha.

"Diam Alesha! Ini tidak akan terjadi jika Lo  bisa menahan emosi. Jika Lo gak melemparkan cat air itu. Ada siswa yang menyampaikan kalau Lo itu membentak dan menyudutkan Hana!"

"Jangan menyalahkan orang atas perbuatan kalian!" Tekannya.

"Hukuman akan di mulai hari ini sehabis pulang sekolah!" Perintah Nolan lalu berjalan keluar dari kelas Alesha.







Alesha (TERBIT)Where stories live. Discover now