Resmi pacaran?

29.4K 1K 64
                                    

Perjalanan dari Yogyakarta ke Jakarta membutuhkan waktu sekitar tujuh jam lebih untuk sampai. Setelah pulang dari candi Prambanan sekitar pukul empat sore mereka langsung bergegas ke villa Zean untuk berkemas. Mereka sebelas akan kembali pulang ke Jakarta hari ini juga pukul 18.30 sehabis makan malam. Di perjalanan kali ini bukan Chelvan yang mengendarai mobil tapi Nolan. Dan semua itu atas dasar permintaan Alesha dengan alasan Chelvan pasti merasa lelah sebab membawa mobil sejak kemarin.

"Ngapain Lo lihatin gue?" Tanya Nolan tanpa menoleh menatap Alesha sebab mata cowok itu sedang fokus menatap jalanan.
Nolan bisa merasakan bahwa Alesha sedari tadi terus menatapnya.

"Emang gak boleh lihat pacar sendiri?" Tanya Alesha balik dengan senyum lebar di bibirnya pink alaminya. Nolan tidak menjawab, cowok itu hanya tersenyum tipis dan Alesha menyadarinya.

"Mi novia." Gumam Alesha. Selama ini Alesha berpikir bahwa kata mi novia adalah sebuah panggilan yang sama sekali tidak memiliki arti yang spesial. Alesha pikir itu hanyalah sebuah panggilan yang dikarang oleh Nolan untuknya. Tapi sekarang Alesha tahu bahwa kata itu berasal dari bahasa spanyol yang artinya pacarku untuk seorang wanita dan mi Novio untuk seorang lelaki.  Kata si juga berasal dari bahasa spanyol yang memiliki arti iya.

"Sekarang, apa artinya kita resmi pacaran?" Tanya Alesha terang-terangan membuat Nolan langsung menoleh kehadapan gadis itu sesaat.

"Menurut Lo?" Tanya Nolan balik.

"Kalau begitu, coba panggil gue sayang!" Pinta Alesha membuat Nolan hampir saja mengerem mendadak. Untung saja otak Nolan masih bisa fokus dan tidak membuat seluruh temannya yang sedang tertidur terbangun.

"Jangan bercanda, gue lagi nyetir!" 

"Lo cuma bilang satu kata! Sayang! Hanya sayang loh!" Ketus Alesha menatap kesal Nolan. Padahal baru saja Alesha di buat senang tapi cowok itu kembali bersikap menyebalkan!

"Lebih baik Lo tidur!" Balas Nolan mengalihkan pembicaraan.

"Sayang! Hanya sayang!" Mendengar ucapan Alesha dengan nada ngotot membuat Nolan membuang nafas kasar. Nolan hanya belum terbiasa dengan semua ini. Ini pertama kalinya ia memiliki hubungan lebih dengan seorang gadis. Dan Nolan merasa sulit untuk mengekpresikan perasaannya.

"Fine! Gue tidur!" Final Alesha merasa jengkel saat Nolan terlihat cuek dengan permintaannya. Tatapan Alesha beralih, dari yang terus melihat Nolan sekarang justru berbalik ke samping kiri dimana Alesha bisa menatap gedung-gedung yang menjulang tinggi dan juga beberapa kendaraan yang berlalu lalang.

Sudah dua puluh menit berlalu, dan Alesha sama sekali tidak mengeluarkan suaranya. Gadis itu tidak tidur, matanya terbuka lebar menatap keluar. Dan itu membuat Nolan tidak tenang. Alesha yang biasnya ribut kini mendiaminya. Nolan membuang nafas kasar lalu melirik ke belakang dengan kaca spion dimana seluruh temannya masih terlelap.

Nolan meraih tangan kanan Alesha dengan tangan kirinya. Menggenggam tangan halus itu lalu membawanya mendekat ke arah bibirnya guna mengecup punggung tangan halus Alesha.  "Sayang.." Ucap Nolan lembut.

Alesha akan jujur, jantungnya berdegup kencang saat melihat tindakan dan mendengar ucapan Nolan. Kini Alesha menyesali permintaannya. Bahkan Alesha tidak bisa menahan senyumnya kala mendengar ucapan lembut Nolan.

"Udah puas?" Tanya Nolan masih dengan tangan yang menggenggam tangan Alesha yang kini bertengger di pahanya.

"Apaan! Gue udah gak mood!" Kilah Alesha sambil menarik tangannya dari genggaman Nolan.

"Oh ya? Tapi senang kan?" Balas Nolan dengan nada suara mengejek di telinga Alesha.

"Enggak!" Ucap Alesha sambil menatap ke lain arah yang jelas bukan menatap wajah Nolan.

"Berarti salah tingkah?" Alesha berbalik mengarah Nolan dengan mata yang melotot. Alesha bisa melihat Nolan sedang tersenyum seolah-olah sedang mengejeknya.

"Diam Lo!" Tekan Alesha.

"Pacar gue salah tingkah." Ucap Nolan santai membuat Alesha semakin merasa malu sebab itu benar adanya.

***

"Mereka pergi ke candi Prambanan." Gumam Hana. Gadis itu sedang duduk di ruang tamu sambil memegangi ponselnya guna menatap wajah tampan Nolan dari Instagram pribadi cowok itu.  Nolan hanya memiliki satu postingan di Instagramnya dan itupun baru di posting beberapa jam yang lalu. Nolan tidak memosting fotonya sendiri tapi memosting fotonya bersama teman-temannya saat berada di candi Prambanan.

"Nak, kenapa belum tidur?" Tanya Sandra saat melihat putrinya masih berada di ruang tamu padahal jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

"Itu Nolan kan?" Tanya Sandra saat melihat layar ponsel Hana yang menunjukkan foto beberapa orang dan Sandra mengenal salah satunya yaitu Nolan. Sandra mengingatnya sebab anak itu yang menemani Alesha saat di rumah sakit waktu itu.

"Bunda kenal?" Tanya Hana bingung.

Sandra menganggukkan kepalanya. " Dia yang menemani Alesha saat dirumah sakit waktu itu. Dan bunda pertama kali melihatnya di sana."

"Kak Nolan sangat baik, Hana menyukainya." Ucap Hana jujur.

"Apa dia menyukai mu?" Tanya Sandra dengan senyum menggoda.

"Saat ini belum, Hana ingin mendekatinya tapi kak Alesha..."

"Kenapa dengan Alesha?" Tanya Sandra di buat penasaran.

"Kak Alesha juga menyukainya." Ucapan Hana membuat hati Sandra cemas. Bagaimana bisa kedua putrinya menyukai satu pria?

"Menurut bunda, apa Hana harus mengalah membiarkan kak Nolan menjadi milik kak Alesha? Atau Hana harus berjuang meraih cinta Hana?"

"Bunda tidak bisa menjawabnya, hanya saja jangan memaksakan perasaan orang lain pada mu." Nasehat Sandra.

"Kak Nolan belum tentu menyukai kak Alesha." Gumam Hana.



Alesha (TERBIT)Where stories live. Discover now