Hadiah Hana

34.8K 1.1K 19
                                    

Pandangan Alesha mengarah pada jam dingding yang menunjukkan pukul sembilan malam. Bertepatan dengan itu Alesha mendengar bel rumahnya membuat Alesha segera beranjak dari ranjangnya.
Alesha mendengar dari Bibi bahwa ayahnya akan sampai malam ini. Itu sebabnya Alesha langsung bergegas keluar. Tapi baru saja Alesha membuka kamarnya. Ia langsung mandapati Hana yang menyambut kedatang ayahnya dengan memeluk pria itu.  Alesha bingung, Hana memiliki seorang ibu, tapi kenapa malah selalu ingin mendapatkan perhatian dari ayahnya.

Kamar Alesha berada dilantai dua dan dari atas ia bisa melihat dengan jelas ke bawah yang terdapat pintu utama dan ruang tamu. Dan Alesha masih tetap ditempatnya menatap interaksi ketiga manusia itu dari atas.

"Ayah, bunda duduk dulu." Suruh Hana sambil mengambil beberapa barang-barang yang dibawa bundanya.

"Sayang, Alesha mana?" Tanya Sandra.

"Kak Alesha di kamarnya, kayaknya udah tidur bunda. Soalnya Hana gak lihat kakak turun sedari tadi." Jelas Hana.

"Begitu ya." Balas Sandra sedikit kecewa sebab Sandra ingin merasakan bagaimana dirindukan oleh putrinya yang satu itu.

"Ayah dengar kamu dapat juara pertama olimpiade matematika kan." Ucap Atha tersenyum tipis menatap Hana yang melotot terkejut.

"Bunda kasih tahu?" Tanya Hana.

"Bunda keceplosan." Jawab Sandra menatap tak enak Hana.

"Padahal Hana mau kasih tahu kabar ini setelah ayah pulang. Tapi enggak papa, mau Hana atau bunda yang bilang sama aja."  Ucap Hana sambil tersenyum tipis.

"Maafin bunda ya." Pinta Sandra merasa tak enak sebab tahu Hana berusaha sangat keras untuk olimpiade ini agar bisa membanggakan Atha.

"Gak papa kok bunda." Jawab Hana masih dengan senyum manis di bibirnya.

"Ayah kamu punya hadiah buat Hana." Ucap Sandra membuat Hana menatap bundanya penasaran.

"Hadiah?"

Sandra mengeluarkan sebuah kotak dari tasnya lalu menyerahkannya pada Hana.
"Kunci!" Kaget Hana saat membuka kotak itu.

"Bunda bilang kamu pengen punya motor biar gak di antar sama supir." Ucap Atha.

"Ayah kamu sebenarnya pengen beli mobil sama kamu tapi Hana gak bisa kan bawa mobil?" Kata Sandra.

"Ini aja Hana udah seneng bangat, makasih ayah." Ucap Hana sambil memeluk pria itu.

Sementara di atas sana, Alesha masih setia berdiri mendengar dan melihat semuanya. Tanpa sadar tangan Alesha mengepal. Menatap tajam Hana yang dengan lancang memeluk ayahnya. Yang Alesha sadari, Hana ingin membuah ayahnya terkesan kan? Alesha tersenyum meremehkan karena kenyataannya Hana tidak akan bisa menang darinya. Sebab Hana hanyalah putri tiri yang tidak memiliki ikatan apapun pada Atha sedangkan Alesha adalah putri kandung Atha.

***

Pagi ini Alesha sudah disambut dengan senyum manis Sandra dan juga Hana. Alesha berjalan menuju meja makan lalu duduk di kursinya. Alesha tidak akan berbasa basi dengan menanyakan kapan mereka pulang. Atau sekedar memeluk sebagai tanda dia merindukan kedua orang itu. Tidak! Alesha tentu tidak akan melakukan itu. Apalagi untuk wanita yang menempati posisinya bundanya sekarang.
"Alesha berangkat duluan." Ucap Alesha dingin sambil beranjak dari kursinya. Mood makan Alesha langsung lenyap saat melihat wajah kedua wanita itu.

"Sayang, kamu kan belum makan!" Teriak Sandra berusaha mengejar Alesha. Tapi percuma karena Alesha tidak mungkin menoleh. Gadis itu bahkan mempercepat langkahnya lalu memasuki mobilnya.

"Mas kenapa gak cegah Alesha pergi?" Tanya Sandra setelah sampai ke meja makan.

"Alesha belum makan, nanti dia sakit gimana?" Lanjut Sandra.

"Alesha pasti makan di kantin sekolah." Jawab Atha membuat Sandra menggelengkan kepalanya kecewa mendengar jawaban suaminya.

***

"Sha,  Lo ngapain nyuruh kita beli obeng? Ngapain juga Lo nyuruh kita datang ke parkiran motor?" Tanya Zea beruntun. 

"Lo pada bosan kan beberapa hari ini? Ya udah gue punya ide. Lihat aja nanti!" Alya mengangguk mengerti. Beberapa hari ini memang sangat membosankan karna Alesha terlalu sibuk mengejar Nolan sampai tidak ada waktu mengajak kedua temannya bermain.  Bermain dengan cara mem-bully orang maksudnya.

Beberapa menit setelah Alesha berbicara seperti itu. Dari arah yang tidak terlalu jauh Alesha bisa melihat Hana datang dengan motor matic barunya. Alya dan Zea juga menyadarinya membuat kedua wanita itu terkejut. Bagaimana tidak, Hana yang terkenal dengan julukan siswa beasiswa bisa membeli motor keluar terbaru itu.

Alesha melangkah mendekati Hana yang baru saja turun dari motornya. "Wah! Hana Lo motor baru?" Tanya Zea seolah-olah takjub melihat motor Hana.

"Dapat uang dari mana buat beli?" Lanjut Zea.

"Jual diri pastinya!" Timpal Alya sambil tertawa begitu juga Zea.

"Maksud kakak apa? Itu gak benar!" Bantah Hana.

"Terus apa? Gak mungkin kan Lo bisa beli?" Ejek Zea.

"Tampang Lo aja yang polos, tapi kelakuan kayak setan!" Ujar Alya pedas membuat Hana tidak bisa menahan air matanya. Hana tidak bisa di bentak, ia pasti akan langsung menangis apalagi ia hanya sendiri.

"Hana, Lo kan motor baru, gue tanda tangan ya!" Ucap Alesha tersenyum tipis sambil mengarahkan tangannya ke arah Zea untuk meminta obeng itu.

"Kak!" Teriak Hana panik saat Alesha mendekati motornya.

Sedikit lagi obeng itu akan menggores body motor Hana. Tapi Hana menghancurkan semuanya karena dengan refleks Hana mendorong Alesha yang sedang menunduk begitu kuat. Sangat kuat sampai-sampai Alesha terjatuh. Bahkan kepala Alesha sampai terbentur ke tiang penyangga atap parkiran. Motor Hana yang berada dekat dengan tiang yang berbetuk kotak dan terbuat dari semen itu.

"Alesha!" pekik Zea dan Alya berbarengan.

"Sha Lo nggak papa?" Tanya Zea panik saat melihat Alesha memegangi kepalanya.

"Darah!" Ujar Zea semakin panik saat melihat tangan yang dipakai Alesha untuk memenangi kepalanya tadi di lumuri darah. Bagaimana tidak kepala Alesha terbentur tepat mengenai tiang bagian pinggirnya.

Contoh tiangnya:

"Kak!" Teriak Hana mencoba mendekati Alesha yang langsung mendapatkan dorongan dari Alya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Kak!" Teriak Hana mencoba mendekati Alesha yang langsung mendapatkan dorongan dari Alya.

"Anjing! Lo nyakitin teman gue!" Bentak Alya.

"Kak kita harus bawa kak Alesha ke rumah sakit!" Panik Hana mengabaikan amukan Alya. Ini masih terlalu pagi, para siswa bahkan belum banyak yang berdatangan. Hana tak kalah panik, apalagi Alya terus menatapnya tajam.

"Nolan!" Panggil Alya saat melihat Nolan turun dari motornya dan berlari menuju Alesha.

"Kenapa bisa begini?" Tanya Nolan dingin sambil menggendong Alesha yang masih sadar. Bahkan gadis itu sama sekali tidak menangis. Hanya meringis sesekali, tapi siapapun tahu itu pasti sangat sakit bukan?








Alesha (TERBIT)Where stories live. Discover now