Cemburu

33.9K 1K 9
                                    

"Lo dimana?" Tanya Alesha dingin.

"Lagi di jalan kak menuju sekolah." Jawab Hana dengan perasaan gelisah sebab melihat telpon Alesha.

"Lo berangkat sendiri kan?"

"Iya kak."

"Beliin gue cat air merek Rembrandt!" Ketus Alesha.

"Emang... Gak ada cat air di koperasi kak?" Tanya Hana dengan perasaan takut membuat Alesha marah.

"Ada tapi merek lain,  tapi gue maunya cat air merek Rembrandt. Kenapa? Lo nolak perintah gue?"

"Bukan kak, cuma tiga puluh menit lagi bel akan bunyi. Aku gak yakin sempat sampai ke sekolah kalau beli cat air nya." Jelas Hana dengan perasaan bingung.

"Itu urusan Lo! Intinya Lo jangan datang ke sekolah sebelum dapatin cat air merek itu!"  Ketus Alesha langsung mematikan telponnya.

***

"Kenapa bisa telat Hana?" Tanya Alan menatap Hana yang terlihat pucat.  Saat ini Hana dan juga Alan sedang berdiri di tengah lapangan sambil menghormat bendera guna melaksanakan hukuman akibat melanggar aturan sekolah yaitu terlambat. Benar yang Hana pikirkan jika ia pasti akan terlambat jika harus membeli cat air Alesha ke grosir buku yang jaraknya lumayan jauh dari sekolah mereka. Ditambah jalan yang juga macet mempersulit jalan Hana. Jika Hana tidak menuruti perintah Alesha, bisa-bisa ia mendapat perlakuan lebih kejam lagi. Gadis itu benar-benar kejam dan tidak memiliki hati seperti yang siswa lain bicarakan selama ini. Dan kini Hana menjadi babu untuk kakak tirinya sendiri.

"Aku telat bangun dan juga jalan macet bangat." Jawab Hana tersenyum manis.

"Gue masih gak percaya, gue bisa dihukum bareng siswa berprestasi kayak Lo." Canda Alan sambil terkekeh.

"Mau gue tambahin hukuman Lo?" Tanya Nolan sambil berjalan mendekati tempat Alan yang kini duduk dengan santai.

"Sebentar aja kali! Capek gue diri mulu. Lo juga gak punya hati hukum kita berdiri di lapangan selama satu jam!" Kesal Alan.

"Siapa suruh telat satu jam." Balas Nolan datar. Memang benar Hana juga Alan datang pukul delapan. Sedangkan mereka masuk jam tujuh pas. Mereka telat satu jam!

"Maaf kak." Ucap Hana lirih masih berdiri sambil menghormat bendera.

"Hana, Lo pucat bangat!" Ucap Alan kala matanya melihat wajah Hana yang terlihat pucat.  Sedari tadi Alan juga melihat wajah pucat Hana tapi tidak separah ini. Tadi ia masih berpikir wajah pucat Hana akibat gadis itu tidak memakai perias wajah.

"Lo sakit?" Tanya Alan berdiri dari duduknya begitu juga Nolan yang kini menoleh menatap wajah pucat Hana.

"Sedikit pusing sih kak." Jawab Hana.

"Lebih baik Lo ke UKS." Suruh Nolan.

"Makasih kak." Ucap Hana yang memang sudah tidak tahan menahan rasa pusing di kepalanya. Baru saja Hana melangkahkan kakinya satu langkah. Gadis itu hampir saja jatuh ke tanah jika Nolan tidak menangkapnya. Nolan bisa dengan gesit menangkap tubuh Hana sebab gadis itu berada disampingnya.

"Hana!" Teriak Alan mendekati Hana yang kini berada di gendongan Nolan.

"Lo balik ke kelas, gue bawa dia dulu ke UKS." Ucap Nolan.

"Jangan! Gue aja yang bawa! Ini bisa jadi masalah besar jika Lo yang bawa Hana!" Panik Alan.

"Maksud Lo?" Tanya Nolan yang berniat berjalan tapi bahunya ditahan oleh Alan.

"Alesha!" Ucap Alan sambil melotot tak percaya jika orang yang ada dipikirannya kini tengah melangkah menuju mereka dengan sorot mata tajamnya.

"Ini yang gue maksud!" Kesal Alan sambil mengambil alih Hana kedalam gendongannya. Setelah ini Alesha pasti akan mem-bully Hana. Tanpa menunggu lama Alan langsung melangkahkan kakinya meninggalkan Nolan yang kini diam sambil menatap Alesha datar.

"Nobu!"

"Gak usah teriak-teriak." Balas Nolan lalu melangkah meninggalkan Alesha yang kini mengejarnya langkahnya.

"Gue cemburu !" Ucap Alesha membuat Nolan mengehentikan langkahnya.

"Jangan ulangi lagi, gue gak suka lihatnya. Gak boleh ada yang berada di pelukan Lo kecuali gue!" Ucap Alesha serius.

"Lo cemburu?" Tanya Nolan dan dibalas anggukan oleh Alesha.

"Iya."

"Kenapa?" Tanya Nolan membuat Alesha terdiam sesaat. Ia juga tidak mengerti kenapa ia kesal saat melihat Nolan menggendong gadis lain didepan matanya. Alesha tidak bisa menerimanya terlebih itu Hana, gadis yang ia benci. Bukankah seharusnya Alesha diam saja. Tujuan awalnya membuat Nolan jatuh hati padanya bukan malah ia yang jatuh sendiri pada perangkapnya.












Alesha (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang