Gue jahat banget ya?

27.3K 1K 66
                                    

Alesha mendengus kesal saat Nolan mendorongnya agar menjauh dari Hana. Cowok itu mendorongnya hanya untuk membantu Hana berdiri. Ck! Alesha benar-benar di buat muak dengan sikap perhatian Nolan pada Hana. Bagaimana cowok itu berjongkok dihadapan Hana kemudian bertanya dengan lembut mengenai luka di tangan gadis itu. Nolan juga membantu gadis itu berdiri lalu menuntun Hana keluar dari area kantin. Semua adegan itu tidak luput dari penglihatan Alesha.

"Ternyata Lo berhasil godain Nolan!" Ucapan Alesha membuat langkah Hana berhenti begitu juga Nolan. Mereka berdua berbalik menatap wajah datar Alesha dengan sorot mata menghina.

"Lo dan ibu Lo sama saja! Murahan!" Ucap Alesha dengan suara lantang.
Hening, tidak ada yang berani bersuara saat mendengar perkataan Alesha padahal kantin itu memiliki penghuni yang banyak. Sampai akhirnya mereka dapat mendengar suara Isak tangis yang berasal dari Hana.

"Jangan menghina ibuku!" Ucap Hana lirih dengan air mata yang mengalir deras di pipinya.

"Kakak enggak tahu apapun jadi jangan menghina ibuku! Ibuku bahkan lebih baik dan berharga di bandingkan mendiang ibu kakak!" Bentak Hana membuat suasana kantin semakin tegang. Hana tanpa perasaan menghina mendiang ibu Alesha. Gadis itu melontarkan kata-kata yang tidak akan pernah bisa Alesha maafkan.

Tangan Alesha mengepal, gadis itu hendak berjalan menuju Hana tapi langkahnya terhenti sebab seseorang menahan lengannya. "Lo hina ibu gue? Really? Lo lupa apa yang terjadi sama ibu gue?" Tanya Alesha sambil berusaha melepaskan tangan Asher dari lengannya.

"Alesha... Tenang! Ikut gue.." ucap Asher sambil menarik tangan agar keluar dari kantin. Asher takut Alesha tidak bisa mengendalikan amarahnya. Ini menyangkut wanita yang paling Alesha cintai di dunia ini. Asher tahu! Alesha bukanlah orang yang sabar saat seseorang menyakiti maupun menghina orang yang ia sayangi terlebih ini menyangkut mendiang bunda Alesha.

"Asher!" Bentak Alesha saat Asher terus menarik paksa tangannya. Nolan menatap mata tajam Alesha yang terus memberontak dari genggaman Asher. Sorot mata tajam Alesha menatap Hana menunjukkan bahwa gadis itu begitu membencinya.

"Hana." Hana menoleh ke arah Nolan yang menatapnya datar.

"Gue enggak nyangka Lo bisa mengatakan hal seperti itu pada Alesha." Ucap Nolan dingin lalu melangkah meninggalkan Hana yang masih kebingungan.

"Kak! Maksud kakak apa?" Tanya Hana sambil berjalan sedikit cepat guna menyamakan langkahnya dengan Nolan.

***

"Asher..."

"Hm."

"Gue jahat banget ya? Apa gue salah benci sama orang yang menjadi penyebab bunda pergi? Apa gue salah benci sama orang yang menggantikan posisi bunda? Apa gue salah benci sama Hana yang sekarang menjadi prioritas ayah gue?" Bersama Asher, Alesha bisa menjadi dirinya sendiri. Menangis di pelukan Asher sudah menjadi hal biasa. Alesha tidak akan merasa kecil hati saat bersama cowok itu karena Alesha menganggap Asher sebagai kakak lelaki yang selalu melindunginya. Mendengarkan segala ceritanya dan menghiburnya di kala sedih.

"Gue keterlaluan banget ya? Sampai-sampai Hana mengatakan hal seperti itu mengenai bunda."

"Gue ngaku salah! Gue menghina ibu Hana tapi gue punya alasan! Tapi Hana? Bunda gue pernah salah apa sampai-sampai dia tega mengatakan hal seperti itu?"

Asher mengelus kepala Alesha yang berada di dada bidangnya. Menenangkan gadis yang sedang menangis di pelukannya. Asher tidak bisa mengatakan apapun. Sebab ia juga sadar bahwa sikap semena-mena Alesha tidak bisa dibenarkan. Tapi Asher juga tidak akan membenar tindakan Hana kali ini. Gadis itu benar-benar keterlaluan!

"Jangan menangis lagi.."

"Enggak bisa! Gue sakit hati mengingat ucapan Hana!"

"Nanti gue beliin Lo Oreo!" Bujuk Asher agar gadis itu berhenti menangis.

"Yang banyak!"

"Iya!"

"Sama perusahaannya sekalian!" Pinta Alesha melonjak.

"Tunggu gue sukses dulu!" Balas Asher santai tanpa beban.

***

"Nenek! Alesha kangen!" Heboh Alesha sambil berlari masuk ke dalam rumah. Asher yang mengajak Alesha ke rumah cowok itu. Alesha menyetujui ajakan itu sebab ia ingin menemui neneknya.

"Nenek!" Teriak Alesha berdiri di ruang tamu dengan mata yang menatap sekelilingnya. 

"Nenek!" Teriak Alesha lagi.

"Nenek di dapur sayang!" Teriak nenek Tina dari dapur membuat senyum Alesha terbit lalu berlari kecil menuju dapur.

"Nenek masak bolu?" Tanya Alesha memastikan saat matanya menangkap nenek Tina yang sedang mengolah adonan.

Alesha melihat nenek Tina mengangguk tanpa menoleh padanya. "Kamu makan dulu sana! Udah lapar kan?" Suruh nenek Tina.

"Alesha masih kenyang! Mau bantu nenek aja!"  Nenek Tina menghentikan kegiatannya sejenak kemudian menatap wajah cantik Alesha. Tapi ada yang aneh! Mata sembab Alesha membuat dirinya khawatir.

"Memangnya kamu udah makan?"  Alesha mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan nenek Tina.

"Bohong! Dia belum makan nek!" Adu Asher sambil mengambil air dingin didalam kulkas.

"Siapa yang bohong?" Tanya Alesha sambil mendekati Asher yang masih berdiri di depan kulkas.

"Lo lah!"

"Gue gak bohong! Gue udah makan tadi!" Elak Alesha.

"Kok gue gak tahu? Perasaan Lo nempel sama gue aja di sekolah tadi!" Ucap Asher menaikkan sebelah alisnya dengan senyum mengejek.

"Nanti Alesha makan! Sekarang belum lapar!" Secara tidak langsung Alesha mengakui bahwa ia memang belum makan.
Asher menepuk-nepuk kepala Alesha pelan kemudian berlalu pergi dari dapur.

"Sayang! Kamu baik-baik saja?" Tanya nenek Tina membuat Alesha kebingungan.

"Kamu nangis karena apa?"

Seandainya yang bertanya tentang keadaannya adalah sang ayah. Alesha pasti sangat bahagia sekarang. Alesha hanya membutuhkan ayahnya bertanya keadaannya. Alesha hanya perlu perhatian dari ayahnya. Contoh kecilnya, Alesha hanya ingin Atha memeluknya disaat bundanya tidak bisa lagi memeluknya.

****

Sorry bangat semuanya🙏🙏🙏
Aku telat update nya. Maaf banget guys buat kalian nunggu lama.

Aku harap kalian suka part ini

Sekali lagi maafin aku udah buat kalian nunggu🙏

Janjinya update sore atau malam tapi aku justru update tengah malam.

Sorry......











Alesha (TERBIT)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant