Terlahir jahat? tidak

34.3K 1.1K 11
                                    

Nolan keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Merasa rambutnya sudah sedikit kering Nolan meletakkan handuknya di sandaran kursi meja belajar cowok itu. Mengingat sesuatu Nolan langsung menuju ranjangnya guna mengambil jaket yang ia lemparkan sepulang dari rumah Alesha.
Nolan memeriksa saku jaketnya lalu mengambil oreo roll yang tadi diberikan Alesha.
Nolan menatap dengan intens Oreo yang diberikan Alesha. Merasa tak percaya seorang Alesha menyukai makanan anak-anak seperti ini.
Lamunan Nolan bubar kala mendengar bel apartemennya berbunyi. Nolan berdecak kesal kala mendengar suara bel yang terus-menerus di pencet. Nolan meletakkan oreo-nya di meja belajar lalu segera keluar dari kamarnya.

"Lo mau tanggung jawab kalau bel apartemen gue rusak!" Ucap Nolan menatap Alan yang justru cengengesan.

"Lo sih lama bukannya." Balas Alan.

"Lo yang gak sabaran!" Ketus Nolan.

"Jangan marah-marah Lan, kita kesini berniat baik mau nganterin tas Lo." Ucap Alfan dan diangguki Alan.

"Gue lapar! Di apartemen Lo ada makanan kan?" Tanya Alan lalu menerobos masuk dan diikuti Alfan.

"Gak mau masuk?" Tanya Nolan sebab Asher hanya diam saja.

"Tas Lo!" Ucap Asher menyerahkan tas Nolan yang sedari tadi ia pegang. Setelah Nolan menerimanya Asher langsung masuk dan juga Nolan langsung menutup pintunya.

"Apartemen Nolan memang tempat yang terbaik buat ngumpul!" Kata Alan yang baru keluar dari dapur Nolan sambil membawa beberapa cemilan.

"Bisa aja Lo! Bilang aja lo bisa makan gratis disini!" Timpal Alfan memutar bola matanya jengah melihat sikap Alan.

"Kita sama ya!" Balas Alan.

"Kita itu beda, gue Alfan Lo Alan. Namanya aja yang sedikit mirip!" Ucap Alfan tak terima.

"Lo emang bego, gue ralat! Kita emang gak sama. Lo bodoh gue pintar!" Ucap Alan kesal, maksud Alan itu sikap mereka sama yang selalu senang jika makan gratis di apartemen Nolan. Tapi Alfan malah mikir lain.

Alfan melotot kan matanya menatap tajam Alan.  "Alan! Gak boleh ngatain orang!" Ucap Alfan sok menasehati.

"Lo pulang bareng Alesha tadi?" Tanya Alfan memotong ucapan Alan yang sepertinya akan membantah.

"Hm!"

"Ck, kok Lo mau sih. Lo gak suka kan sama dia?" Tanya Alfan ngegas.

"Gak." Jawab Nolan singkat.

"Lo jangan sampai kemakan rayuan si Alesha, dia itu cewek gak punya hati dan mana mungkin dia punya perasaan buat Lo. Dia pasti punya rencana buruk." Ucap Alfan berusaha menasehati Nolan agar tidak jatuh pada pesona Alesha.

"Gak boleh berburuk sangka." Timpal Alan sok bijak lalu memakan cemilan yang ia ambil dari lemari dapur Nolan.

"Gue benar! Kita emang nakal tapi gak seperti dia yang sampai nyakitin fisik seseorang! Gak punya hati memang!" Balas Alfan kesal mengingatkan temannya atas pembelian yang Alesha lakukan.

"Lo gak bisa lihat orang dari luarnya aja!" Ucap Asher membuat semua orang menoleh kehadapan nya tak terkecuali Nolan. Merasa terkejut saat Asher menanggapi obrolan mereka. Seorang Asher yang selalu masa bodoh tentang segala hal secara tak langsung membela Alesha kan?

"Wah! Pertama kalinya Asher nimbrung saat kita bicara tentang cewek!" Heboh Alan tertawa sambil bertepuk tangan.

"Diam Lo!" Ketus Alfan membuat Alan langsung terdiam kikuk saat melihat tatapan tajam Asher dan juga muka datar Nolan.

"Asher, kita itu udah tiga tahun lihat semua sikap buruk Alesha, dan juga sudah satu tahun Nolan selalu menghukum cewek itu. Bukan Nolan saja tapi para guru juga, tapi apa? Gak ada perubahan kan?" Ucap Alfan menjelaskan pemikirannya.

"Tapi selama ini kalian gak pernah cari tahu penyebab dari sikapnya kan?" Jawab Asher.

"Gak ada manusia yang terlahir jahat, pasti ada faktor penyebab kenapa Alesha seperti itu." Lanjut Asher membuat Alfan terdiam begitu juga yang lain.

***
Saat Alesha berjalan menuruni tangga matanya tak sengaja menoleh ke arah ruang tamu yang terdapat Hana sedang menonton. Alesha langsung melanjutkan langkahnya ke dapur untuk mengambil air. Dari jauh Alesha dapat melihat beberapa buku Hana yang berserakan di meja, sepertinya gadis baru selesai belajar.

"Oops, gue gak sengaja!" Alesha menunjukkan wajah bersalahnya saat ia dengan sengaja menumpahkan air ke buku-buku Hana.

"Kak." Ucap Hana panik sambil mengambil salah satu buku yang terkena air.

"Gue gak sengaja! Lo marah?"

"Bukan, aku cuma panik soalnya ini buku catatan matematika kak Nolan!" Jawab Hana membuat Alesha melotot kaget.

"Kok buku Nolan bisa sama Lo?" Tanya Alesha ngegas.

"Kak Nolan pinjamin sama aku, soalnya kak Nolan gak ada waktu lagi buat ngajarin aku buat olimpiade Senin ini." Ucap Hana menjelaskan.

"Lo jangan bilang kalau gue yang ngrusakin buku dia, awas aja kalau Lo bilang!" Ancam  Alesha.

"Jawab!" Bentak Alesha karna hana hanya diam saja.

"Iya kak."








Alesha (TERBIT)Where stories live. Discover now