Rumah sakit

34.7K 1.2K 25
                                    

"Ini semua salah Lo!" Bentak Alya menatap tajam Hana.

"Aku minta maaf, aku gak sengaja kak." Ujar Hana menatap Alya takut, bahkan Hana kembali menangis kala Alya membentaknya lagi.

"Gak sengaja Lo bilang? Gak sengaja tapi Lo dorong Alesha kuat anjing!" Balas Zea tak kalah marah. Zea juga menangis saat melihat raut wajah kesakitan sahabatnya tadi. Sahabatnya yang selalu ingin terlihat kuat. Buktinya, kenapa Alesha tidak menangis tadi. Bahkan sampai Alesha kehilangan kesadarannya. Ia tetap tidak menangis hanya sesekali meringis kesakitan.

"Aku cuman refleks karna kak Alesha mau ngerusak motor aku..." Jawab Hana membela dirinya.

"Saling menyalahkan? Kalian berdua sama-sama salah!" Ucap Nolan tegas membuat Alya yang ingin membalas ucapan Hana dibuat terdiam.

"Terutama Lo Alya!" Lanjut Nolan menatap tajam Alya.

"Gue? Hana yang dorong Alesha tapi Lo nyalahin gue!" Ucap Alya membalas bentakan Nolan.

"Semua ini gak akan terjadi, kalau Lo pada gak berniat nge-bully Hana!" Alya terdiam dengan tangan yang mengepal dan sorot mata yang terus menatap Hana tak suka.
Beberapa menit setelah Nolan mengatakan itu terdengar pintu ruangan UGD terbuka membuat semua mata menoleh dan mendekat ke arah dokter yang baru saja keluar.

"Bagaimana keadaan teman kami dok?" Tanya Nolan langsung.

"Luka di kepala pasien tidak terlalu dalam hanya saja pasien banyak kehilangan darah. Kami juga belum bisa memastikan kapan pasien sadar."

"Apa kalian sudah menelpon orang tuanya?" Tanya dokter itu.

"Saya sudah menghubungi pihak sekolah dokter." Jawab Nolan dan di balas anggukan oleh dokter itu.

"Hana sebaiknya Lo balik ke sekolah." Suruh Nolan setelah dokter tersebut pergi dari hadapan mereka.

"Tapi-." Hana tidak jadi melanjutkan kata-katanya saat melihat wajah datar Nolan. Sepertinya cowok itu terlihat kesal padanya. Dan itu membuat Hana sedih, karna berpikir Nolan menyukai Alesha.

"Alya, Zea Lo juga pergi!" Suruh Nolan.

"Kita bakal disini, nunggu Alesha sampai sadar." Jawab Zea menolak permintaan Nolan.

"Sekolah nyuruh kalian kembali ke sekolah, gue yang bakal jaga Alesha sampai sadar!" Balas Nolan.

"Kenapa harus lo yang jaga Alesha?" Tanya Alya tak terima.

"Ini perintah dari sekolah." Jawab Nolan menatap datar Alya.

"Nolan, kabarin kita kalau Alesha sadar." Pinta Zea lalu menarik tangan Alya pergi setelah melihat anggukan kepala Nolan.

***

Sekitar sudah lima belas menit Nolan duduk di samping kasur Alesha. Selama itu juga Nolan hanya tetap menatap wajah Alesha yang pucat dengan kepala yang terlilit perban. Fokus Nolan teralihkan saat mendengar pintu ruangan yang di buka dan menampilkan pria paruh baya yang dimata Nolan terlihat sangat khawatir.

"Kamu siapa?" Tanya Atha sambil mendekati kasur Alesha.

"Nolan, ketua OSIS SMA Banua om." Jawab Nolan dengan mata yang terus menatap Atha yang mengelus pucuk kepala Alesha.

"Om bisa minta tolang." Ucap Atha menatap Nolan.

"Bisa tolang jagain Alesha, om masih ada urusan." Pinta Atha.

"Hanya sebentar." Lanjut Atha dan dibalas anggukan oleh Nolan. Sebelum benar-benar pergi, Atha mengelus pucuk kepala Alesha lalu mencium kening Alesha. Dan semua itu tak luput dari penglihatan Nolan.

"Lo memang gila!" Ucap Nolan pada Alesha yang masih tatap tidak ingin membuka matanya.

"Cewek sok kuat." Ejek Nolan tersenyum tipis saat mengingat ekspresi datar Alesha saat di bawa ke rumah sakit.

"Nolan.." ucap Alesha lirih dengan mata yang sedikit-demi sedikit terbuka. Alesha tersenyum menatap wajah Nolan yang terlihat datar.

"Kepala Lo sakit?" Tanya Nolan saat melihat Alesha memegangi kepalanya.

"Sakit..."

"Gue panggil dokter!" Baru saja Nolan ingin beranjak dari kursinya tapi tangannya malah ditahan oleh Alesha.

Alesha menggeleng lemah dengan bibir pucat yang tersenyum. "Cukup Lo cium kening gue aja." Pinta Alesha tersenyum saat melihat wajah melongo Nolan.

"Otak Lo bergeser atau putus?" Tanya Nolan datar.

"Kepala gue sakit Nolan." Ucap Alesha memegangi kepalanya sambil sesekali melirik Nolan.

Nolan mendekatkan wajahnya membuat Alesha seketika menegang lalu menatap Nolan melotot. Bagaimana tidak Nolan menatapnya sangat intens dengan jarak yang sangat dekat.

Nolan mengelus pucuk kepala Alesha sambil tersenyum menyeringai. "Tengang amat." Ucap Nolan sambil menjauhkan wajahnya dari Alesha.

"Harap bangat gue cium?" Tanya Nolan mengejek.

"Iya." Jawab Alesha santai.

************

Aku mau tanya nih, menurut kalian cerita ini bagaimana? Seru atau membosankan.

Atau ceritanya kurang jelas. Yang pasti aku sadar cerita aku ini masih banyak sekali kekurangannya. Masih banyak typo apalagi part ini, kayak gaje bangat gak sih?

Tapi untuk semua teman-teman yang udah baca dan setia nungguin part selanjutnya dan juga yang udah vote, comment aku ucapin terimakasih banyak.

Love all





Alesha (TERBIT)Where stories live. Discover now