Truth or dare

31.7K 933 9
                                    

"Truth or dare?" Heboh Alfan saat melihat botol tersebut mengarah pada Asher. Sejak pulang sekolah sampai pukul sembilan malam ini mereka berada di apartemen Nolan. Sebenarnya niat awal hanya ingin numpang makan dan main game tapi karena hujan datang ditambah besok adalah hari Minggu membuat ketiga cowok itu malas pulang dan memutuskan menginap di apartemen Nolan. Dan kini mereka sedang memainkan permainan truth or dare, disini hanya Alan dan Alfan yang terlihat semangat sebab Nolan dan juga Asher terlihat sangat ogah-ogahan.

"Truth." Jawab Asher malas.

"Sher, Lo lagi dekat sama cewek gak? Terus tipe cewek Lo gimana?" Tanya Alfan beruntun.

"Satu pertanyaan!" Ketus Asher.

"Itu satu pertanyaan cuma punya dua jawaban!" Balas Alfan santai membuat Asher memutar bola matanya malas.

"Gak ada." Ucap Asher membuat ketiga orang di hadapannya menatap dirinya bingung.

"Maksud Lo apaan dah?" Tanya Alan mewakili mereka.

"Jawabannya." Santai Asher.

"Gue bingung sumpah!" Geram Alfan.

"Dari dua pertanyaan Lo, Asher jawabannya 'gak ada'." Ucap Nolan menjelaskan.

"Maksudnya, Lo gak ada dekat sama siapapun dan juga gak punya tipe cewek idaman?" Tanya Alfan memastikan.

"Udah bisa mikir?" Tanya Asher balik.

"Tai! Gue pikir Lo bakal jawab pajang lebar. Tau-taunya cuma jawab dua kata." Kata Alfan mengelus dadanya sabar menghadapi sifat cuek Asher.

"Pertanyaannya Lo sih gak bermutu!" Ejek Alan.

"Gue yang putar!" Ujar Asher melanjutkan permainan mereka. Dan kini botol itu mengarah pada Alfan yang menunjukkan raut wajah santai saat melihat botol tersebut mengarah padanya.

"Dare!" Ucap Alan langsung.

"Cowok itu harus pilih dare!" Ucap Alan sombong sambil tersenyum menyeringai. Tapi raut wajah sombongnya luntur seketika saat bertatapan dengan mata tajam Asher.

"Lo nyindir gue?"

"Enggak, Lo itu beda dari yg lain." Balas Alan ciut.

"Lo nari jawa sambil kita video-in terus kirim ke Alena." Ucap Asher membuat Alan melongo tak percaya.

"Masa nari?" Tanya Alan tak terima. Alan itu gak bisa nari ditambah lagi harus di rekam dan dikirim sama Alena teman sekelas mereka, si cewek mulut ember. Bisa-bisa Alan menjadi bahan gosip seantero sekolah. Dan yang paling parah adalah kalimat ejekan Alena nantinya.

"Katanya cowok!" Sindir Alfan tertawa bahagia.

"Ya-ya iya." Pasrah Alan sambil mencari tarian Jawa. Alan harus menyiapkan mental baja untuk mendengarkan ejekan Alena Senin ini.

"Diam Lo monyet!" Teriak Alan kesal saat mendengar tawa Alfan saat ia menari.

"Udah puas!" Ketus Alan menunjukkan pesan yang ia kirim pada Alena.

"Kita lanjut!" Alan tersenyum menyeringai saat botol mengarah pada Nolan. Ide licik sudah bermunculan di otaknya.

"Truth or dare?" Tanya Alan bersemangat.

"Truth."

"Oke dare!" Final Alan mengabaikan pilihan Nolan.

"Gue pilih truth!" Bantah Nolan.

"Gak asik pilih truth, dare aja. Iya kan?" Tanya Alan menatap Alfan.

"Dare ajalah!" Ucap Alfan ikut memaksa.

"Iyakan aja." Kini Asher yang berbicara, cowok itu merasa jengah.

"Hm." Pasrah Nolan.

"Telpon Alesha terus bilang 'gue cinta sama lo'." Titah Alan tersenyum menyeringai.

"Ogah! Lo sengaja?" Tanya Nolan.

"Lo udah setuju! Ayolah cuma bilang itu aja. Gue aja sampai kirim video nari sama si Alena mulut ember!" Tutur Alan.

"Cepetan!" Paksa Alan dan mendapatkan balasan tatapan tajam oleh Nolan.

"Loud speaker." Titah Alan lagi.

" Ngapain telpon gue!" Ucap Alesha ketus tanpa menyadari jika ada empat manusia yang mendengar suaranya itu.

"Gue cinta sama Lo!"

Tut...

"Puas?" Tanya Nolan dingin.

***

"Gue kadang heran sama sikap Nolan! Kadang dia itu baik, perhatian tapi kadang-kadang juga ngeselin!"

"Bisa-bisanya dia nyuruh kita bersihin kantor guru sama ruangan OSIS! Kan ngeselin!" Ujar Alesha kesal mengingat ia yang harus melaksanakan hukum sehabis sekolah selama satu Minggu.

"Gak usah diingat-ingat lagi Sha, mendingan Lo nikmatin aja wajah tampan oppa-oppa Korea ini!" Balas Zea. Memang saat ini Alya dan Zea berada di apartemen Alesha. Mereka memutuskan untuk menginap disini. Zea yang malas sendirian di rumah sebab kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaan. Sedangkan Alya yang malas ke rumah mendengar pertengkaran kedua orang tuanya yang tidak ada habisnya.

"What!! Dia telpon!" Heboh Alesha melihat nama Nolan yang tertera di ponselnya.

"Ngapain telpon gue!" Ucap Alesha ketus tanpa menyadari ada empat mata yang mendengar suaranya.

"Gue cinta sama Lo!" Alesha tidak bisa mendeskripsikan perasaannya saat mendengar ucapan Nolan. Jantungnya yang berdegup kencang hanya karna empat kata yang di utarakan Nolan. Sesaat Alesha di buat bengong sampai tidak menyadari Nolan mematikan telponnya.

"Alesha!"

"Iya?" Tanya Alesha seperti orang bodoh.

"Nolan bilang apa?" Tanya Alya.

"Gue harus ke apartemen dia!" Ujar Alesha membuat Zea dan Alya menatapnya bingung.

"Jam sepuluh malam? Emang Lo tahu rumahnya?" Tanya Alya.

"Buat apa emang? Jangan aneh-aneh deh!" Timpal Zea.

"Enggak jauh kok!" Ucap Alesha sambil berjalan cepat menuju pintu dengan diikuti Alya juga Zea.


Hello guys!!
Apa kabar nih?

Suka part ini gak? Yes or no

Vote and comment dong!!!






Alesha (TERBIT)Where stories live. Discover now