Rencana Hana

37.1K 1.1K 6
                                    

Hana, gadis itu menarik nafas lalu membuangnya mencoba menghilangkan rasa gugup dihatinya. Setelah merasa lebih baik Hana melangkahkan kakinya menghampiri Nolan yang duduk di kursi pinggiran lapangan. Sekarang adalah jam olahraga bagi kelas Nolan begitu juga kelas Hana. Bapak Ardi selaku guru olahraga Hana sudah menyuruh mereka istirahat atau mengganti baju. Kesempatan ini Hana ambil untuk berbincang dengan Nolan.

"Kak Nolan." Ucap Hana lembut membuat Nolan menoleh kesamping.

"Buat kakak." Sambil tersenyum Hana  menyerahkan satu botol Aqua pada Nolan. Tapi sepertinya senyum itu langsung hilang saat mendengar jawaban dari Nolan.

"Gue punya." Nolan menunjukkan botol aqua-nya yang tersisa setengah lagi.

"Kak, aku boleh duduk?" Tanya Hana melirik kursi yang ditempati Nolan.

"Hm." Mendengar jawaban Nolan Hana tidak bisa menahan senyumnya. Hanya bisa duduk berdekatan seperti ini Hana sudah sangat bahagia dan jangan lupakan rasa gugup yang kini melanda hati Hana.

"Kak Nolan gak ikut main?" Tanya Hana sambil melihat beberapa sahabat Nolan yang bermain basket. Sama seperti kelas Hana, mungkin kelas Nolan juga sudah diperbolehkan berganti baju. Sebab Hana tidak melihat teman Nolan yang lain hanya ada Asher, Alan dan Alfan dan dua orang lain yang tidak dikenalnya.

"Gue lagi istirahat." Jawab Nolan seadanya.

"Kak, aku bisa minta tolong gak?"

Nolan menoleh kesamping karena mereka Hana menatapnya. Tapi saat Nolan menatapnya gadis itu malah menghadap ke lain arah. "Apa."

Hana meremas ujung roknya lalu menatap sekilas Nolan. "Kata ibu Risma kakak itu yang paling menguasai pelajaran di bidang matematika. Minggu depan aku ada olimpiade matematika. Kakak bisa gak sedikit kasih aku bimbingan?" Tanya Hana.

"Kan ada Bu Risma." Jawab Nolan.

"Bu Risma lagi cuti kak." Balas Hana.

"Guru lain?" Tanya Nolan membuat Hana terdiam. Sepertinya rencana Hana mendekati kakak kelasnya ini tidak akan berhasil. Hana memang ada olimpiade tapi sebenarnya Hana bisa belajar mandiri hanya saja ini alasan Hana yang ingin mengambil perhatian Nolan.

"Gue cuma punya waktu tiga hari." Ucap Nolan membuat Hana seketika menoleh.

"Maksud kakak?" Tanya Hana bingung.

"Bimbingan." Hana ingin menjawab Nolan tapi suara Alan membuat Hana tidak jadi berbicara.

"Eh Hana, ngapain disini?" Tanya Alan menaikkan sebelah alisnya.

"Lagi tanya sesuatu sama kak Nolan." Jawab Hana tersenyum tipis.

"Seru bangat kayaknya." Timpal Alfan.

"Aku pergi dulu ya kak." Ucap Hana sambil beranjak dari kursinya.

"Buru-buru amat Na!" Teriak Alan tapi Hana sama sekali tidak menggubris. Alan asik menanyakan tentang pembahasan Hana bersama Nolan. Mereka sama sekali tidak menyadari ada sepasang mata yang menatap tajam mereka sedari tadi. Dia Alesha dan temannya yang berniat membolos tapi Alesha malah tidak sengaja melihat Hana yang menghampiri cowoknya. Alesha tidak bisa mendengar apapun tentang perbincangan mereka. Tapi melihat ekspresi bahagia Hana membuat Alesha kesal. Alesha pasti akan membalasnya, lihat saja.

***

Dengan wajah datar dan dagu yang terangkat Alesha berjalan di koridor bersama kedua sahabatnya. Alesha akan menemui wanita murahan itu dulu. Ia tidak mungkin tinggal diam saat Hana mencoba mendekati miliknya bukan?
Sampai di kelas Hana, Alesha dapat melihat dan mendengar wajah Hana yang bahagia menceritakan Nolan yang mau menjadi pembimbingnya pada Kiya.

Posisi Hana yang membelakangi pintu menyebabkan gadis itu tidak menyadari kedatangan kakak tirinya itu. Alesha setia berdiri di pintu menunggu gadis itu menyadari kedatangannya. Sedangkan Hana, mengernyit heran saat Kiya menepuk pahanya. Kiya terus menatap kebelakang Hana membuatnya menoleh. Sekita Hana merasa gugup, bukan seperti bersama Nolan. Ini lebih mengarah ke rasa takut.

"Senang bangat keknya." Ucap Alesha dengan wajah datarnya.

"Ka-k."

"Ngapain Lo ketemu Nolan tadi?" Tanya Alesha menatap tajam Hana.

"Aku cuma mau belajar untuk olimpiade sama kak Nolan."

"Alasan aja Lo! Bilang aja Lo mau caper kan?" Tuding Alya sambil menendang meja Hana.

"Berani bangat Lo dekati cowok gue!" Bentak Alesha.

"Emang kak Nolan pacar kakak?" Tanya Hana menatap mata tajam Alesha.

"Lo mempertanyakan gue!" Ucap Alesha sambil menarik rambut panjang Hana.

"Lepas kak.." pinta Hana mencoba.enarik tangan Alesha dari rambutnya.

"Berani Lo sama gue!" Bentak Alesha semakin kuat menarik rambut Hana.

"Kak lepas sebelum guru datang dan kakak bakal dihukum." Ucap Kiya. Sebenarnya Kiya takut tapi tidak mungkin ia diam saja saat sahabatnya diperlakukan seperti itu.

"Mau ikut juga?" Tanya Zea mendekati Kiya.

"Alesha!" Suara itu membuat Alesha langsung melepaskan tangannya dari rambut Hana. Alesha menoleh kebelakang dan melihat wajah datar Nolan.

"Cewek sinting!" Ucapan Alfan menatap tajam Alesha.

"Lo yang sinting!" Bentak Zea merasa tidak terima mereka dikatai.

"Lo bertiga ikut gue!" Perintah Nolan lalu menarik tangan Alesha. Sementara Alan dan Alfan juga langsung menarik tangan masing-masing kedua  sahabat Alesha.

"Nolan, lepasin tangan gue!" Ucap Alesha sedikit ketus.

"Lo harus dihukum!"

"Cuma karna cewek murahan itu Lo hukum gue!" Bentak Alesha tidak terima.

"Mulut Lo Alesha." Ucap Nolan menekankan setiap kata-katanya.

"Gue benar!"

"Diam!"

"Hormat bendera sampai jam istirahat selesai!" Titah Nolan.

"What! Kita gak mau!" Tolak Alya mengepalkan tangannya kesal.

"Siang-siang kayak gini, Lo mau kita jadi ikan asin?" Ucap Zea menghentakkan kakinya kesal.

"Pacar, Lo tega bangat sih sama gue." Ucap Alesha mencoba untuk tidak membentak Nolan.

"Gak usah mimpi jadi pacar Nolan!" Ejek Alfan yang langsung mendapat tatapan tajam dari Alesha.

"Hormat bendera atau keliling lapang sebayak lima puluh putaran?" Tanya Nolan. Alesha ingin sekali memukul wajah tampan tapi datar Nolan.  Menghentakkan kakinya kesal Alesha berjalan menuju tiang bendera. Mau tidak mau Alya dan juga Zea mengikuti Alesha. Tidak ada pilihan kan?




Alesha (TERBIT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora