Panas

35.3K 1.1K 2
                                    

Mendengar bel apartemennya berbunyi Alesha yang sedang berbaring di atas sofa langsung beranjak dengan lemas ke arah pintu. Untung jarak sofa dan pintu tidak terlalu jauh jadi Alesha yang merasa kepalanya sangat pusing masih bisa menahan sakitnya sampai ia membuka pintu dan melihat wajah datar Nolan.

Beberapa detik kemudian Alesha langsung menghamburkan diri memeluk Nolan. Ia butuh kehangatan karna Alesha merasa kedinginan sekarang. "Pusing." Ucap Alesha lirih masih memeluk Nolan yang sama sekali tidak membalas pelukannya.

Nolan hanya diam saat Alesha memeluknya sampai-sampai Nolan merasa tangan Alesha yang memeluknya mulai mengendur membuat Nolan mengerutkan keningnya. Apalagi beberapa detik kemudian Alesha hampir terjatuh jika Nolan tidak langsung menangkapnya.

"Alesha!" Nolan menepuk-nepuk bahu Alesha yang menyender di dadanya. Tanpa menunggu lama Nolan langsung mengendong Alesha membawa gadis itu masuk ke dalam apartemen.

"Panas." Gumam Nolan saat meletakkan telapak tangannya di kening Alesha. Tak menunggu lama Nolan langsung keluar dari kamar Alesha. Cowok itu akan mengambil baskom dan air dingin untuk mengompres Alesha. Setelah menemukan semua yang ia butuhkan Nolan langsung kembali ke kamar Alesha.

Nolan duduk di pinggi ranjang sambil meletakkan baskom yang ia bawa di atas meja yang tepatnya berada di samping ranjang. Nolan mengompres kening Alesha dan sesekali mengganti airnya karena sudah tidak dingin. Nolan melakukan itu beberapa kali. Entah apa alasannya Nolan bisa seperhatian ini terhadap Alesha. Ia juga tidak tahu.

"Nolan." Ucap Alesha lirih kala ia membuka mata dan melihat Nolan yang sedang memainkan ponselnya.

"Lo kompres gue?" Tanya Alesha saat merasa ada sesuatu di keningnya dan di buat terkejut saat melihat ada sapu tangan yang di gunakan sebagai kompres pastinya.

"Hm."

"Mau makan apa?" Tanya Nolan.

Alesha menggelengkan kepalanya lemah. "Gue gak lapar, lagi pula tadi gue udah makan."

Nolan menganggukkan kepalanya mengerti." Gue pulang." Ucap Nolan sambil berdiri dari ranjang Alesha.

"Kok pulang! Gue masih sakit." Ucap Alesha lirih sambil menahan tangan Nolan.

"Jangan pulang.." Ucap Alesha dengan nada memohon.

"Oke, Lo harus makan." Mendengar ucapan Nolan Alesha langsung mengangguk cepat.

"Gue bakal masak bubur." Ujar Nolan sambil berbalik ingin ke dapur tapi mendengar suara Alesha, Nolan menghentikan langkahnya.

"Jangan bubur... Gak suka!" Rengek Alesha tanpa sadar.

"Terus?" Tanya Nolan sabar.

"Lo pesan nasi goreng tanpa bawang putih, soalnya persediaan makanan gak ada di dapur." Jawab Alesha.

Tanpa menjawab Alesha Nolan langsung membuka ponselnya guna memesan makan sesuai permintaan Alesha.

"Dingin Nobu.." ucap Alesha lirih dengan bibir yang sedikit bergetar.

"Gue buatin teh hangat." Ucap Nolan kemudian melangkahkan menuju dapur.

Beberapa menit kemudian Nolan datang dengan satu gelas teh ditangannya. Nolan meletakkannya di atas meja lalu membantu Alesha duduk menyandar pada kepala ranjang.

"Minum sedikit, selagi panas biar Lo gak kedinginan lagi." Titah Nolan sambil memberikan teh yang tadi ia buatkan.




Alesha (TERBIT)Where stories live. Discover now