Pertengkaran

35.8K 1.1K 13
                                    

"Pergi!" Ucap Alesha dingin.

"Alesha." Alesha menoleh menatap wajah datar ayahnya. Alesha tidak bisa mengartikan tatapan ayahnya itu. Apakah pria itu khawatir padanya? Atau justru marah? Dan marah karena ia mem-bully anak tirinya? Atau marah karena ia mempermalukan pria itu. Sekolah pasti mencari tahu akar dari kecelakaan ini. Dan sadar bahwa semua ini berawal dari dirinya. Berawal dari ide gila yang ingin merusak motor pemberian ayah tiri Hana. Ck, hanya ayah tiri.

"Ayah kenapa bawa wanita itu?"

"Dia itu bunda kamu, dia khawatir sama kamu Alesha." Jawab Atha menatap mata putrinya yang dipenuhi kebencian.

"Sampai kapan pun Alesha gak bakalan anggap wanita itu bunda Alesha. Dan Alesha kayak gini karna putri wanita itu."

"Jangan menyalahkan orang karena perbuat yang kamu buat Alesha." Ucap Atha menatap Sandra yang sedari tadi sudah menangis.

"Itu memang kebenaran ayah!" Bentak Alesha menatap tajam Sandra dan ayahnya.

"Bunda Alesha meninggal karna wanita itu!" Bentak Alesha menunjuk Sandra.

"Kamu tidak tahu apa-apa Alesha." Ucap Atha menekankan setiap perkataannya.

"Jangan menyalahkan Sandra."

"Jadi siapa yang harus Alesha salahkan atas kepergian bunda Alesha?"

"Ayah? Alesha harus menyalahkan ayah? Ayah jangan lupa, bunda kecelakaan karna mengejar ayah!" Teriak Alesha dengan air matanya yang terus menetes di wajah pucat gadis itu.

"Diam, bukan berarti Alesha lupa semuanya. Alesha mencoba menepis pikiran bahwa bunda meninggal karna kalian berdua."

"Dulu Alesha ingin membenci ayah tapi tidak bisa. Alesha justru ingin mendapatkan kasih sayang yang tidak pernah ayah berikan. Tapi sekarang tidak! Alesha tidak membutuhkan kasih sayang ayah lagi. Aku membenci mu..." Ucap Alesha lirih di akhir kalimatnya. Alesha sudah menahan semua perasaannya selama ini. Dan kali ini Alesha tidak bisa menahan rasa kebenciannya. Rasa benci ketika ayah yang ia cintai membawa wanita yang ia benci ke rumah mereka.

"Maafin bunda Alesha, disini bunda yang salah. Tolong jangan menyalahkan ayahmu atau membencinya."

"Bunda minta maaf, maafin bunda..." Ucap Sandra sambil menangis. Sandra ingin rasanya memeluk Alesha sambil memohon maaf tapi ia sadar tidak akan bisa melakukannya. Rasa kebencian Alesha sangat besar padanya. Sandra menerima semua kebencian Alesha sebab itu semua benar.

"Kembalikan bunda, baru Lo gue maafin" Sandra terdiam membisu mendengar permintaan Alesha. Begitu juga dengan Atha yang tidak bisa mengatakan apapun. Atha hanya bisa menatap mata putrinya yang dipenuhi kesedihan dan kebencian.

"Gak bisa? Maka jangan memohon untuk gue maafkan karna itu enggak akan pernah terjadi." Ucap Alesha menekankan setiap perkataannya. .

"Pergi dari sini." Usir Alesha. Sebenarnya Sandra tidak ingin pergi tapi Atha menarik tangannya membuat Sandra mengikuti suaminya itu. Atha mengatakan bahwa Alesha hanya butuh waktu untuk sendiri.

Hanya beberapa detik setelah kepergian Atha dan Sandra seseorang datang menghampiri Alesha yang masih dengan tangisnya. Dia Asher sahabat Alesha. Cowok itu sudah sedari tadi datang. Asher menunggu di luar kamar karna melihat pertengkaran keluarga Alesha.

"Asher, gue benci mereka." Ucap Alesha dalam pelukan Asher.

"Gue gak sanggup, rasanya sakit. Gue mau nyusul bunda aja..." Lirih Alesha masih didalam pelukan Asher.

"Jangan berkata seperti itu Alesha. Bunda Lo pasti gak bakal suka." Balas Asher.

"Dia pasti sedih saat melihat putrinya menangis." Ucap Asher melepaskan pelukannya dan langsung menghapus air mata Alesha.

"Jangan menangis lagi, nanti ingus Lo jatuh." Ucap Asher membuat Alesha langsung memukul lengan cowok itu.

"Gue bawa makanan kesukaan Lo!"

"Mana! Gue lapar!" Heboh Alesha. Asher tersenyum tipis saat melihat begitu antusiasnya Alesha memakan nasi goreng yang ia bawa. Asher sadar gadis yang di depannya ini hanya ingin terlihat kuat. Mata yang berkaca-kaca dengan bibir yang tersenyum tipis.

"Nasi gorengnya udah dingin, Lo udah lama datang?" Tanya Alesha setelah menyelesaikan makannya.

"Hm."

"Lo dengar semuanya?" Tanya Alesha dan di balas anggukan oleh Asher.

"Gue gak bermaksud rahasiakan soal pernikahan ayah dan Tante Sandra." Ucap Alesha. Asher memang sudah mengetahui tentang begitu bencinya Alesha kepada orang yang bernama Sandra itu. Walaupun Asher belum pernah bertemu sama sekali. Karena Asher hanya mendengar cerita Alesha.

"Gue sendiri belum bisa terima itu." Lanjut Alesha.

"Gue ngerti, jangan di bahas lagi." Pinta Asher.

"Lo memang sahabat terbaik gue." Ucap Alesha tersenyum tipis.

"Cepat sehat, nenek tanyain Lo mulu!"

"Gue rindu nenek jadinya." Balas Alesha.

****

Sungguh! Sebenarnya Nolan itu kurang yakin dengan semua tutur manis Alesha saat bersamanya. Dulu, Alesha membencinya tapi entah angin darimana atau apalah, tiba-tiba gadis itu mendekat padanya. Mendekat dalam artian bahwa Alesha mengejar-ngejar Nolan seolah-olah ia menyukainya. Saat ini itulah yang ada dipikiran Nolan.

Saat ini Nolan berada di apartemen tepatnya di atas ranjang kamarnya. Nolan pulang dari rumah sakit sekitar pukul lima sore saat ayah Alesha datang bersama seorang wanita yang sekiranya berumur sama dengan ayah Alesha. Dan saat itu Nolan langsung menyadari bibir yang semula terus tersenyum tiba-tiba hilang. Alesha, gadis itu kembali seperti awal mereka bertemu. Tidak ada senyum manis dan kata-kata lembut. Hanya ada wajah datar dengan tatapan tajam.

Alesha (TERBIT)Where stories live. Discover now