Chelsea & Chelvan

32.8K 1K 16
                                    

"Nenek!" Teriak Alesha berlari kecil menghampiri nenek Tina yang sedang duduk santai sambil membaca korannya.
Alesha langsung memeluk wanita itu erat.
Rasanya beban Alesha hilang saat memeluk wanita itu seakan-akan dunia Alesha baik-baik saja saat ini.

"Cucu kesayangan nenek." Ujar nenek Tina sambil mengelus punggung Alesha yang masih berada di dalam pelukannya.

"Kenapa gak bilang kalau mau kesini? Kalau tahu kamu mau kesini nenek bisa masakin makanan kesukaan kamu."

"Kan kejutan!" Balas Alesha tersenyum manis.

"Nek Alesha kangen tahu!" Ucap gadis itu manja sambil kembali memeluk nenek Tina.

"Nenek juga kangen, kamu sih karangan bangat main-main ke sini."

"Ehm!" Asher memutar bola matanya malas saat merasa keberadaannya tidak dianggap oleh kedua orang yang duduk dihadapannya.

"Kenapa?" Tanya Alesha menaikkan sebelah alisnya.

"Gitu ya? Lo lupa sama gue kalau ada nenek? Padahal gue yang antar Lo kesini!" Seperti yang dikatakan Asher kepada Nolan tadi pagi perkara Asher yang akan pergi bersama Alesha itu memang benar adanya. Alesha memang sengaja mengajak Asher pergi dan meminta cowok itu memberitahu Nolan. Rasanya Alesha malas melihat wajah Nolan saat ini. Itu sebabnya Alesha tidak membalas pesan cowok itu dan malah mengajak Asher pergi. Alesha ingat hari ini seharusnya kencan pertama mereka. Alesha tidak peduli lagi pula Nolan pasti senang Alesha membatalkan janji mereka.

"Jangan cemburu sama nenek! Alesha cuma milik kamu kok!" Ucap nenek tidak menatap Asher menggoda.

"Cemburu? Siapa?" Tanya Asher.

"Pura-pura gak tahu! Kamu lah!" Jawab nenek Tina ketus.

"Nenek bercanda? Buat apa Asher cemburu?" Tanya Alesha tersenyum tipis mendengar jawaban neneknya ini.

"Karna dia suka sama kamu!" Ucap nenek Tina santai membuat senyum Alesha hilang tergantikan wajah bingung. Sementara Asher sudah memijat kepalanya pusing.

"Kita itu sahabatan loh nek. Bukan sahabat deh! Kayak saudara malahan sebab kita sama-sama cucu kesayangan nenek. Lagi pula kenapa bisa nenek berpikir seperti itu?" Tanya Alesha.

"Asher yang bilang!" Jawab nenek Tina membuat Alesha seketika menatap Asher dan dibalas gelengan kepala oleh Asher.

"Udah tua jangan bohong!" Sindir Asher.

"Nenek gak bohong! Nenek bisa lihat tahu!" Bantah nenek Tina.

"Nah! Dengar sendiri kan. Gue itu gak pernah bilang kayak gitu. Nenek aja yang mengada-ada." Balas Asher.

"Kamu sih gak pernah bawa cewek ke rumah kecuali Alesha jadi nenek pikir kamunya suka Alesha."

"Asher itu punya cewek yang dia suka nek!" Timpal Alesha.

"Terus kenapa gak pernah di bawa kesini?" Tanya nenek Tina.

"Soalnya cewek yang dia suka lagi gak di negara ini!" Jawab Alesha menatap Asher yang kini menunjukkan wajah datarnya.

"Oh ya?"

"I-ya!" Gugup Alesha.

***

"Lo marah?" Tanya Alesha sebab Asher hanya diam. Biasnya cowok yang terlihat cuek di luar itu kini mendiamkan sahabatnya. Bukan tanpa alasan Alesha bertanya seperti itu, setelah Alesha menceritakan gadis yang disuka Asher pada nenek Tina. Asher langsung menunjukkan raut wajah tidak suka. Bahkan Asher malah pergi ke kamarnya lalu keluar setelah nenek Tina menyuruh Asher mengantarkan Alesha pulang.

"Buat?" Singkat Asher tanpa menoleh ke arah Alesha. Matanya justru fokus pada jalan raya yang sangat ramai di sore hari. Asher memang membawa mobil sesuai dengan permintaan neneknya.

"Maafin gue... Seharusnya gue gak bahas Chelsea.." ucap Alesha lirih.

"Maaf... Jangan diamkan gue dong!" Rengek Alesha.

"Gue gak marah Lo bahas dia, cuma gue teringat saat-saat dia putusin hubungan persahabatan kita dengan mudahnya. Dia yang katanya cinta sama gue gak percaya sama gue."

"Tapi gue bingung setelah Lo putus dari Chelsea setelah itu Chelvan yang putusin gue. Dan setelah itu mereka juga tiba-tiba pindah keluar negeri." Ujar Alesha bingung entah kenapa Alesha baru kepikiran itu sekarang.

"Berhenti di Alfamart, gue mau beli cemilan!" Titah Alesha setelah beberapa saat tidak mendengar balasan dari Asher. Mendengar ucapan Alesha, kini mobil Asher sudah terparkir di depan Alfamart.

Alesha tidak membeli banyak cemilan. Gadis itu hanya membeli beberapa kotak Oreo, mie instan, beberapa bungkus kopi sachet dan beberapa keripik. Dan juga satu eskrim rasa durian favorit Alesha. Bahkan dengan tanpa malu, Alesha berjalan keluar sambil memakan eskrim-nya itu.

"Nih ATM Lo!" Ucap Alesha setelah duduk di samping Asher. Asher memang menunggu di mobil. Tapi yang jelas ATM cowok itu ikut bersama Alesha ke dalam. Jadi ketidak ikutan Asher masuk tidak akan menjadi masalah.

"Lo gak nawarin gue gitu? Mana beli pake duit gue lagi!"

"Mau?" Tanya Alesha menyodorkan eskrim-nya!"

"Enggak!" Jawab Asher sambil mengecek ponselnya sebab mendengar notifikasi pesan. Asher memang belum menjalankan mobilnya makanya Asher menyempatkan membalas pesan dari sang nenek yang ingin di bawakan martabak Bandung.

"Ya udah!" Balas Alesha santai tapi beberapa detik dari itu raut wajah santai Alesha tergantikan oleh raut wajah tegang tak kala matanya menatap seseorang yang sudah tiga tahun tidak pernah ia lihat wajahnya. Tidak banyak perubahan, dia masih sama seperti tiga tahun yang lalu. Alesha sangat mengenalinya. Wajah tegang atau lebih tepatnya terkejut yang Alesha tunjukkan disadari oleh Asher. Mata Asher mengikuti arah Padang Alesha. Dia tidak kalah terkejut saat melihat seorang pria yang mengenakan celana jins hitam dengan Hoodie yang berjalan ke arah parkiran yang Asher duga baru keluar dari cafe.




Alesha (TERBIT)Where stories live. Discover now