07. Talked

10K 1.3K 125
                                    

"Jangan mandi. Nanti kau kedinginan, kita akan terkurung di sini sampai besok." Kyungsoo tiba-tiba menyibakkan tirai di tempat mandi.

"Hei! Sopanlah sedikit!" hardikku keras.

Kyungsoo berdecak sebal. "Alah, lagipula kau 'kan pakai kimono."

"Ya tetap saja!"

"Lebih sopan mana melihat seorang pria tanpa baju dengan tatapan ingin menerkam?" tanya Kyungsoo sarkas.

Lidahku kelu. Tuhan.

"Alibi!" ucapku tak mau kalah.

"Apanya? Siapa?"

"Kau!"

Kyungsoo mendelik. "Astaga! Wanita ini!"

"Ya sudah! Awas, aku ingin pakai baju saja!" seruku. Ah! Emosiku meledak akhir-akhir inu.

"Dan lagi, kenapa bisa pintu ini sampai terkunci sih?!" gerutu Kyungsoo. Dia kembali menghampiri daun pintu, namun nihil. Pintu tak berkenan terbuka.

Sial, jika dia tahu aku yang membuatnya terkunci. Bisa habis organ tubuhku dimutilasi olehnya.

"M-mana aku tahu?" kataku gugup.

Aku segera mendudukan bokongku di kaca yang tembus pandang lansung ke arah halaman belakang, strukturnya yang padat sangat memungkinkan diriku untuk menyandarkan tubuhku, sekadar istirahat. Seraya menghela napas memikirkan cara agar bisa keluar dari sini.

Tak lama Kyungsoo datang. Dia dengan santai duduk di sampingku, masih dengan tanpa pakaian. Hanya saja, bagian dadanya yang arghh! Bidang itu kini tertutupi oleh handuk. 70% tertutup dan sisanya tentu saja terekspos oleh sorot mataku.

"Jaga matamu." Kyungsoo berkata demikian seolah dia tahu apa yang ada di pikiranku.

"Apanya?" elakku.

"Jangan memandangi tubuhku seperti wanita cabul," sahut Kyungsoo. "Itu membuatku merinding."

Entah kesetanan atau kerasuka. Tanganku memelesat seketika ke arah punggungnya.

"AAAAAA SAKIT!! LUNA!!! LEPAS!!" ringis Kyungsoo, aku mencubit sekeras yang aku bisa. Niat hati ingin membuat dia jera.

Aku melepas cubitan tadi.

"Bisakah sekali saja! Sekali saja kau tidak begitu kata ketus?" omelku. "Bisa?"

"Aku tahu, terima kasih. Aku memang tampan!" Kyungsoo tersenyum. "Tidak perlu sebegitunya."

"AAAAAAA HEI KAU! AKU INI AAAAA!!!" Kyungsoo kini bukan lagi meringis, tapi dia menjerit. Karena aku menjewer kupingnya.

"Minta maaf, aku atu tarik daun telinga ini sampai berpisah dari tempatnya?" ancamku, telinga Kyungsoo merah seperti tomat. Ada perasaan bersalah kala aku melakukan aksi KDRT ini. "Ayo minta maaf!"

"Ya sudah iya!" akhirnya Kyungsoo menyetujui. "Aku tampan, dan kau cabul hahaha."

Aku makin gencar dalam aksi memutuskan daun telinga Kyungsoo.

"O-oke o-ke! Iya, aku minta maaf!" seru Kyungsoo. "Puas?"

Aku menyeringai. "Yang tulus!"

Kyungsoo mendesah pasrah. "Lepaskan dulu."

"Tidak mau," tolakku cepat.

"Aku bilang lepaskan." Suara berat Kyungsoo bagai mantra bagiku. Dan seketika itu juga aku langsung melepaskan jeweranku.

Kyungsoo tersenyum. "Makasih."

"Mana kata maafnya?" selidikku.

"Kau 'kan sudah melepaskan jeweranmu. Itu artinya kau memaafkan aku, bukan?" kata Kyungsoo. "Sekarang kau lah yang harus minta maaf."

Mr. Cold is My Husband Where stories live. Discover now