11. Wrong Words

11.2K 1.2K 124
                                    

Cieee, kangen cieee

ⓛⓛⓛ

Aku bergegas ke lantai bawah sambil kesusahan menyeimbangkan laju langkahku, karena Kyungsoo menyarankan untuk menggunakan high heels. Padahal, aku ini Sekertaris. Yang lumrahnya berpakaian formal dan sopan.

Untungnya si Mata Bulat itu tidak menyuruhku untuk memakai pakaian yang macam-macam. Namun jika iya, matilah aku.

Kyungsoo berangkat terlebih dahulu karena ternyata Founder dari Vexa Group sudah menunggu daritadi. Yang membuatku berdecak sebal di kamar mandi. Tapi saat kupikir kembali, bakal aneh jika ada Bos yang satu kamar dengan Sekertaris. Jadi, akhirnya aku biarkan saja dia berangkat duluan.

Restoran privat di ujung Hotel tempatnya, itulah yang dikatan Kyungsoo tepat sebelum ia pergi meninggalkan aku terlebih dahulu.

Sumpah! Ingin rasanya aku mencekik leher Kyungsoo karena telah memberi aku perintah yang sangat tidak berfaedah.

Masa iya, aku diperintahkan untuk memakai syal??  Ini bahkan bukan musim dingin dan aku tampak seperti orang yang terkena cacar air karena berkeringat selagi leherku dibalut oleh syal yang maha gerah ini.

Di perjalanan, tak henti-hentinya aku merutuki atas apa yang terjadi beberapa puluh menit yang lalu. Kenapa aku bisa lepas kendali? Aku 'kan berniat memarahi, bukan untuk menikmati.

Bulu kudukku mendadak meremang saat mengingat momen yang menggelitik perut kala aku mengingatnya.

JANGAN SAMPAI TERJADI LAGI!!! HAH! TIDAK!

Aku bersumpah atas diriku sendiri. Untuk tidak melakukan apa yang tidak seharusnya aku lalukan. Katakanlah kami memang suami-istri. Tapi apa wajar kami melaksanakan kegiatan demikian sedang lagi-lagi tidak ada cinta di salah satu belah pihak?

Lucu, tapi tidak.

Akhirnya aku sampai di lapisan kaca tembus pandang. Di depannya dijaga ketat oleh 4 orang penjaga berotot kekar di tangannya.

Astaga, melihat otot itu aku jadi teringat Kyungsoo, ya, meskipun otot yang dia miliki tidak sebesar yang ada pada penjaga itu.

Tapi tetap saja, darahku berdesir tak karuan kala aku menyentuh otot tangan Kyungsoo perlahan.

Hentikan! Itu bukan termasuk kenangan yang patut disimpan dalam memori. Aku pun bingung, kenapa bisa aku lepas kendali seperti tadi.

"Permisi," kataku. "Apa beliau sudah di dalam?"

Si penjaga mengangguk, alih-alih menjawab ia hanya menggerakkan kepalanya ke atas dan ke bawah.

Apa dia robot?

Tapi tepat saat aku masuk, tangan penjaga itu menahan laju langkahku.

"Tanda pengenalnya tolong."

Setelah aku memberi tanda pengenalku. Dan dia hanya mengangguk dan mulai membuka pintu masuk.

Merasa diberi izin, aku segera melangkahkan kakiku untuk segera masuk ke dalam.

Dan ternyata di dalam kosong, tidak ada siapapun kecuali seorang pria yang duduk membelakangiku.

Dia nampak sedang menikmati hidangannya, dan sesekali menyesap gelas yang berisikan Anggur Merah di dalamnya.

Suara garpu dan sendok yang beradu menjadi satu-satunya suara yang melengking di ruangan ini.

Kuberanikan diri untuk menghampirinya.

"Permisi," kataku dan tanganku segera menyentuh pundaknya.

Mr. Cold is My Husband Where stories live. Discover now