12. Is He Jealous?

10.6K 1.3K 181
                                    

Aku terlalu gugup untuk membayangkan apa yang akan Kyungsoo lakukan saat dia sudah sampai di sini.

Mungkin aku merasa sedikit ringan tubuh karena sudah ganti baju dengan baju tidur. Tapi ya tetap saja, batinku sama sekali tidak bisa dibohongi kalau aku gelisah bukan main.

Jutaan pikiran tentang asumsi yang mungkin Kyungsoo lakukan padaku hinggap begitu saja, menimbulkan beberapa pikiran kotor juga pikiran yang membubung jauh. Misal, bisa aja dia menyiksaku, lalu dia kalap dan akhirnya membunuhku lalu mayatku ia buang ke tengah laut. Oh, tidak tidak, tidak.

Suhu udara semakin naik drastis kala telingaku mendengar suara gagang pintu yang terbuka.

Sekali lagi, mati aku.

"Oh, kau sampa!" aku menyambut Kyungsoo dengan ramah. "Mau minum? Minum apa?"

"Duduk." Kyungsoo memerintah.

Sontak aku duduk dengan gugup. Tanganku kurapatkan karena aku ketakutan bukan main saat tak sengaja menatap sorot matanya yang ... menakutkan.

"Um, begini. Kyungsoo. Aku bisa jelaskan." Aku membujuk.

"Tidak perlu." Mentah-mentah Kyungsoo menolak.

"Ini bukan seperti yang kau pikir," kataku mengajukan permohonan.

"Aku butuh penjelasan," sergah Kyungsoo.

"Tadi katanya tidak mau." Aku merengek.

"Ya sekarang aku mau," cecar Kyungsoo.

"Mau apa?"

"Penjelasan. "

"Tentang apa?"

"Tentang siapa yang kau temui di kolam."

Tahu dari mana dia aku sempat tercebur ke kolam?

"Maksudnya?"

"Kau bilang kau bertemu pria tampan 'kan? Siapa?"

Dengan spontan aku menjawab. " Leyo, memangnya ada apa? Aku pun baru mengetahui kalau pria tampan nan baik hati itu adalah Leyo."

Kyungsoo menggebrak meja. "Berani kau menyebut pria tampan di hadapanku, lihat saja!"

Aku terkesiap. Cukup terkejut oleh tindakannya yang terbilang tiba-tiba. "Kenapa?"

"Karena aku juga tidak pernah menyebut wanita cantik di hadapanmu."

Nyes, skak. Aku kalah kali ini.

"Kyungsoo tampan."

Kyungsoo terdiam. Air mukanya luntur karena terkejut.

"Kenapa? Katanya jangan sebut pria tampan di hadapanmu, tidak mau menggebrak meja lagi?"

Kyungsoo melirik ke arahku. "Ya itu satu pengecualian."

Dasar kardus!

"Omong-omong, soal 2 hari itu."

"Kita bicarakan nanti."

"Oh oke," sahutku sekenanya.

"Ah, Kyungsoo." Aku memanggil dirinya dan Kyungsoo pun langsung menoleh.

"Apa?

"Tentang kissmark ini. Benar kau yang ciptakan?"

"Mau aku perbanyak?"

Dadaku berdebar saat itu juga. Tanganku dingin tanpa sebab.

"Tidak, terima kasih. Aku hanya meminta penjelasan."

Mr. Cold is My Husband Where stories live. Discover now