29. Disturb

7.5K 1.2K 147
                                    

Kini aku benar-benar sudah di Seoul. Rasanya seperti 100 tahun lamanya aku tidak menginjakkan kaki di kota ini.

Aku turun dari mobil Leyo tepat beberapa menit lalu, sedari aku terdiam karena pertanyaan Leyo saat di mobil.

'Sepertinya ada yang lain antara kau dan Kyungsoo.'

Rahangku rapat saat itu juga. Dan aku hanya pura-pura mengantuk lalu tertidur, hei, bagaimana mungkin orang lain tidak menyangka yang tidak-tidak jika sikap Kyungsoo padaku saja tidak terlihat seperti bos kepada sekretaris.

Kini, berat langkahku untuk masuk ke dalam rumah besar yang baru saja Kyungsoo beli sebulan yang lalu.

Kubuka pintu dengan agak waspada. Mulanya, aku mengira pintu masih terkunci rapat karena mungkin, Kyungsoo belum pulang.

Namun dugaanku salah, pintu tidak terkunci sama sekali dan terlihat ada sepatu hitam kesukaan Kyungsoo.

Yang membuat aku sedikit lega adalah, tidak ada tanda-tanda keberadaan Hye Ri. Aku pun mulai masuk ke dalam.

"Aku pulang," kataku saat sampai di ruang tengah.

Tidak ada suara, hening dan kosong. Lalu saat aku menaruh koper di dekat pintu keluar, aku berjalan untuk mencari Kyungsoo. Dan saat kulihat, ternyata barang-barang yang Kyungsoo beli di Jeju sudah ada di meja depan TV.

Kapan datangnya??

"Kyung," panggilku. "Kau di dalam?"

Yang kudapatkan adalah suara makanan yang diaduk di atas wajan sehingga menimbulkan suara shh shh shh. Tanda orang sedang memasak.

Tidak sampai 5 langkah, aku melihat Kyungsoo sedang memasak. Tangannya lihai di atas kompor yang dibatasi oleh wajah merah terang dengan pinggiran hitam.

"Masak apa?" tanyaku penasaran sambil mendekati tubuh Kyungsoo.

"Oh! Kau sudah sampai?" Kyungsoo tiba-tib menoleh karena terkaget-kaget. Dan sumpah demi Tuhan, entah seberapa sering aku sakit hati olehnya. Saat dia memakai kacamata. Maka tamatlah aku.

Jujur, aku paling suka melihatnya memakai kacamata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jujur, aku paling suka melihatnya memakai kacamata. Terlihat berwibawa sekaligus menggemaskan, bahkan bukan sekali aku selalu mengulum senyum kala melihatnya saat mengenakan kacamata.

"Iya, baru saja sampai," kataku lalu berjalan semakin dekat padanya.

"Duduk," katanya. "Kau pasti lapar 'kan? Tunggu ya, aku sedang masak."

"Boleh kubantu?" tanyaku saat sudah di hadapannya.

Kyungsoo menggeleng. "Tidak."

"Kenapa kau menggemaskan sih?" aku berusaha merayunya dengan pujian.

Dan Kyungsoo hanya bisa tersenyum diam-diam.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mr. Cold is My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang