27. My Fault

7.7K 1.1K 217
                                    

Jadi, kalian tim mana nih?

LuDo?

LuLa?

LuYo?

Oh iya, udah siap sama Byan? Atau belum?

ⓛⓛⓛ

"Dua hari lagi kita menikah," ujar Lay santai.

Bukan main, sungguh tersentak aku oleh kata-kata pria China ini.

Bersamaan dengan itu. Sebuah pesan masuk.

Mr. Leyo: Luna, Kyungsoo dan Hye Ri bertengkar. Kebetulan aku sedang makan di Restoran Taman.

Lemas jantungku saat itu juga, aku tidak tahu akan seperti apa wajahku di matanya nanti. Maksudku Hye Ri.

Jujur, aku ingin datang ke sana. Ingin menjelaskan semuanya, juga ingin meluruskan segalanya. Tapi, Hye Ri adalah tipikal wanita yang buta saran saat marah. Dan mungkin hanya Kyungsoo yang dapat beradu argumen dengannya.

Oke, kita lupakan dulu topik itu. Dan mari beranjak pada Lay yang sedang berdiri girang sembari tersenyum narsis ke kaca di dalam lift.

"Lay," kataku pelan. "Kau bercanda 'kan?"

Dia menoleh. "Maksudmu??"

"Anu," kataku garuk kepala tak gatal. "Soal pernikahan itu."

"Oh!" teriaknya. "Tenang saja. Itu hanya gurauan kok. Aku hanya ingin bertemu denganmu. Um, apa ya? Kangen mungkin."

"Aku tahu kau tidak serius Lay." Aku berkata dengan nada tenang.

"Tapi kalau mau juga, aku tidak keberatan." Lay menolehkan kepalanya lalu berbalik lagi.

"Kita masih terlalu jauh untuk itu," ucapku enteng.

Lay lalu memundurkan tubuhnya dengan cara berjalan ke belakang tanpa membalikkan badan. "Kau tahu?"

"Apa?"

"Aku sebenarnya malas dekat-dekat denganmu," kata Lay. "Jantungku pasti selalu berdebar. Tapi satu sisi, aku juga tidak bisa tidak melihat wajahmu."

Tepekur aku mendengarnya.

"Hentikan Lay," kataku lemas.

"Hentikan apa? Mencintaimu? Jangan bercanda Luna." Lay berkata.

Untuk kali ini. Perkataan Lay memang sukses membuat aku jadi terbawa perasaan. As always, he can make my heart feel everything even when he doesn't do anything.

Tapi ada yang lebih penting yang harus aku pikirkan.

Hye Ri dan Kyungsoo.

Aku takut mereka bertengkar hebat hingga akhirnya berpisah, meski iya aku terkadang mengharapkan Kyungsoo menjadi milikku seutuhnya. Tapi kalau aku jadi perebut lelaki orang. Malah sungguh hina terdengarnya.

Tanpa sadar aku memegang tangan Lay gugup. Dan detik itu juga Lay yang menyadari perlakuanku langsung menggenggam tanganku seolah sudah paham.

"Lay," ucapku parau. "Aku takut."

Lay menoleh ke arahku. "Kenapa?"

Aku mengedikkan bahu. "Aku hanya takut."

Pintu lift terbuka. Dan aku pun ditarik oleh Lay masuk ke dalam lorong, tibalah kami di sebuah pintu bercat putih di ujung lorong.

Mr. Cold is My Husband Where stories live. Discover now